Kini hampir setiap kegiatan sehari-hari manusia berkaitan dengan media. Empat puluh tahun yang lalu media merupakan salah satu aspek yang dari kehidupan manusia yang penting, namun siapa yang menyangka kini media adalah kehidupan itu sendiri?
Setiap kegiatan manusia akan berkaitan dengan media. Mulai dari persebaran informasi interpersonal, kegiatan belanja, hingga kegiatan-kegiatan sosial yang dulu tidak memerlukan media khusus seperti kegiatan komunitas, reuni, hingga kencan. Kegiatan manusia mengalami transisi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari media dengan adanya kemunculan new media atau media baru.
Banyak definisi yang menjelaskan apa yang disebut dan diklasifikasikan sebagai media baru. Namun definisi media baru yang paling populer adalah media yang berbasis teknologi digital. Media yang disebut sebagai media baru memiliki perbedaan dengan media lama dari mediumnya. Medium pada media baru memiliki basis teknologi digital yang kerap kali dikaitkan dengan internet dan tidak terlepas dari peran internet.
Contoh media baru yang paling nyata dan dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah dengan adanya penggunaan sosial media. Kebanyakan orang kini mendapatkan informasi melalui berbagai sosial media yang mereka miliki, dan berinteraksi dengan orang lain menggunakan sosial media dengan frekuensi yang menengah hingga dalam frekuensi yang tinggi.
Setiap orang dapat dengan mudah menyampaikan pendapat, mendapatkan informasi, dan mengintepretasikan informasi yang ia dapatkan melalui media baru. Masyarakat kini tidak lagi hanya berperan sebagai pihak yang mendapatkan informasi dan pasif.
Kini masyarakat menjadi lebih aktif dan lebih kritis menanggapi berbagai kebijakan dengan berbagai gagasan yang logis. Dengan adnaya media baru maka muncul juga produk jurnalisme yang dibuat oleh masyarakat dan bukan dari media yang disebut sebagai jurnalisme warga. Â
Jurnalisme warga membuat peran media menjadi tergeser dari sumber utama informasi utama yang didapatkan masyarakat menjadi penyalur informasi semata atau hanya sebagai fasilitator pendapat yang diberikan oleh masyarakat.
Dalam jumlah yang besar ini kemudian memengaruhi iklim di dalam media dan struktur di dalam media. Banyak media konvensional yang tidak bisa menyesuaikan dengan adanya kecenderungan media baru ini akirnya gulung tikar. Di sisi lain terdapat banyak media baru yang kini eksis merupakan bentuk perluasan dari media analog. Contohnya adalah surat kabar Kompas yang kini juga memiliki Kompas.com dan Kompasiana.
Kini setiap orang bisa menyampaikan pendapatnya kepada otoritas dengan lebih mudah dan cepat. Selain interaksi antara pemegang kekuasaan dan masyarakat yang lebih cepat dan mudah, jawaban yang diberikan oleh pihak yang berwenang juga dapat dengan cepat diterima kembali.
Kita dapat dengan mudah membuat tweet dan memention pihak yang duduk di pemerihntahan dan terdapat kemungkinan kita akan diberikan jawaban langsung.
Orang yang berlokasi di berbagai belahan dunia dapat dengan mudah menyetujui dan menandatangani petisi yang diajukan secara online. Berbagai kebijakan telah dijalankan dengan demokrasi dengan adanya dukungan masyarakat dalam petisi online. Salah satunya adalalah petisi di change.org untuk menolak RUU Permusikan di Indonesia yang tidak jadi disahkan beberapa saat yang lalu.
Selain itu, jika masyarakat kurang mendapatkan literasi yang baik akan sangat rawan terdapat berbagai kata-kata yang mengandung pernyataan kebencian dan pernyataan-pernyataan yang memiliki pengaruh negatif lainnya yang tersebar namun sebenarnya tidak layak untung tayang secara publik.
Ini dikarenakan pada media baru khususnya internet tidak memiliki gate keeper atau penyaring informasi yang memadai seperti pada media konvensional.
Media baru dengan segala kedinamisan yang tidak bisa terpisahkan darinya dapat memberikan manfaat yang luar biasa untuk masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia dan dapat menjadi salah satu pendukung utama dalam pelaksanaan demokrasi. Namun untuk mencapai semua itu diperlukan literasi mengenai media digital yang matang bagi setiap warga negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H