Tak hanya itu, ia pun banyak diundang menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan, media nasional maupun internasional mulai mengeskpose kegiatan-kegiatan Faisal. Bahkan dari banyaknya pameran lukisan bersama yang diikuti Faisal, akhirnya Faisal pun berkesempatan untuk bisa membuat Pameran Tunggal “Colour of Journey” di City of West Torrens, Kota Adelaide, Australia pada tahun 2017 silam. Kesempatan itu ia dapati saat menemani sang istri, Cucu Saidah, berkuliah lagi di Kota Adelaide.
“Selama di Adelaide saya juga berkesempatan ikut pameran di acara Amnesty Internasional dan apresiasi negara lain sangat bagus. Baru setelahnya, saya buat pameran tunggal, dan dari sekitar 22 lukisan yang dipamerkan, lebih dari setengahnya terjual. Saya sendiri tidak menyangka hal itu. Senang luar biasa, karena saya bisa menggelar pameran tunggal pertama saya di luar negeri. Ini jadi penyemangat saya untuk terus lebih baik dalam berkarya,” tutur Faisal.
Ia menuturkan, pameran tunggalnya adalah sebuah cermin perjalanan hidup Faisal sejak dulu hingga kini. Berawal dari ketidakpercayaan diri akan kondisi fisiknya, diskriminasi atas potensi yang tak pernah dilirik orang, hingga akhirnya bangkit dan yakin akan kemampuan. Faisal berhasil membuktikan bahwa segala keterbatasan fisik tak lekas menjadi keterbatasan intelektual.
“Saya yakin, jika kita berusaha dan sungguh-sungguh menjalani apa yang kita senangi maka hal itu juga akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk kita nanti,” pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H