Kemajuan teknologi informasi telah membawa beberapa perubahan dalam masyarakat.
Kemunculan media sosial memungkinkan terjadinya pergeseran dalam masyarakat umum,
budaya, dan norma-norma yang ada. Indonesia, dengan jumlah penduduk yang sangat besar
dan terdiri dari berbagai macam budaya, ras, dan agama, memiliki potensi yang sangat besar
untuk terjadinya perubahan sosial. Hampir seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses dan
menggunakan media sosial sebagai salah satu alat utama untuk mengumpulkan dan
menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.
Media sosial didefinisikan oleh Andreas Kaplan dan Michael Haenlein sebagai "sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas prinsip-prinsip teknologi Web 2.0
dan ideologi, yang memungkinkan penciptaan dan berbagi konten yang dibuat oleh para
pengguna."
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, masa
ini dianggap sebagai masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama dalam
pembentukan kepribadian individu (Irwanto, 1994). Masa remaja sangat dipengaruhi oleh
lingkungan khususnya lingkungan sosial teman sebaya. Teman memegang peranan penting
dalam perkembangan remaja. Pada awal masa remaja, remaja menikmati persahabatan yang
jumlahnya lebih kecil namun lebih dalam dan intim dibandingkan pada masa kanak-kanak.
Ada remaja yang ingin terkenal, ada pula orang tua yang melindungi anaknya agar
terhindar dari penolakan dan memperbesar peluang anaknya menjadi terkenal. Peneliti
menemukan bahwa remaja populer bersifat suportif, mau menjadi pendengar yang baik,
menjaga komunikasi terbuka yang baik dengan teman, ceria, bertingkah laku seperti dirinya
sendiri, menunjukkan antusiasme, kasih sayang dan perhatian terhadap orang lain, serta
percaya diri tanpa bersikap sombong (Hartup 1983). Kondisi ini membuat remaja senang
berinteraksi dengan orang lain melalui jejaring sosial karena bertemu dengan orang-orang yang
belum mereka kenal namun dapat memberikan kontribusi menenangkan jiwa dibandingkan
harus berbicara dengan orang tua.
Jejaring sosial sepertinya sudah menjadi sebuah kecanduan bagi masyarakat, terutama
bagi kalangan remaja. Remaja masa kini identik dengan gawai yang mereka gunakan hampir
24 jam sehari. Beberapa media sosial yang paling sering digunakan oleh remaja adalah Tik
Tok, Facebook, Twitter, Youtube, Instagram dan Line. Memang benar, jejaring sosial
mempunyai kelebihan dan manfaat tersendiri bagi penggunanya, serta memberikan kemudahan
yang membuat remaja betah berlama-lama.
Peran sekolah dan keluarga sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
remaja sebagai generasi muda, generasi penentu masa depan Indonesia. Sebab salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas.
“Manusia yang baik terbentuk melalui pendidikan karakter dan karakter masyarakat
terbentuk sejak kecil di lingkungan keluarga. Kita tidak bisa menghindari media sosial, namun
kita harus menggunakannya dengan benar, bijak dan terkendali dalam kehidupan sehari-hari.
Dr Harisson, Mr Kes mengatakan “Jadilah mahasiswa yang cerdas, cakap, sehat, beretika,
kreatif, inovatif dan sukses sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.”
Tentu penggunaan media sosial ini berpengaruh pada pembentukan karakter remaja
terutama gen Z. Media sosial memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari
karena dapat memfasilitasi interaksi antara orang-orang yang tidak terlalu dekat satu sama lain
dalam hal ruang dan waktu. Oleh karena itu, dengan adanya media sosial, Gen Z dapat
berkomunikasi tidak hanya secara tatap muka, tetapi juga secara virtual. Fenomena ini dapat
dilihat dari gaya komunikasi media mereka yang menjadi lebih santai ketika mulai berinteraksi
dengan orang baru melalui media sosial dan ruang virtual lainnya. Hal ini sangat berbeda
dengan generasi sebelumnya yang lebih senang menjaga hubungan dengan orang yang lebih
tua dan membentuk ikatan sosial dengan orang lain.
Namun, penggunaan media sosial bagi Gen Z ini juga memiliki beberapa kekurangan,
seperti suka suatu hak yang instan, hal ini membuat gen Z tidak berusaha secara serius dalam
mendapatkan apa yang diinginkan, gen Z juga memiliki kecenderungan menjadi kecanduan
gadget dan internet, kurang disiplin dalam melakukan hal-hal kecil, serta memiliki pola pikir
yang menyimpang.
Oleh karena itu, dalam penggunaan media sosial Gen Z perlu memperhatikan
penggunaannya dengan bijak, karena sejatinya penggunaan media sosial yang baik dan benar
akan mengantarkan kita pada sesuatu yang baik pula. Sebaliknya, penggunaan media sosial
yang tidak bijak akan mengantarkan kita pada hal-hal yang buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H