Ia terbang meliuk, menyalip,Â
mencari cintanya yang hilang didalam dimensi ruang, jarak dan waktuÂ
seribu tahun tinggal dalam pencarianÂ
hatinya selalu menitikan air kesedihanÂ
tak ada lagi suara parau tawanya.
surga baginya hanyalah fatamorganaÂ
yang memantulkan keping-keping impian tentang kebahagiaan Â
neraka adalah persinggahan untuk menitipkan harapan,
yang akan habis terbakar dalam sekejap,
lalu arangnya menyisakan sebuah pertanyaan untuk jiwanya,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!