Mohon tunggu...
Annchi Huang Jin
Annchi Huang Jin Mohon Tunggu... -

Seorang wanita perfeksionis yang melankolis dan menyukai warna kuning keemasan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perkenalan Pertama

1 Oktober 2011   18:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:26 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat Pak.. anak bapak perempuan.. seorang malaikat cantik dari surga.. selamat ya Pak.." Begitu kira - kira kalimat yang diingat  Ibuku saat setelah melahirkanku.. Ibuku tersenyum dan kelelahan karena aku menguras energinya selama hampir 4 jam. Ibuku bilang ayahku sangat bahagia saat itu.. menangis sambil menggendongku yang sudah di balut oleh selimut hangat, ayahku menggendong diriku menuju ibuku untuk diberikan asi. Ayahku berkata "Bu, mau dikasih nama siapa anak kita ini?" dengan kepayahan ibuku menjawab "terserah bapak saja.." ayahku tersenyum, "kalau begitu, kita kasih nama Annchi Huang Jin saja ya bu.." Ibuku tersenyum sambil mengelus kepalaku di dadanya yang sedang mengenal detak jantungnya "Annchi, nama yang cantik.." jawab ibuku. Annchi Huang Jin, aku masih ingat ayahku pernah berkata bahwa arti namaku adalah "bidadari cantik yang berkilau kuning keemasan" Ayah berharap aku tumbuh menjadi seorang wanita cantik yang selalu menceriakan lingkungan disekitarku. Saat usiaku menginjak 7 tahun, aku sudah tidak pernah menemukan ayah di rumah, akupun bertanya pada ibuku, "Bu, ayah kemana? Annchi mau main sama ayah.." "Ayah sedang pergi keluar kota sayang, main sama ibu dulu yah.." jawab ibuku sambil menggendongku dan mengajakku bermain. Di ulang tahunku yang ke 8, 8 agustus  1993, ibu tak menyiapkan pesta untukku, Ibu hanya memberikanku 1 buah donat kesukaanku dengan lilin di atasnya bertuliskan angka 8. Ibu memberikanku hadiah halo berwarna kuning, tongkat peri, dan sebuah kalung dengan bidadari bersayap kuning menjadi bandulnya. Malamnya, Ibu menceritakanku tentang dunia langit sebagai pengantar tidurku.  Ibu menceritakan begitu indahnya dunia peri itu, lalu menceritakan dunia malaikat yang terdengar sangat damai. akupun bertanya pada Ibuku. "Ibu, bidadari itu apa sih bu?" tanyaku "Bidadari itu wanita cantik yang dikagumi makhluk lainnya, tidak hanya cantik parasnya, tetapi hatinya juga.. pokoknya spesial deh.. Dia juga punya sayap yang indah sekali untuk terbang kemanapun hatinya mau.." jawab ibuku dan aku bertanya lagi "bidadari punya ayah gak bu?" Ibuku hanya tersenyum, dan mengecup dahiku sambil berkata "bobo ya Annchi sayang, besok kan kita mau renang.. selamat ulang tahun sayang.." saat ibuku beranjak bangun, aku menarik tangannya dan bertanya "Ibu, Annchi bisa ketemu bidadari gak?" Ibu menjawab "Annchi cukup bercermin aja.. Annchi kan bidadari Ibu.." jawab ibuku sambil kembali mencium kening dan meninggalkanku untuk tidur *** Setelah aku merayakan ulang tahunku yang ke 14 tahun tanpa Ayah, aku terbangun di pagi hari.. Dan melihat ibu sedang berdoa dengan khusuknya, tak berani ku ganggu doanya hanya untuk minta uang jajan. "Tuhan.. kuatkan hatiku untuk Annchi Tuhan.. Berikan selalu lindungan kepada kami berdua Tuhan.. Juga kepada ayah Annchi yang entah ada dimana pagi ini.. Jaga selalu kesehatan kami bertiga Tuhan.. Maafkan kesalahan - kesalahan ayah Annchi selama ini yang meninggalkan kami tanpa kabar Tuhan.. Bukalah jalan pikirannya, ingatkanlah dia kembali jika dia memiliki seorang bidadari yang merindukannya di rumah, Annchi Huang Jin, anak semata wayangnya Tuhan.. Amen.." Meneteslah airmataku.. Tuhan.. ternyata ayah bukan meninggal seperti dugaanku.. ternyata dia meninggalkanku berdua bersama Ibu yang harus susah payah membuatkan makanan kecil untuk aku bawa ke sekolah.. dan aku kembali ke kamarku untuk berdoa pada Tuhan "Tuhan, perkenalan pertamaku dengan ayahku adalah kebahagiannya yang menjalar kedalam diriku, lalu dia memberikanku nama yang sangat indah.. Kembalikan Ayahku Tuhan.. Kuatkan hati Ibu untukku.. aku mencintaimu Tuhan.." Kuusap mataku yang menitikkan air mata dan aku langsung keluar kamar,kulihat ibu sudah sibuk memasukkan jualannya.. langsung kupeluk ibuku dari belakang "Ibu, Annchi sayang Ibuuuuuuuu...."

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun