Mohon tunggu...
Annas Solihin
Annas Solihin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mewujudkan Budaya Zero Waste di Surabaya: Temuan dan Rekomendasi dari Penelitian Terkini

7 Oktober 2024   19:17 Diperbarui: 7 Oktober 2024   22:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesadaran Lingkungan: Kehadiran bank sampah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengumpulan limbah, tetapi juga sebagai media edukasi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di komunitas.

C. Implementasi Etnopedagogi Berkelanjutan di SDN Keputran I

Sekolah Dasar Negeri Keputran I mengimplementasikan etnopedagogi berkelanjutan melalui program Sekolah Zero Waste. Beberapa temuan terkait sekolah ini meliputi:

Integrasi Pembelajaran Zero Waste: Kurikulum di SDN Keputran I telah diintegrasikan dengan konsep Zero Waste. Dalam pelajaran matematika, siswa belajar menghitung volume sampah, sedangkan dalam pelajaran sains, mereka mempelajari proses pengomposan. Kegiatan bersih-bersih sekolah juga dilakukan untuk menanamkan nilai gotong royong di antara siswa.

Proyek Sekolah Zero Waste: Siswa terlibat langsung dalam pemilahan sampah di sekolah. Mereka didorong untuk membawa botol minum dan wadah makanan sendiri, yang tidak hanya mengurangi sampah plastik tetapi juga membentuk kebiasaan baik yang dapat diterapkan di rumah.

Kesadaran Siswa: Berdasarkan wawancara dengan siswa, terlihat bahwa mereka memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga lingkungan. Siswa tidak hanya memahami pentingnya memilah sampah, tetapi juga menerapkannya di rumah.

4. Implikasi Penelitian terhadap SDG 12

Penerapan budaya Zero Waste di Surabaya menunjukkan kontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) 12, yang menekankan pada konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Upaya di Pasar Tradisional Citraland Fresh Market, revitalisasi Bank Sampah Dinoyo Keputran, dan integrasi etnopedagogi di SDN Keputran I memberikan contoh konkret tentang bagaimana inisiatif lokal dapat mendukung tujuan global.

Pengurangan Penggunaan Plastik: Dengan mengurangi penggunaan kantong plastik di pasar dan mempromosikan kemasan yang lebih ramah lingkungan, Surabaya bergerak menuju konsumsi yang lebih berkelanjutan.

Pengelolaan Sampah yang Efisien: Bank Sampah Dinoyo Keputran memastikan bahwa limbah dikelola dengan efisien, melalui daur ulang dan pengomposan, sehingga mendukung pengurangan jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.

Pendidikan Lingkungan: Implementasi etnopedagogi di SDN Keputran I membantu mendidik generasi muda untuk memiliki pola pikir yang lebih berkelanjutan, dengan menanamkan nilai-nilai lingkungan sejak dini.

5. Rekomendasi Kebijakan untuk Memperkuat Penerapan Budaya Zero Waste

Berdasarkan temuan penelitian, beberapa rekomendasi kebijakan dapat diusulkan untuk memperkuat penerapan budaya Zero Waste di Surabaya:

Perluasan Program Zero Waste: Pemerintah Kota Surabaya harus memperluas program Zero Waste ke pasar-pasar tradisional lainnya. Sosialisasi dan edukasi yang lebih intensif harus dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat memahami pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun