Mohon tunggu...
Munawaroh
Munawaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

kita mahasiswi yang ingin lekas selesai tugas tugasnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Gen Z

21 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 21 Maret 2024   13:13 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemajuan teknologi informasi telah membawa beberapa perubahan dalam masyarakat.

Kemunculan media sosial memungkinkan terjadinya pergeseran dalam masyarakat umum,

budaya, dan norma-norma yang ada. Indonesia, dengan jumlah penduduk yang sangat besar

dan terdiri dari berbagai macam budaya, ras, dan agama, memiliki potensi yang sangat besar

untuk terjadinya perubahan sosial. Hampir seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses dan

menggunakan media sosial sebagai salah satu alat utama untuk mengumpulkan dan

menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.

Media sosial didefinisikan oleh Andreas Kaplan dan Michael Haenlein sebagai "sebuah

kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas prinsip-prinsip teknologi Web 2.0

dan ideologi, yang memungkinkan penciptaan dan berbagi konten yang dibuat oleh para

pengguna."

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, masa

ini dianggap sebagai masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama dalam

pembentukan kepribadian individu (Irwanto, 1994). Masa remaja sangat dipengaruhi oleh

lingkungan khususnya lingkungan sosial teman sebaya. Teman memegang peranan penting

dalam perkembangan remaja. Pada awal masa remaja, remaja menikmati persahabatan yang

jumlahnya lebih kecil namun lebih dalam dan intim dibandingkan pada masa kanak-kanak.

Ada remaja yang ingin terkenal, ada pula orang tua yang melindungi anaknya agar

terhindar dari penolakan dan memperbesar peluang anaknya menjadi terkenal. Peneliti

menemukan bahwa remaja populer bersifat suportif, mau menjadi pendengar yang baik,

menjaga komunikasi terbuka yang baik dengan teman, ceria, bertingkah laku seperti dirinya

sendiri, menunjukkan antusiasme, kasih sayang dan perhatian terhadap orang lain, serta

percaya diri tanpa bersikap sombong (Hartup 1983). Kondisi ini membuat remaja senang

berinteraksi dengan orang lain melalui jejaring sosial karena bertemu dengan orang-orang yang

belum mereka kenal namun dapat memberikan kontribusi menenangkan jiwa dibandingkan

harus berbicara dengan orang tua.

Jejaring sosial sepertinya sudah menjadi sebuah kecanduan bagi masyarakat, terutama

bagi kalangan remaja. Remaja masa kini identik dengan gawai yang mereka gunakan hampir

24 jam sehari. Beberapa media sosial yang paling sering digunakan oleh remaja adalah Tik

Tok, Facebook, Twitter, Youtube, Instagram dan Line. Memang benar, jejaring sosial

mempunyai kelebihan dan manfaat tersendiri bagi penggunanya, serta memberikan kemudahan

yang membuat remaja betah berlama-lama.

Peran sekolah dan keluarga sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

remaja sebagai generasi muda, generasi penentu masa depan Indonesia. Sebab salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas.

“Manusia yang baik terbentuk melalui pendidikan karakter dan karakter masyarakat

terbentuk sejak kecil di lingkungan keluarga. Kita tidak bisa menghindari media sosial, namun

kita harus menggunakannya dengan benar, bijak dan terkendali dalam kehidupan sehari-hari.

Dr Harisson, Mr Kes mengatakan “Jadilah mahasiswa yang cerdas, cakap, sehat, beretika,

kreatif, inovatif dan sukses sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.”

Tentu penggunaan media sosial ini berpengaruh pada pembentukan karakter remaja

terutama gen Z. Media sosial memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari

karena dapat memfasilitasi interaksi antara orang-orang yang tidak terlalu dekat satu sama lain

dalam hal ruang dan waktu. Oleh karena itu, dengan adanya media sosial, Gen Z dapat

berkomunikasi tidak hanya secara tatap muka, tetapi juga secara virtual. Fenomena ini dapat

dilihat dari gaya komunikasi media mereka yang menjadi lebih santai ketika mulai berinteraksi

dengan orang baru melalui media sosial dan ruang virtual lainnya. Hal ini sangat berbeda

dengan generasi sebelumnya yang lebih senang menjaga hubungan dengan orang yang lebih

tua dan membentuk ikatan sosial dengan orang lain.

 Namun, penggunaan media sosial bagi Gen Z ini juga memiliki beberapa kekurangan,

seperti suka suatu hak yang instan, hal ini membuat gen Z tidak berusaha secara serius dalam

mendapatkan apa yang diinginkan, gen Z juga memiliki kecenderungan menjadi kecanduan

gadget dan internet, kurang disiplin dalam melakukan hal-hal kecil, serta memiliki pola pikir

yang menyimpang.

 Oleh karena itu, dalam penggunaan media sosial Gen Z perlu memperhatikan

penggunaannya dengan bijak, karena sejatinya penggunaan media sosial yang baik dan benar

akan mengantarkan kita pada sesuatu yang baik pula. Sebaliknya, penggunaan media sosial

yang tidak bijak akan mengantarkan kita pada hal-hal yang buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun