Tepatnya letak kami mencari disekitar hutan Putut Nonok karena disana terdapat banyak pohon taitungen yang tumbuh. Mendengar  usulan yang bagus, kami pun bergegas tanpa rasa takut sebab jumlah kami sekitar 6 orang, tiba-tiba tanpa disadari setelah kami berjalan dan masuk sekitar kurang lebih 100 meter kedalam hutan seperti ada cahaya yang tidak terlalu terang mengikuti kami dari samping kiri dan kanan.
Rasa takut dan pertanyaan dalam diri kami, secara terkhusus dalam diri saya semakin bergejolak dan mulai menyelimuti rasa berani ,sehingga muncul dalam pikiran apakah lanjut mencari buah atau kembali pulang. kawan-kawan tetap sepakat untuk tetap melanjut tanpa menghiraukan apa yang sedang terjadi disekeliling kami.
Memang kami semua menyadari banyak kejadian aneh yang dialami selama proses pencarian buah seperti tidak mendapatkan buah sama sekali, suara burung dari kiri-kanan tanpa hentinya seolah-oleh berteriak kencang kepada kami serta cahaya seperti lampu tetap mengawasi kami semua sampai kembali. Setelah kejadian tersebut banyak hal yang disampaikan kawan-kawan tentang pandangan mereka, tetapi masih berekspetasi dan menerawang jauh.
Dari banyak cerita yang menunjukan hutan sekitar Putut Nonok angker (menyeramkan) serta saya dan kawan-kawan pun sempat mengalami kejadian yang bisa dikatakan aneh. Sehingga menuntut saya peru digali sedikit bagaimana histori singkat hutan sekitar Putut Nonok yang berada di Desa Simpang Naneng.
Ibu Sadem Bin Lamen adalah seorang Perempuan yang sudah berusia 87 tahun atau sering dipanggil nenek jumpet adalah masyarakat asli Desa Simpang Naneng dan sudah tinggal semenjak tahun 1991 dengan nama desa masih desa dayu.
Nenek Jumpet menyampaikan dulu tidak ada orang tinggal di daerah sekitar hutan tersebut, konon dulunya hutan disekitar Putut Nonok sendiri sering di sebut sebagai "Hutan Wuang" Â karna tidak ada orang tinggal sekitar itu. Berdasarkan penjelasannya hanya ada satu rumah orang yang tinggal disekitar itu pada tahun 80an awal.
Nenek jumpet menceritakan awalnya disampaikan orang tua dulu yang berada sekitar hutan putut nonok pernah terjadi beberapa peristiwa yang aneh seperti ada hewan yang nyebrang jalan menyerupai kucing berkerumun dan berjalan menuju putut nonok/pohon bringin tersebut ternyata setelah dilihat dari dekat tidak ada.
Selanjutnya ada juga peristiwa yang dialami seseorang masyarakat yang tinggal didaerah tersebut, pernah melihat seperti bayangan orang yang menggunakan tutup kepala berjalan menuju Putut Nonok tetapi setelah diikuti dan diteliti dari dekat tidak ada meilihat bahkan  menemukan bekas jejak orang tersebut.
Nenek Jumpet juga mencerita dan berkata semenjak dia berserta keluarganya pindah dan menetap untuk tinggal di Desa Simpang Naneng yang dulu namanya masih Desa Dayu karna pemerintahan desanya masih masuk Desa Dayu pada tahun 1991.
Menurutnya pernah terjadi suatu kejadian aneh juga dimasa itu seperti ada segerombolan orang yang berjalan kearah Putut Nonok dan paling mengejutkan Beberapa minggu setelah kejadian  tersebut mulai ada kejadian seperti kecalakaan tunggal, tabrakan bahkan kena tabrak sehingga menyebabkan orang meninggal dunia dan terdapat empat kasus kecelakaan yang menelan korban jiwa di daerah sekitar hutan Putut nonok  dan masih melekat dalam ingatan dan pikiran nenek jumpet yang sudah tidak muda lagi.
Tidak luput disebutkan Nenek Jumpet, di daerah sekitar hutan Putut Nonok tersebut tepatnya di bagian belakangnya terdapat "pasar bajang" atau kuburan anak kecil yang belum ada keahlian sama sekali (belum tumbuh gigi/baru lahir) sehingga dikubur didaerah tersebut.