Mohon tunggu...
Annas Fery Dewantoro
Annas Fery Dewantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Bekerja di PT. Bumi Berkah Boga Kopi Kenangan sebagai Barista Trainer

Saya menyukai memasak dan membagikan cerita tentang pengalaman sesuai yang menurut saya unik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Sastra Penilaian Gender yang Mencangkup Feminisme dalam Novel Dua Garis Biru

19 Desember 2023   02:14 Diperbarui: 19 Desember 2023   02:14 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

halo teman teman sastrawan, di era modern ini sangat banyak media hiburan digitalyang
sangat mudah kita temui seperti layangnya acara di youtube, televisi dan lain lain, namun ada media hiburan lain yang tidak kalah seru dari media digital diatas yang dapat menghi-bur kita bahkan kita bisa ikut terbawa kedalam susana cerita bagaikan di film - film, namun tidak harus melihat visual secara keseluruhan, kita hanya cukup membaca dan mencerna isi cerita dan niscaya kamu akan masuk kedalam dunia disana.

yup betul itu adalah novel, sangat banyak kita jumpai novel dengan berbagai gendre di luar sana, bahkan di internet pun sekarang sangat mudah kita jumpai, namun kali ini mimin akan membahas sebuah novel yang sangat edukatif dan sangat relate di sosial lingkungan kita dan bisa menjadi buah pembelajaran kita agar dapat lebih berhati hati dalam men-jalani hubungan bersosialisasi.

kali ini mimin kan mengkritik novel

REPRENTASI GENDER YANG MENCANGKUP IDEOLOGI FENIMISME DALAM NOVEL " DUA GARIS BIRU "
KARYA LUCIA PRIANDARINI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aspek-aspek feminisme yang tergambar dalam novel Dua Garis Biru. Penggambaran feminisme berkaitan dengan perjuangan perempuan dalam menegakkan hak antara laki-laki dan perempuan dalam novel Dua Garis Biru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kritik sastra feminis. Dengan menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif, data dalam penelitian ini berupa kutipan kalimat-kalimat dalam novel yang menggambarkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam novel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi gender dalam novel Dua Garis Biru adalah
Novel Dua Garis Biru berkisah tentang pasangan remaja yang hamil di luar nikah. Pemeran utama dalam novel ini adalah Bima dan Dara dari dua latar belakang tokoh yang berbeda. Bima memutuskan untuk bertanggung jawab atas kehamilan Dara. Berikut beberapa ideologi feminis berbasis budaya yang ada di Indonesia, khususnya dengan latar belakang Jakarta yang coba disampaikan dalam novel ini. Jurnal ini bertujuan untuk mengkaji ideologi feminis dalam novel Dua Garis Biru. Jurnal ini bertujuan untuk mengkaji ideologi feminis yang fokus pada isu gender. Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam novel ini baik tokoh Dara maupun Bima mempunyai hak yang sama dalam mengasuh bayi. Dua Garis Biru merupakan novel Indonesia yang dirilis pada tahun 2019 dan disutradarai oleh Gina S. Noer. Novel dan film ini mendapat banyak nominasi Festival Film Indonesia 2019, termasuk kategori Film Cerita Panjang Terbaik. Novel ini memenangkan penghargaan Skenario Asli Terbaik di festival film. Novel bergenre drama romantis ini menceritakan kisah seorang remaja laki-laki dan perempuan bernama Bima dan Dara. Mereka adalah teman sekelas yang masih duduk di bangku SMA. Bima merupakan murid yang selalu mendapat nilai terendah di kelas. Suatu hari, mereka berhubungan seks dan menyebabkan Dara hamil saat ia remaja. Bima dan Dara berhenti sekolah dan menikah. Di akhir novel, Dara memutuskan untuk tinggal di Korea Selatan untuk melanjutkan studinya, sementara bayi mereka diasuh oleh keluarga Bima. Dua Garis Biru merupakan novel tentang kehamilan remaja di luar nikah yang berlatar belakang cerita atau konteks Indonesia. Konteks budaya Indonesia mempengaruhi alur narasi dalam novel. Novel bisa menjadi representasi kehidupan masyarakat. Novel ini merupakan tontonan yang mampu mewakili sebuah wacana sosial, sekaligus mengomunikasikan argumentasi dan kritik terhadap kondisi sosial tertentu.

Dengan demikian, saya dapat menggambarkan suatu kondisi sosial di masyarakat melalui sebuah novel, yang kemudian pembaca bayangkan sebagai representasi dari realitas yang ada. Novel Dua Garis Biru merepresentasikan dinamika dan perbandingan antara remaja laki-laki dan perempuan, yang berasal dari kelas sosial ekonomi berbeda, dalam menghadapi permasalahan kehamilan di luar nikah. Permasalahan yang dihadapi tokoh-tokoh dalam novel ini berkaitan dengan faktor lingkungan dan budayanya.

Novel dua garis biru dalam pendekatan feminis

Ada dua tokoh utama dalam novel Dua Garis Biru. Yaitu Bima dan Dara. Kedua tokoh ini merupakan perwujudan anak-anak yang berusaha menentang budaya di Indonesia. Novel dua garis biru dibuka dengan latar ruang kelas. Guru meminta setiap siswa berdiri untuk menunjukkan nilai ujian yang telah diperolehnya. Dara mendapat nilai tertinggi di kelas, teman terdekatnya mendapat nilai 90, orang lain mendapat nilai lebih rendah, hingga Bima dipanggil dan mendapat nilai terendah.
Sindiran sosok guru ini dimaksudkan untuk memotivasi Bima agar mendapat nilai bagus pada ujian berikutnya. Jika kita melihat studi feminis. Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan berhak memperoleh nilai yang sama, dalam kategori baik dengan persaingan yang sehat. Membuktikan bahwa baik laki-laki maupun perempuan bisa mempunyai masa depan yang lebih baik. Dikutip dari novel Dua Garis Biru, cara pacaran Dara dan Bima tidak heteronormatif, terlihat Bima tidak masalah jika Dara berdandan seperti pria Korea. Hal ini tergambar dari sisi feminis bahwa laki-laki dan perempuan diperbolehkan dan percaya diri untuk merias wajah. Namun Bima mulai marah saat Dara ingin memposting foto Bima di Instagram. Di sini Bima berusaha menghindari hukuman sosial jika orang atau
Teman-temannya mengetahui kalau Bima berpenampilan seperti pria Korea. Kemudian Bima berusaha merebut ponsel Dara agar fotonya tidak terpampang di media sosial. Keduanya saling tatap dan terbawa suasana, hingga Bima melewati batas yakni berciuman dan tidur bersama Dara. Adegan berlanjut saat Bima dan Dara berbaring sambil memakai selimut. Dara membelakangi Bima. Bima bingung saat melihat pacarnya yang terlihat bingung dan takut. Namun pembaca sudah bisa menebak dari adegan ini bahwa mereka pernah menjalin hubungan mesra. Diperlihatkan juga adanya dialog dalam film yang menunjukkan kepada pembaca bahwa mereka pernah menjalin hubungan intim. Plot selanjutnya menceritakan Bima dan Dara makan di tempat seafood bersama teman-temannya. Dara memilah dan memilih cangkang yang masih tertutup dan yang terbuka.
Namun Bima menegur Dara karena kerang yang dipisahkan masih bisa dimakan. "Mu-badzir kalau tidak dimakan, perut orang Indonesia kuat," kata Bima sambil memakan kerang yang sudah terbuka. Dara dan teman-temannya yang tidak terima langsung memakan cangkang yang terbuka tersebut untuk membuktikan kepada Bima bahwa mereka juga kuat. Namun tak butuh waktu lama Dara merasa mual lalu muntah.

Kerang merupakan salah satu makanan yang dipercaya masyarakat dapat meningkatkan gairah seksual. Selain itu, bentuk cangkangnya juga mirip dengan bentuk alat kelamin wanita sehingga cangkang dalam film ini seperti godaan bagi Dara untuk menyerahkan keperawanannya kepada Bima. Sakit adalah akibat yang diterima Dara karena jatuh ke tangan Bima. Setelah itu Bima mengantar Dara kembali ke rumah Dara. Mereka pun bertemu dengan Rika, ibu Dara. Bima pun meminta maaf atas rasa sakit yang Dara rasakan. Dialog dalam adegan ini berisi informasi tentang sikap Bima dan Rika terhadap permasalahan yang dihadapi Dara.
Bima digambarkan sebagai seorang lelaki yang tidak terkendali, ceroboh, dan tidak takut akan bahaya dalam aktivitasnya. Namun Bima cepat merasa menyesal dan selalu meminta maaf, padahal itu bukan sepenuhnya urusannya. Ceramah Bima pun mengandung makna tersirat, bahwa suatu saat ia akan menyesal jika mengetahui Dara hamil. Dara adalah seseorang yang sangat cerewet dan cemerlang, namun posisinya mudah terguncang oleh godaan. Sementara itu, pembicaraan Rika saat Bima meminta maaf mempunyai makna yang terbukti, karena ia ingin menganggap Dara adalah pihak yang paling patut disalahkan, karena ia tidak bisa menjauh dari sumber masalahnya.

Saat Dara mengetahui menstruasinya terlambat, ia dan Bima berencana membeli test pack di apotek. Dara gelisah dan bereaksi berlebihan ketika kolaborator toko memintanya, lalu pada saat itu juga, dia segera pergi. Bima akhirnya menemukan cara untuk mendapatkan testpack dengan menggunakan layanan taksi penjelajah berbasis internet untuk membeli produk tersebut dan beberapa barang lainnya. Di sini terlihat kewajiban Bima untuk membantu Dara melihat kehamilannya secara nyata. Mereka justru melihat kehamilan itu di rumah Dara.
Sambil menunggu Dara memeriksakan kehamilannya, Bima menampilkan pertunjukan jam pasir di kamarnya. Berikut tampilan dua garis pada testpack yang menyatakan Dara hamil dari dekat. Jam pasir merupakan sebuah benda yang menyerupai bentuk tubuh wanita. Pasir yang berjatuhan menunjukkan berlalunya waktu. Ini merupakan penjajaran atau sambungan tembakan jam pasir dan hasil testpack positif. Penjajaran seperti ini menyiratkan bahwa cepat atau lambat kehamilan Dara akan diketahui orang-orang disekitarnya. Ada penyesalan di wajah Bima, seakan berharap waktu bisa diputar kembali semudah memutar jam pasir.

Bima mengalami perubahan sikap setelah mengetahui Dara hamil. Ia sering terlihat sedih dan pendiam sehingga membuat orang tuanya khawatir. Bima menangis saat makan malam bersama orang tuanya. Yuni, ibu Bima memarahi putranya karena tahu Bima punya pacar. Yuni menyalahkan Bima yang melanggar larangan berkencan. Sementara Rudy, ayah Bima, menasihati putranya agar tidak menangis karena perempuan.
kondisi dan pola asuh orang tua Bima. Bima dibesarkan oleh orang tua yang religius dan heteronormatif. Yuni sebagai ibu Bima mendidik anaknya dengan tegas dan selalu memarahinya hingga membuat Bima menjadi cengeng. Rudy sebagai seorang ayah sebenarnya lebih lembut, namun ia menanamkan nilai-nilai patriarki yang tidak boleh ditangisi oleh laki-laki. Padahal, menangis merupakan proses emosional manusia. Seseorang yang mendapat kesempatan menangis dari orang-orang disekitarnya ketika merasa sedih lebih berhasil memperbaiki suasana hatinya menjadi lebih baik. Selain itu, adegan ini menunjukkan bahwa salah satu peran gender yang diambil Bima merupakan hasil didikan ayahnya. Rudy berpesan pada Bima untuk meminta maaf pada Dara jika dia merasa bersalah. Hal ini berdampak pada sifat Bima yang selalu meminta maaf, padahal masalahnya bukan sepenuhnya salahnya.

Bima dan Dara memutuskan untuk menggugurkan calon buah hati mereka. Untuk mencari uang untuk aborsi, Bima meminjam uang kepada Pong, temannya yang sering mengamen menggunakan ondel-ondel. Jika diperhatikan, ondel-ondel dalam film ini tampil dalam empat adegan berbeda. Ondel-ondel pertama kali muncul pada adegan Dara mual saat makan kerang, lalu saat Bima meminta tolong pada Pong, lalu saat Dara kabur ke rumah Bima setelah mengetahui dirinya hamil, dan akhirnya muncul dalam mimpi Dara. Dengan demikian, ada maksud tertentu dari kemunculan ondel-ondel yang berulang-ulang. ondel dalam novel ini.

Kepala sekolah nampaknya sering memikirkan sikap Dara, padahal ia pernah menegaskan nama besar sekolah akan tercoreng jika salah satu siswinya hamil tanpa kehadiran ibu dan ayah. Kebetulan pihak sekolah tidak mempunyai prinsip mengeluarkan siswa yang hamil, sehingga Dara diharapkan keluar.
Respon Rika dan David yang paling mengesankan saat mengetahui Dara hamil adalah meminta putri kecil mereka untuk mengakui bahwa dirinya telah dikucilkan oleh Bima. Rika dan David terus menyangkal kalau Dara yang mereka yakini pintar, bisa bertindak sebodoh itu. Sikap Rika yang kali ini menyalahkan remaja tersebut tidak sesuai dengan sikap Bima. Mirip dengan cara David memperlakukan Bima, awalnya dia melarang Bima mendekati Dara. Namun, saat Bima pergi mencari bantuan untuk Dara, David mengejarnya dan berkompromi agar tidak melalaikan tanggung jawab. Gaya pengasuhan orang tua Dara yang tidak konsisten berkontribusi pada kepribadian putri mereka yang berubah-ubah.

Selain itu, kejadian di UKS ini menjadi titik balik perkembangan Bima dan Dara sebagai penentang lingkungan. serta menyebutkan sesuatu yang mengganggu dan merusak. Keberatan Dara dan Bima bermula dari norma budaya Indonesia yang melarang kehamilan di luar nikah, apalagi jika terjadi pada anak di bawah umur. Adegan seorang guru menutup tirai di UKS agar tidak diketahui siswa lain semakin mempertegas situasi tercela tersebut.
Ketika Dara hamil tanpa persetujuan suaminya, ia diminta segera meninggalkan sekolah. Dara mengalami keterasingan sebagai seorang perempuan karena tidak mampu menyembunyikan rasa malu biologisnya. Poster alat reproduksi UKS menjadi alat visual yang semakin efektif dalam menjelaskan permasalahan kehamilan. Dara pun diasingkan oleh ibunya sendiri. Rika segera mengusir Dara dari rumah dan menyuruh Bima menjaganya setelah Dara mengatakan bahwa dia mencintai Bima.
Bima mendapat tentangan dari orang-orang terdekatnya. Bima tinggal di sebuah desa kecil dimana masyarakatnya sering membicarakan betapa buruknya tetangganya. Bima memutuskan untuk bekerja saja dan mulai meninggalkan sekolah. Sementara itu sikap David mulai melunak terhadap Bima. David pun membiarkan menantunya hanya bersekolah dan tidak melanjutkan bekerja. Keputusan Bima yang memilih bekerja dibandingkan bersekolah memicu rasa kesal di benak Dara. Dalam adegan di kamar tidur, Dara dan Bima berdebat mengenai peran gender mereka. Titik lelah Bima sebagai laki-laki dalam memenuhi tuntutan patriarki. Bima merasa lelah dengan tuntutan laki-laki yang harus mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya. Ditambah lagi, Dara menuntut agar Bima melanjutkan studinya ke universitas. Kekesalan Bima membuatnya menyerang sisi kewanitaan Dara.

Bima menyindir keistimewaan perempuan untuk menangis dan menganggapnya sebagai senjata pasif agresif terhadap laki-laki. Sementara Dara tidak setuju dengan pernyataan Bima yang menganggap berdiam diri di rumah itu menyenangkan. Sebagai wanita mandiri dan penuh rasa ingin tahu, Dara bermimpi bisa mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri dan bisa menjelajahi dunia di luar lingkungan rumahnya. Dalam adegan ini terjadi konflik berupa kontestasi dan hegemoni gender yang dipertukarkan oleh dua tokoh protagonis yang berbeda gender.
Dara memeriksa rahim ditemani seluruh anggota keluarganya dan keluarga Bima. Dalam adegan ini, mereka mengetahui bahwa jenis kelamin calon bayinya adalah laki-laki. Bima tidak yakin akan hal itu, karena selama ini ia mengira calon anaknya akan berjenis kelamin perempuan. Bima menebak jenis kelamin bayi tersebut dari warna garis pada testpack yaitu merah jambu. Menurut Bima, jika bayinya laki-laki, seharusnya testpack menunjukkan dua garis biru. Sekilas adegan ini merupakan bagian dari humor film, namun ada makna tersembunyi dibalik dialog Bima yaitu karakter yang kurang cerdas. Lalu adegan beralih ke rumah Bima.
Mendengar keputusan keluarga Dara yang menyerahkan bayinya untuk diadopsi orang lain, Yuni merasa marah. Kemarahannya terungkap dalam adegan menggiling cabai di rumahnya sambil mengungkapkan kekecewaannya. menempatkan Yuni sebagai fokus pada latar depan di sebelah kanan, sedangkan anggota keluarganya agak buram di latar belakang. Sinematografi seperti ini ingin menunjukkan bahwa Yuni berada pada posisi dominan dan merasa pas dengan kondisi calon cucunya. Berikut cuplikan dialog dari adegan tersebut.

Yuni merupakan perwujudan karakter perempuan yang berpandangan patriarki. Keputusan dan tindakan didasarkan pada pembagian peran laki-laki dan perempuan. Bima selalu dituntut oleh Yuni untuk bertanggung jawab memenuhi kebutuhan Dara yang sedang hamil. Selain itu, dialog Yuni memperjelas pandangan bahwa laki-laki harus tegas, dan harus mendapat pendidikan dari ayahnya sebagai kepala keluarga.
Novel ini juga menunjukkan pentingnya peran gender orang tua yang berjenis kelamin sama dengan anak. Ada dua adegan yang menggambarkan peran ibu bagi anak perempuan seperti Dara dan bimbingan ayah bagi Bima saat masih kecil. Dara bingung saat ASInya bocor ke bajunya. Rika sebagai seorang ibu mencoba menenangkan dan mengajari Dara tentang masalah biologis sebagai seorang wanita atau calon ibu. Sedangkan peran Rudy sebagai ayah Bima lebih memberikan bimbingan moral dan sosial tentang bagaimana menjadi seorang laki-laki. Hal inilah yang membuat khawatir tokoh Yuni yang berpandangan konservatif dalam memandang sebuah keluarga, bahwa seorang anak harusnya hidup bersama orang tua kandungnya secara utuh.
Menjelang akhir novel, Bima mengunjungi Dara di rumahnya dengan baik-baik sambil membawakan makanan. Bima mengutarakan keinginannya untuk merawat Adam, calon buah hati mereka. Dara terpukul dengan permintaan Bima, namun tekadnya untuk melanjutkan studi ke luar negeri sudah bulat.

Kesimpulan

Artikel ini mengidentifikasi dan mengkaji representasi kesetaraan gender yang terdapat dalam novel Dua Garis Biru beserta pesan-pesan yang disampaikan melalui novel tersebut. Berakhirnya novel Dua Garis Biru, ketika Dara akhirnya melanjutkan studinya ke Korea Selatan, sementara Bima mengasuh buah hatinya bersama keluarganya, sekilas memperkuat kategorisasi novel ini sebagai novel yang mengusung gagasan feminis. Sementara itu, banyak adegan dalam novel ini yang membahas, bahkan memperjuangkan kejantanan tokoh laki-laki.
Protagonis novel kedua Dua Garis Biru menjadi agen yang menyampaikan pesan moral dan mencoba menantang pandangan patriarki. Dara sebagai seorang perempuan masih bisa melanjutkan studinya ke luar negeri setelah menikah dan melahirkan. Sedangkan Bima sebagai laki-laki juga berhak menjadi ayah dan mengasuh anaknya sendiri.
Novel ini juga menyampaikan pesan bahwa pandangan patriarki tidak hanya merugikan perempuan, tapi juga laki-laki. Beban tokoh protagonis perempuan dalam novel ini lebih condong pada masalah biologis dan keterbatasannya dalam mencapai tujuannya. Dara dan Bima merupakan dua remaja yang berasal dari latar belakang keluarga berbeda. Hal menarik mengenai gender yang coba dijelaskan dalam novel ini adalah perbedaan latar belakang, termasuk lingkungan tempat tinggal dan pola pengasuhan orang tua, yang mempengaruhi karakter dan pola pikir kedua tokoh protagonis tersebut. Perbedaan tersebut terlihat dari kontrasnya kondisi lingkungan tempat tinggal Bima dan Dara.

Bima berasal dari keluarga menengah ke bawah yang tinggal di perkampungan padat di gang sempit. Menurut cerita Bima, setiap hari ia terbangun karena keributan anak-anak tetangga. Kondisi lingkungan
Orang-orang di sekitar rumah sering bergosip, sehingga keluarga Bima sangat takut dengan pembicaraan negatif dari orang-orang di sekitarnya. Orang tua Bima dan kakak laki-lakinya yang sangat religius berusaha menjaga harga dirinya. Sebaliknya, Dara berasal dari keluarga mapan dengan rumah mewah, bahkan memiliki kolam renang sendiri. Namun Dara merasa kesepian karena orangtuanya jarang berada di rumah dan terlalu memberinya kebebasan. Ditambah lagi sikap Rika terhadap Dara yang seringkali tidak konsisten sehingga ia tumbuh menjadi wanita mandiri namun plin-plan. Orang tua Dara yang berasal dari keluarga kaya pun peduli menjaga nama baik mereka dengan caranya sendiri. Rika bisa saja dengan mudah meninggalkan Dara dan memutuskan merelakan calon cucunya untuk diadopsi oleh orang lain. Hal itu dilakukan Rika agar dia bisa segera menjauh dari sumber masalahnya.
Hal menarik lainnya dalam novel ini adalah hampir semua tokohnya takut dengan gosip atau omongan buruk dari masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun