Mohon tunggu...
annastasya tasya
annastasya tasya Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Literasi

Hobby travelling dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terperangkap

27 Oktober 2022   10:25 Diperbarui: 27 Oktober 2022   10:58 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari media indonesia.com

Sesak dan pengap kurasakan saat perlahan kuhela nafas beratku

Di balik jeruji kehidupan yang membelenggu jasadku

Lilitan dan cengkraman kuatmu

Tak mampu melepas imajinasiku yang turut terbelenggu

Namun dengan keberanian yang tersisa 

Dengan nafas yang tersengal-sengal 

Ku mencari jalan menuju terang 

Debar ketakutan masih tersisa

Walau jejakmu telah tersapu

Oleh kerasnya angin

Menghapus debu yang melekat di kursi coklat

Tempatmu bertahta sesaat

Diam kuterpaku

Arus deras dalam imajinasiku

mencoba terus mengalir di sela-sela bebatuan

Aku yakin ada titian yang akan membawa kita pada kebebasan

Walau harus babak belur dan penuh luka

Ku yakin jalan itu masih ada

Official Desk, 27/10/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun