Mohon tunggu...
anne rufaidah
anne rufaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas, Penyuka Jajan dan Jalan-Jalan

Menyukai hal bernuansa Humaniora, Budaya, Seni, dan Bersenang-senang dengan berbagai cara :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Jurus SKK Migas Tancap Gas Dongkrak Target Produksi

6 Agustus 2021   14:51 Diperbarui: 6 Agustus 2021   15:20 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.migashulujabar.co.id/wp-content/uploads/2021/01/Untitled-design-30-800x370.png

Seperti diketahui, SKK Migas menargetkan untuk peningkatan produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel minyak per hari (BPOD) serta gas alam sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030 mendatang. Sejumlah strategi pun disiapkan guna mencapai target tersebut.

Dalam Webinar bertajuk "Upaya Industri Hulu Migas Menggapai 1 Juta BPOD dan 12 Miliar BSCGD" yang diselenggarakan oleh SKK Migas beberapa waktu lalu, Kepala SKK Migas Dwi Sucipto menyebutkan, pihaknya menargetkan peningkatan produktivitas migas ini berdasakan Perpres No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum  yang telah menetapkan kerangka nasional. Dimana bauran energi dari sektor migas sekitar 50 persen di tahun 2020 menjadi 44 persen di tahun 2030.  Meski demikian, secara presentase kontribusi migas Indonesia diakuinya menurun, akan tetapi secara volume meningkat.

"Karena kebutuhan pasokan energi yang semakin meningkat, meskipun secara persentase menurun, namun kebutuhan pasokan dari Minyak Bumi dan Gas secara nominal makin membesar," ucap Dwi.

Beragam staretgi pun digencarkan SKK Migas guna memenuhi target tersebut. Sekretaris SKK Migas,  Taslim Z. Yunus mengungkapkan, ada 4 strategi yang diupayakan dalam peningkatan produksi migas. Pertama, dengan mengoptimalisasi lapangan eksisting yang sudah ada. Kontrbusi dari lapangan eksisting ini memang diakui Taslim, belum bisa menaikan produktivitas migas, namun dari eksisting ini bisa mengurangi laju penurunan produksi. Kedua, adanya transformasi sumber daya dari kotijen ke produksi. Meski dinilai belum secara signifikan menaikan produktivitas migas, akan tetapi hal ini cukup bisa memberikan kontribusi  selama ini.

Ketiga, dengan mempercepat chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) dimana hal ini bisa membantu menjaga dan meningkatkan kapasitas produksi migas nasional. Keempat, eksplorasi untuk menemuan besar yang dilakukan secara massif.

"Jika dilihat dari strategi pertama dan kedua, memang belum bisa meningkatkan produksi secara signifikan. Jadi ke depannya, kami berharap bisa memaksimalkan strategi ketiga dan keempat," ujar Taslim.

Di sisi lain soal gas, ia pun menilai bahwa strategi pertama dan kedua bisa menekan laju penurunan produksi gas. Menurutnya, banyak lapangan-lapangan gas yang sudah ditemukan namun belum bisa digarap secara maksimal. Bahkan, dari sekian banyak jumlah cekungan yang ada memang lebih banyak menghasilkan gas ketimbang minyak bumi.

"Perlu dibuatkan hub-hub dari kegiatan ekplorasi dan eksploitasi ini untuk mengembangkan cekungan-cekungan yang belum dieksplorasi saat ini," ucap Taslim.

Di tengah kondisi pandemi Covid-19, tidak serta merta membuat SKK Migas menurunkan produktivitasnya. Hal ini terlihat dari kontribusi SKK Migas pada Pemerintah yang terus meningkat dan bahkan melampaui target yang telah ditentukan.

Berdasarkan informasi yang tertera pada lama resmi www.skkmigas.go.id, sektor hulu migas memberikan kontribusi pada negara US$ 5,5 Miliar atau setara dengan Rp. 78, 2 Triliun, dan penerimaan ini merupakan 76,2 persen dari target penerimaan yang sebelumnya telah ditetapkan pada APBN 2021 yakni sebesar US$ 7,8 Miliar.

https://www.skkmigas.go.id/assets/aktivitas-utama.png
https://www.skkmigas.go.id/assets/aktivitas-utama.png

Taslim menyebutkan, dengan kondisi harga minyak dunia yang tengah meningkat, bisa mendorong mitra SKK Migas, yakni Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar manaikkan nilai investasinya. Dimana proyek-proyek yang sebelumnya ditinggalkan bisa segera direalisasikan, mengingat proyek ini memiliki keekonomian harga US$50 atau US$60 per barel.

Sementara itu, Sekretaris Migas Hulu Jabar (MUJ) Muhammad Sani mengatakan pihaknya memiliki program Ekplorasi dan Produksi Migas (E&P Migas) untuk mendukung tercapainya target SKK Migas di tahun 2030 mendatang. Melalui wawancara via surel dengan penulis, Sani menyebutkan pihaknya melakukan serangkaian program dalam peningkatan produksi migas di Jabar.

"Saat ini kami tengah menjalin kerjasama pengelolaan lapangan migas yang dikelola PT. Pertamina  EP di Jabar. Sejauh ini sudah menyatakan minat tersebut dan sedang dalam proses tender di Pertamina," kata Sani saat dihubungi Penulis via Whattsap.

Tak hanya itu, MUJ Jabar juga tengah melakukan optimalisasi sumur-sumur migas melalui penerapan teknologi EOR, dan untuk pilot project program ini dilakukan di Jambi. Sani juga mengungkapkan, pihaknya melakukan evaluasi sumur-sumur migas di Jabar beserta aplikasi teknologinya. Termasuk penyediaan Rig untuk pengeboran dan produksi migas.

https://www.migashulujabar.co.id/wp-content/uploads/2021/02/DJI_0190-1-1024x683.jpg
https://www.migashulujabar.co.id/wp-content/uploads/2021/02/DJI_0190-1-1024x683.jpg

Dalam proses bisnisnya, MUJ melalukan beberapa proses pengelolaan produksi migas diantaranya pengelolaan WK ONWJ (PI 10%) yang bekerja sama dengan PHE ONWJ, pengelolaan PLTMH CIrompang yang bekerja sama dengan PT Tirta Gemar RIpah, pengadaan Rig, pengadaan ketenagalistrikan (listrik premium), jasa konstruksi jaringan gas, serta distribusi gas bumi (LPG).

Berdasarkan rilis yang diunggah di website MUJ, dukungan produktivitas migas pun, tampak pada keberhasilan MUJ dalam meraih laba sebesar  Rp. 152 miliah di tahun 2020. Hal ini sekaligus menunjukan bahwa laba MUJ terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keberhasilan MUJ dalam mengembangkan bisnis selain usaha pengelolaan partisipasi interes (PI) di Wilayah Kerja Migas Offshore North West Java (ONWJ).

Dikutip dari laman website MUJ, Direktur Keuangan dan Umum MUJ Punjul Prabowo mengatakan bahwa keberhasilan mengembangan non-Participating Interest (Non-PI) mencapai 23 persen dari seluruh laba di tahun 2021.

Prabowo mengatakan laba tersebut tidak terlepas dari startegi bisnis yang dirancang pda Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan (RKAP) tahun 2020. Menurutnya, capaian kali ini melebihi ekspektasi 21 persen dari yang ditargetkan dalam RKAP tahun 2020.  Hal ini berarti ada peningkatan laba dari target kerja pada 2020 senilai Rp. 26 miliar.

"Meski tahun 2020 merupakan tahun Pandemi karena Covid-19, akan tetapi kami tetap berusana untuk menjaga produktivitas dalam menjalankan bisnis. Ada strategi yang kami jalankan untuk tetap bisa mencapai target, dengan memaksimalkan bisnis-bisnis MUJ," tandasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun