Dukungan Infrastruktur untuk Bank Sampah: Revitalisasi bank sampah harus didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk peningkatan fasilitas pengolahan sampah dan distribusi insentif yang lebih luas untuk menarik partisipasi masyarakat.
Integrasi Pendidikan Lingkungan di Sekolah: Program etnopedagogi berkelanjutan yang diterapkan di SDN Keputran I dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Surabaya. Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memperluas program ini sebagai bagian dari kurikulum nasional yang berbasis pada pendidikan lingkungan dan nilai-nilai lokal.
Kesimpulan
Presentasi hari ini menyoroti pentingnya penerapan budaya Zero Waste di Surabaya sebagai langkah konkret untuk mengatasi masalah sampah dan mendukung pencapaian SDG 12. Dengan melibatkan masyarakat, mendidik generasi muda, dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung, Surabaya dapat menjadi contoh kota yang berkomitmen terhadap lingkungan yang berkelanjutan.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, diharapkan Surabaya dapat terus berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan budaya keberlanjutan yang lebih kuat. Dengan komitmen yang tepat dan dukungan dari semua pihak, visi Zero Waste bukan hanya impian, tetapi dapat menjadi kenyataan yang memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H