Mohon tunggu...
Annas Solihin
Annas Solihin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mewujudkan Budaya Zero Waste di Surabaya: Temuan dan Rekomendasi dari Penelitian Terkini

7 Oktober 2024   19:17 Diperbarui: 7 Oktober 2024   22:16 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya, 16 September 2024 – Dalam upaya mengatasi masalah sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah, sebuah presentasi dari Annas Solihin, S.Pd. dari https://s2dikdas.fip.unesa.ac.id/ penting mengenai penerapan budaya Zero Waste di Surabaya digelar hari ini. Penelitian yang dipresentasikan ini mengkaji penerapan budaya Zero Waste di Pasar Tradisional Citraland Fresh Market, revitalisasi Bank Sampah Dinoyo Keputran, dan implementasi etnopedagogi berkelanjutan di SDN Keputran I. Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan progres yang telah dicapai, tetapi juga tantangan yang masih perlu diatasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Masalah sampah merupakan isu global yang juga dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia, termasuk Surabaya. Peningkatan populasi dan urbanisasi telah menyebabkan lonjakan jumlah sampah, terutama sampah plastik. Dalam konteks ini, penerapan budaya Zero Waste menjadi salah satu solusi untuk mengurangi limbah dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi konsep Zero Waste dalam berbagai aspek, mulai dari pasar tradisional hingga lembaga pendidikan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumentasi di tiga lokasi utama: Pasar Tradisional Citraland Fresh Market, Bank Sampah Dinoyo Keputran, dan SDN Keputran I. Para peneliti melakukan wawancara dengan pedagang, pengelola pasar, masyarakat, serta guru dan siswa di SDN Keputran I.

A. Penerapan Budaya Zero Waste di Pasar Tradisional Citraland Fresh Market

Pasar Tradisional Citraland Fresh Market menjadi contoh nyata dari penerapan konsep Zero Waste di Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian:

Partisipasi Pedagang dan Konsumen: Banyak pedagang di pasar ini telah menyadari pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kebijakan pasar yang melarang penggunaan kantong plastik telah mendorong pedagang untuk menggunakan tas belanja yang dapat digunakan kembali. Selain itu, banyak pedagang yang mulai mengemas produk dalam kemasan ramah lingkungan, seperti daun pisang.

Tantangan dalam Penerapan: Meskipun ada kesadaran yang meningkat, tantangan tetap ada. Kurangnya sosialisasi yang merata tentang konsep Zero Waste di kalangan pedagang dan konsumen menyebabkan masih adanya kebingungan tentang cara praktis mengurangi sampah. Selain itu, beberapa konsumen masih kesulitan untuk mengubah kebiasaan lama mereka dalam menggunakan plastik.

Dukungan Pemerintah Kota: Dukungan dari pemerintah Kota Surabaya sangat berperan dalam penerapan program Zero Waste ini. Kebijakan kampanye anti-plastik dan penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung budaya Zero Waste.

B. Revitalisasi Bank Sampah Dinoyo Keputran

Bank Sampah Dinoyo Keputran menjadi inisiatif penting dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas. Temuan dari penelitian ini meliputi:

Partisipasi Masyarakat: Warga di sekitar Keputran semakin aktif dalam memilah sampah di rumah sebelum membawanya ke bank sampah. Edukasi yang dilakukan oleh pengelola bank sampah telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang benar.

Inovasi dalam Pengelolaan: Bank Sampah Dinoyo Keputran menerapkan sistem insentif bagi warga yang aktif dalam memilah sampah. Dengan sistem ini, warga dapat mengumpulkan poin yang bisa ditukarkan dengan barang kebutuhan pokok, yang mendorong partisipasi masyarakat, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Kesadaran Lingkungan: Kehadiran bank sampah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengumpulan limbah, tetapi juga sebagai media edukasi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di komunitas.

C. Implementasi Etnopedagogi Berkelanjutan di SDN Keputran I

Sekolah Dasar Negeri Keputran I mengimplementasikan etnopedagogi berkelanjutan melalui program Sekolah Zero Waste. Beberapa temuan terkait sekolah ini meliputi:

Integrasi Pembelajaran Zero Waste: Kurikulum di SDN Keputran I telah diintegrasikan dengan konsep Zero Waste. Dalam pelajaran matematika, siswa belajar menghitung volume sampah, sedangkan dalam pelajaran sains, mereka mempelajari proses pengomposan. Kegiatan bersih-bersih sekolah juga dilakukan untuk menanamkan nilai gotong royong di antara siswa.

Proyek Sekolah Zero Waste: Siswa terlibat langsung dalam pemilahan sampah di sekolah. Mereka didorong untuk membawa botol minum dan wadah makanan sendiri, yang tidak hanya mengurangi sampah plastik tetapi juga membentuk kebiasaan baik yang dapat diterapkan di rumah.

Kesadaran Siswa: Berdasarkan wawancara dengan siswa, terlihat bahwa mereka memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga lingkungan. Siswa tidak hanya memahami pentingnya memilah sampah, tetapi juga menerapkannya di rumah.

4. Implikasi Penelitian terhadap SDG 12

Penerapan budaya Zero Waste di Surabaya menunjukkan kontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) 12, yang menekankan pada konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Upaya di Pasar Tradisional Citraland Fresh Market, revitalisasi Bank Sampah Dinoyo Keputran, dan integrasi etnopedagogi di SDN Keputran I memberikan contoh konkret tentang bagaimana inisiatif lokal dapat mendukung tujuan global.

Pengurangan Penggunaan Plastik: Dengan mengurangi penggunaan kantong plastik di pasar dan mempromosikan kemasan yang lebih ramah lingkungan, Surabaya bergerak menuju konsumsi yang lebih berkelanjutan.

Pengelolaan Sampah yang Efisien: Bank Sampah Dinoyo Keputran memastikan bahwa limbah dikelola dengan efisien, melalui daur ulang dan pengomposan, sehingga mendukung pengurangan jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.

Pendidikan Lingkungan: Implementasi etnopedagogi di SDN Keputran I membantu mendidik generasi muda untuk memiliki pola pikir yang lebih berkelanjutan, dengan menanamkan nilai-nilai lingkungan sejak dini.

5. Rekomendasi Kebijakan untuk Memperkuat Penerapan Budaya Zero Waste

Berdasarkan temuan penelitian, beberapa rekomendasi kebijakan dapat diusulkan untuk memperkuat penerapan budaya Zero Waste di Surabaya:

Perluasan Program Zero Waste: Pemerintah Kota Surabaya harus memperluas program Zero Waste ke pasar-pasar tradisional lainnya. Sosialisasi dan edukasi yang lebih intensif harus dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat memahami pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Dukungan Infrastruktur untuk Bank Sampah: Revitalisasi bank sampah harus didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk peningkatan fasilitas pengolahan sampah dan distribusi insentif yang lebih luas untuk menarik partisipasi masyarakat.

Integrasi Pendidikan Lingkungan di Sekolah: Program etnopedagogi berkelanjutan yang diterapkan di SDN Keputran I dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Surabaya. Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memperluas program ini sebagai bagian dari kurikulum nasional yang berbasis pada pendidikan lingkungan dan nilai-nilai lokal.

Kesimpulan

Presentasi hari ini menyoroti pentingnya penerapan budaya Zero Waste di Surabaya sebagai langkah konkret untuk mengatasi masalah sampah dan mendukung pencapaian SDG 12. Dengan melibatkan masyarakat, mendidik generasi muda, dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung, Surabaya dapat menjadi contoh kota yang berkomitmen terhadap lingkungan yang berkelanjutan.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, diharapkan Surabaya dapat terus berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan budaya keberlanjutan yang lebih kuat. Dengan komitmen yang tepat dan dukungan dari semua pihak, visi Zero Waste bukan hanya impian, tetapi dapat menjadi kenyataan yang memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun