Mohon tunggu...
Annas Tupank
Annas Tupank Mohon Tunggu... pegiat UMKM -

Annas Tupank, manusia sederhana yang memiliki motto : "Jalani dengan Hati."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nilai Tinggi dapat bonus Uang dari Tugas Sekolah. Mau?

29 Desember 2012   09:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:51 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pertengahan bulan November lalu, seorang pelajar SMA menghubungiku via sms, dia bertanya tentang cara membuat kertas daur ulang. Setelah memberikan penjelasan singkat, kusarankan dia untuk mencari informasi tentang daur ulang di internet. Beberapa hari kemudian aku bertemu dengan anak tersebut. Dia menceritakan kalau dia membuat kertas daur ulang dengan memblender kartas HVS baru dan sukses mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya.

Mendengar penjelasannya, lantas kutanyakan “Apa sebenarnya tujuan dari mendaur ulang kertas?”. Dia terdiam lalu menggelengan kepala. Katanya membuat kertas daur ulang hanya untuk memenuhi tugas dari guru agar mendapatkan nilai tinggi. Saat kutanya lebih jauh, dengan polos dia mengatakan gurunya tidak pernah menjelaskan apa tujuan sebenarnya dari mendaur ulang kertas. Kesalahan pemahaman membuat tujuan dari daur ulang tersebut tidak efektif.

Pelajaran mendaur ulang seperti ini biasanya termasuk dalam pelajaran muatan lokal. Dari yang pernah saya rasakan dan lihat selama ini, kebanyakan guru hanya memberikan tugas dan menilai hasil jadi dari tugas yang diberikan tanpa melakukan penilaian pada proses pengerjaan tugas tersebut. Sehingga kebanyakan siswa memilih cara instan demi mendapatkan nilai dan mengabaikan tujuan dibalik pelajaran tersebut.

Untuk membuat pelajaran tambahan seperti ini menjadi lebih efektif, guru perlu memberikan pemahaman pada siswa tentang kewirausahaan/ interprenuership dan untuk apa sebenarnya pelajaran itu diajarkan. Berikut ini saya coba mengulas beberapa kegiatan yang sering menjadi materi pelajaran tambahan di sekolah yang dapat mendatangkan uang tambahan.

1. Mendaur ulang

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle)

Dari hasil daur ulang dapat dioleh menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat. Merndaur ulang kertas misalnya, hasilnya dapat dibuat menjadi berbagai kerajinan dan souvenir yang bernilai ekonomis dan tentunya dapat dijual. Tidak hanya untuk memenuhi tugas belajar.

2. Belajar membuat telur asin

Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Membuat telur asin bukanlah hal yang sulit, asalkan mengetahui cara pembuatannya. Biasanya tugas seperti ini diberikan sebagai tugas kelompok selanjutnya guru meminta setoran (tugas, red) telur asin baik yang sudah matang atau mentah dalam jumlah tertentu. Cobalah membuat lebih banyak dari yang jumlah setoran (tugas, red) yang diminta lalu titipkan ke warung atau kantin sekolah untuk dijual. Pelajaran tambahan yang menghasilakan uang tambahan. Jadi tidak perlu lagi membohongi guru dengan telur asin yang dibeli dipasar untuk mendapatkan nilai.

3. Mengolah Sampah Organik menjadi Kompos

Kegiatan ini sama pentingnya dengan mendaur ulang, karena tujuannya hampir sama yaitu untuk mengatasi permasalahan sampah. Pernah saya lihat disebuah sekolah, banyak terdapat bak-bak komposter ukuran kecil disetiap halaman kelas sebagai media belajar membuat kompos. Sayangnya siswa-siswi melakukannya setengah hati, hal ini terjadi karena mereka tidak memahami dan merasakan dampak ekonomisnya dengan baik. Bila hal ini dilakukan dengan benar, kompos yang telah jadi selain digunakan pada tanaman selebihnya dapat dikemas untuk dijual. Rancanglah kemasan yang menarik selain dapat meningkatkan daya jual juga dapat meningkatkan pamor kamu sebagai pelajar kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun