Aku lupa melirik jam, ketika akhirnya acara dimulai oleh mba moderator dengan menghadirkan 3 nara sumber.
Yang pertama adalah Ibu Doortje Marpaung  Kepala Dinas Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Balikpapan.
Ibu Doortje membuka sesi ini dengan berbagi informasi mengenai infrastruktur. Bahwa infrastruktur itu terdiri dari 2 yaitu fisik dan non fisik.
"Infrastruktur fisik adalah sesuatu yang berkaitan dengan jaringan fisik, biasanya dalam ukuran besar dan fungsional seperti jalan tol, pelabuhan, dermaga, sedangkan non fisik adalah yang bersifat institusi atau lembaga yang berperan dalam menjalankan fungsi ekonomi, kesehatan, pendidikan, social dan budaya."
Saat ini ada 24.000 UMKM yang terdata secara konvensional dan dari jumlah itu yang terdaftar hanya mencapai 10% saja.
Biasanya para pelaku UMKM jarang melaporkan kegiatannya karena terbentur masalah pajak. Saat membeberkan fakta ini, ibu Doortje tersenyum penuh arti.
"Kalau tentang pajak masih banyak yang alergi" begitu kira-kira makna yang aku tangkap.
"Tantangan yang kerap dihadapi oleh UMKM di Balikpapan antara lain adalah bagaimana terus menjaga konsistensi kualitas produk, harga yang kompetitif dan bersaing hingga memanfaatkan teknologi untuk pemasaran melaui media sosial"
Balikpapan memiliki potensi UMKM yang mampu menembus pasar regional dan internasional.
Untuk itu diperlukan sinergi antara stakeholder di Balikpapan dengan Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan untuk melakukan pembinaan dan pelatihan terkait produk, kemasan, marketing dan lainnya.
Ibu Doortje juga menambahkan bahwa UMKM Balikpapan juga sudah go internasional dengan mengirimkan perwakilan UMKM Batik Vi ke acara New York Now (NYNow), pameran dagang dan kriya terbesar di Amrika Utara, Agustus 2018 lalu.