Mohon tunggu...
Ananda Amany FS
Ananda Amany FS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bhayangkara Jakarta Raya

Makanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial menjadi Sarana Kampanye jelang Pemilu 2024

13 Januari 2024   22:08 Diperbarui: 13 Januari 2024   22:14 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial telah menjadi sarana kampanye yang kuat dan efektif menjelang Pemilu 2024. Keuntungan jangkauan luas, interaksi dua arah, targeting yang akurat, dan keterlibatan pemilih yang lebih besar menjadikannya pilihan utama bagi para kandidat dan partai politik. Namun, penggunaan media sosial juga harus diimbangi dengan tanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang akurat dan terverifikasi, serta memastikan inklusi dan dialog yang sehat dengan pemilih yang beragam. Dengan memanfaatkan potensi media sosial secara efektif dan bijaksana, kampanye politik dapat mencapai hasil yang positif dan memberikan kontribusi yang berarti dalam proses pembentukan opini dan pilihan politik masyarakat.

Tinjauan Pustaka 

Dalam penelitian Mikhael Yulius Cobis dan Udi Rusadi tahun 2023 membahas pemanfaatan media sosial sebagai alat kampanye politik dan dampaknya terhadap peluang menang dalam pemilu. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial oleh partai politik mempunyai dampak yang signifikan terhadap hasil pemilu. Namun penggunaan media sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti penyebaran berita palsu dan konflik online. Oleh karena itu, penelitian memberikan wawasan berharga mengenai penggunaan media sosial oleh partai politik dan dampaknya terhadap demokrasi elektronik dan partisipasi warga negara dalam proses politik.

Penelitian lain oleh DedenFahruji dan Atef Fahrudin (2023) menunjukkan bahwa partai politik dan politisi menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok dalam kampanye politiknya menjelang pemilu 2024. Partai Gerindra dominan di Facebook, Instagram, dan Twitter, serta PDI Perjuangan dominan di TikTok. Prabowo Subianto memiliki pengikut terbanyak di Facebook, Ganjar Pranowo di Instagram, Anies Baswedan di Twitter, dan Ganjar Pranowo kembali bersinar di TikTok. Bagi Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto khususnya, Instagram telah menjadi platform penting untuk membangun citra politik.

Selain itu, Munadi (2023) membahas tentang perubahan perilaku politik generasi milenial dan generasi Z pada masa pemilu Indonesia. Media massa diyakini berperan penting dalam membentuk opini publik, namun juga bisa menjadi sumber narasi kebencian. Untuk menjamin keadilan pemilu 2024 dan integritas demokrasi kita, diusulkan langkah-langkah pencegahan seperti pendidikan kewarganegaraan yang berkualitas tinggi. Penelitian ini memberikan rekomendasi yang berguna untuk meningkatkan partisipasi demokratis pemuda Indonesia.

Berdasarkan tijauan pustaka diatas, dapat disimpulkan Pemanfaatan media sosial dalam kampanye politik berdampak pada peluang kemenangan dalam pemilu, menurut penelitian. Penggunaan media sosial dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya penyebaran berita palsu dan konflik online. Partai politik dan politisi memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok dalam kampanye politik menjelang pemilu 2024. Untuk menjaga keadilan pemilu 2024 dan integritas demokrasi, ada usulan langkah pencegahan seperti tingkatkan pendidikan kewarganegaraan.

Metode

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian Kualitatif Deskriptif yang memerlukan Tinjauan Literatur. Metode penelitian kualitatif deskriptif tinjauan literatur adalah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk memahami dan menggambarkan fenomena atau topik tertentu dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan literatur yang relevan. Metode ini melibatkan tinjauan literatur yang komprehensif dan pemahaman mendalam tentang penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di bidang yang sama.    

Hasil dan Pembahasan

Menjelang pemilu 2024, peran media sosial sebagai sarana kampanye politik semakin penting dan penting. Media sosial sendiri telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan telah menjadi platform yang kuat untuk mengkomunikasikan pesan kampanye kepada calon pemilih. Dengan jutaan pengguna yang aktif pada berbagai platform media sosial, kandidat politik kini memiliki akses  luas untuk berinteraksi langsung dengan pemilih, mempromosikan visi dan program mereka, serta membangun kesadaran dan dukungan. Media sosial memungkinkan kandidat politik  menjangkau pemilih dari berbagai latar belakang dan wilayah secara efektif.

Dengan menggunakan algoritme canggih dan kemampuan segmentasi yang tepat, kandidat dapat menargetkan audiens tertentu yang sesuai dengan profil pemilih yang mereka tuju. Misalnya, para kandidat dapat menentukan usia, jenis kelamin, lokasi geografis, minat, atau preferensi politik tertentu untuk memastikan pesan kampanye tersebut menjangkau para pemilih yang paling relevan dan berpotensi mendukung kandidat tersebut.

Dalam hal ini, media sosial menawarkan keunggulan yang signifikan dibandingkan  saluran tradisional seperti televisi dan iklan  cetak. Meskipun iklan tradisional cenderung diproduksi secara massal dan kurang tepat sasaran, media sosial memungkinkan kandidat politik untuk mengirimkan pesan yang lebih pribadi dan relevan kepada calon pemilih.

Hal ini memungkinkan kandidat untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pemilih, menanggapi kebutuhan dan kekhawatiran mereka, dan mendapatkan dukungan yang lebih kuat. Selain itu, media sosial juga memungkinkan interaksi langsung dan real-time antara kandidat politik dan pemilih. Pemilih dapat memberikan tanggapan, mengajukan pertanyaan, dan menanyakan kandidat secara langsung  melalui komentar, pesan pribadi, atau siaran langsung.

Hal ini memberikan kandidat kesempatan  untuk menanggapi permintaan dan kekhawatiran pemilih dengan cepat dan transparan, membangun kepercayaan dan meningkatkan keterlibatan. Selain itu, media sosial  memungkinkan kandidat politik menggunakan konten visual yang menarik seperti gambar, video, dan infografis. Konten yang menarik secara visual dapat menjadi viral dan menjangkau khalayak yang lebih luas, sehingga meningkatkan visibilitas kandidat dan pesan kampanye mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun