Berita Perencanaan Intervensi dan Intervensi di Kelurahan Wirolegi
Perencanaan Intervensi di Kelurahan Wirolegi
Jember, 29 Mei 2024 -- Mahasiswa kelompok 2 dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Jember telah melaksanakan kegiatan perencanaan intervensi di Kelurahan Wirolegi. Kegiatan ini bertujuan untuk menangani masalah stunting dan pernikahan dini yang cukup tinggi di wilayah tersebut.
Dalam tahap perencanaan ini, kelompok 2 melakukan studi banding dengan dua kelurahan, yaitu Kelurahan Sumbersari dan Kelurahan Tegal Gede, untuk memperoleh informasi mengenai program-program penanganan stunting dan pernikahan dini yang telah berjalan. Studi banding ini menghasilkan berbagai ide yang kemudian dirumuskan dalam sebuah modul program.
Diskusi kelompok (FGD) juga dilakukan dengan warga setempat untuk mengidentifikasi kendala yang ada dan menentukan langkah-langkah intervensi yang akan diambil. Kelompok 2 menyusun program penanaman pohon kelor sebagai salah satu solusi, dengan harapan dapat meningkatkan asupan gizi ibu hamil dan anak-anak. Program ini dinamakan "Satu Rumah Satu Kelor", di mana setiap rumah diharapkan menanam pohon kelor yang kaya nutrisi.
Annaastia Ariqoh, salah satu anggota kelompok 2, menyatakan, "Kami berharap dengan adanya modul program ini, masyarakat dapat lebih mandiri dan bijak dalam menangani masalah stunting dan pernikahan dini."
Pelaksanaan Intervensi di Kelurahan Wirolegi
Jember, 5 Juni 2024 -- Setelah melalui tahap perencanaan, kelompok 2 mahasiswa dari Universitas Jember mulai melaksanakan intervensi di Kelurahan Wirolegi. Intervensi ini dimulai dengan sosialisasi program kepada warga lingkungan sasaran untuk memberikan pemahaman dan persiapan sebelum pelaksanaan program utama.
Tahap pertama intervensi dilakukan pada 5 Juni 2024 dengan kegiatan penanaman pohon kelor di lingkungan Kaliwining dan Sumber Rejo. Warga setempat bersama ketua TPK berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan semangat. Penanaman pohon kelor ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam pemenuhan gizi yang dibutuhkan untuk mencegah stunting.
Kegiatan intervensi ini tidak hanya fokus pada penanaman pohon kelor, tetapi juga melibatkan edukasi mengenai pentingnya gizi tambahan untuk anak-anak dan pentingnya menghindari pernikahan dini.
Evaluasi dari pelaksanaan program ini akan dilakukan untuk memastikan efektivitas dan mencari masukan dari warga setempat serta ketua TPK. Hasil dari evaluasi akan digunakan untuk menyempurnakan modul program yang telah disusun, sehingga dapat diterapkan lebih luas di masa depan.
Annaastia Ariqoh menyampaikan, "Kami berharap program ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kelurahan Wirolegi dan membantu mengurangi angka stunting serta pernikahan dini di wilayah ini.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pada 10 Juni 2024, evaluasi program dilakukan dengan pihak TPK dan Kelurahan Wirolegi. Ketua TPK memberikan masukan yang konstruktif untuk perbaikan program di masa mendatang. Sementara itu, pihak kelurahan memberikan apresiasi dan dorongan kepada para mahasiswa untuk terus berkontribusi dalam kegiatan sosial semacam ini.
Dengan adanya program intervensi ini, diharapkan masalah stunting dan pernikahan dini di Kelurahan Wirolegi dapat ditangani dengan lebih baik, dan menjadi contoh bagi wilayah lain untuk menerapkan program serupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H