Mohon tunggu...
Anna Rahmadianty
Anna Rahmadianty Mohon Tunggu... -

innallaha maana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dunia Terkini dan Nanti?

21 Oktober 2013   17:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:13 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RESUME OLYMPISME 6

Anna Rahmadianty

3315133609

Pendidikan kimia bilingual 2013

Tidak pernah bosan untuk terus mengucap “Alhamdulillah” karena kembali dipertemukan oleh mata kuliah Olympism. Karena hanya dalam mata kuliah ini yang dosennya up to date banget dan selalu membuka mata saya  lebar-lebar untuk melihat kondisi dunia terkini.

Perkuliahan kali ini membahas “nilai-nilai olympism dalam kehidupan masyarakat global”. Berbicara mengenai global secara tidak sadar pikiran ini telah berjalan menyesuri pelosok negeri didunia, pernah terpikir jika saat ini saya sedang menulis, mengemukaan opini dengan bebasnya, menikmati nikmat Allah yang tak habis-habisnya. Bagaimana orang-orang yang jauh sana? Pastinya tidak serupa dengan saya, orang yang sedang melakukan aktivitas yang sama “menulis” pun tidak dalam kondisi dan situasi yang sama, beragam keadaan seperti  sedih, senang, gundah gulana, pasti orang rasakan. Aktivitas dari yang sedang tidur, melamun, mengerjakan tugas yang menggunung, mengajar, sibuk dalam sebuah penelitian atau bahkan yang sedang terlena dengan  keindahan dunia secara berganti orang rasakan.  Seperti kumandang azan saja, Subhanallah Allah sebaik-baiknya pengatur yang telah mengatur waktu berbeda disetiap tempat didunia ini agar seruan azan tidak pernah berhenti. Subhanallah.

Kembali lagi kepada globalisasi. Saya teringat akan kebijakann di tahun 2015 mendatang yaitu pasar bebas. Dimana perdagangan internasional bisa dengan mudah bahkan dibuka seluas-luasnya masuk dari satu negara ke negara lain. Seram. Karena persaingan kita bukan lagi produk atau pekerja yang berasal dari kota satu dengan kota lain atau daerah satu dengan daerah lain tapi produk dan pekerja dari luar negeri ini dapat masuk dan menjadi bagian dari negara Inonesia dengan sangat bebas, sekali lagi BEBAS. Sudah siapkah kita untuk menghadapi masa itu? Apa yang sudah kita persiapkan untuk membuat kita unggul dimasa itu? APA?

Bagaimana dengan Indonesia beserta masyarakat yang menghuninya? Siapkah kita untuk mempertahankan budaya Indonesia? Jika kita tidak punya pendirian, terombang-ambing tanpa arah atau jika diibaratkan seperti pohon yang bergerak mengikuti kemana angin menerpanya tidak lama budaya Indonesia akan lenyap tanpa jejak. Jika kita tidak berusaha mempertahankan budaya kita akan hilang diterkam dan ditelan oleh GLOBALISASI.

Globalisasi, yaitu kondisi dan situasi dimana terjadi proses perubahan diberbagai sektor yang berlangsung begitu cepat dan mendunia.

Era globalisasi kita ditantang untuk melawan kapitalisme. Globalisasi adalah perang dunia, perang yang paling dasyat disbanding perang dunia satu dan dua. Dimana orang saling berusaha memberi pengaruhnya satu sama lain sehingga lahirlah perang pikiran dalam diri kita. Islam menyebutnya dengan gozhul fikri.

Lalu apa peran olympism dalam menghadapi kehidupan global ini? Olympism itu bukan ajaran yang menyeramkan, justru sebenarnya sudah diajarkan sejak dulu. Olympism mengajarkan kita bahwa walaupun kita berbeda kita tetap sama-sama dilahirkan dari adam dan hawa. Ajaran olympisme itu menyatukan. Mengajarkan kita untuk peduli satu dengan yang lain.

Bagaimana kita tau bahwa kita hidup diera globalisasi? Tentu saja mudah untuk dijawab, lihat saja disekeliling kita, bagaimana perkembangan dari satu tahun ke tahun berikutnya berkembang begitu cepat.

-perkembangan Iptek yang begitu cepat

-Keterbukaannya informasi (melalui mutimedia & internet)

-Persaingan/kompetisi di berbagai sektor usaha

-Pergeseran kultur/budaya, politik secara global

-Standarisasi  kualitas secara global/Internasional

Lebih seram lagi adalah dampak yang terjadi

-Modernisasi Vs kesiapan mental masyarakat

Masyarakat yang mentalnya tidak siap menghadapi era globalisasi habislah terbawa arus kemewahan dunia, mengikuti kemana arah angin moderenisasi melaju. Mengikuti bagai air sungai yang terus mengalir.

- Negara “kuat” = yang menguasai teknologi & Informasi

Era globalisasi ini sangat menguntungan bagi negara adidaya. Lalu bagaimana dengan negara kita tercinta? Dalam pengolahan sumber daya alam saja kita masih bergantung dengan negara lain.

- Kesenjangan ekonomi dan  sosial yang makin lebar

- Adopsi kultur yang bedampak  “positif & negatif”

- Tuntutan terhadap  tuntutan kompetensi pendidikan

- Ketergantungan masyarakat terhadap teknologi

Tidak terbantahkan lagi. Teknologi sudah merekat kedalam jiwa raga kita. Teknologi itu seperti baju, kita kenakan kemanapun kita pergi.  Lihat saja gambar dibawah ini, bagaimana teknologi sangat mempengaruhi hidup kita. Dengan alasan mempermudah hidup kita, siapa yang menolak untuk menggunakannya?

Kita yang sdar akan dampak dari globalisasi, patutlah untuk bergerak membangun kan orang lain yang masih berkelana dalam tidur panjangnya. Membuka mata bahwa masih terdapat  kondisi penyeimbang yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, diantaranya

-Kecintaan terhadap budaya Nasional masih terasa di lingkungan masyarakat dan generasi muda

-Nilai nilai spiriual masih sangatberpengaruh di seluruh lapisanmasyarakat, sehingga merupakanfungsi kendali kehidupan sosial  masyarakat

-Masih bertahannya budaya positif : kepedulian masyarakat, family culture, sifat gotong royong, hormat pada orang yang lebih tua.

Hal-hal seperti ini yang harusnya kita bantu. Kita dukung agar Indonesia tidak lenyap begitu saja, Indonesia masih dapat diingat oleh orang-orang. Namun mirisnya Kondisi Masyarakat Pendidikan dan Usaha  Yang Kurang Kondusif , saat ini menjadi Sebuah Tantangan Berat Dalam Globalisasi. Hal ini dikarenakan:

-SDM Kurang siap pakai  karena links & match antara Pendidikan  dengan Lingkungan  Usaha tidakberjalan sesuai harapan,sehingga menciptakan pengangguran elit

- Pembinaan soft skill kepada siswa/mahasiswa yang kurangmemadai (kemampuan interaksi, keramah tamahan, daya juang),sehinggamenurunkan kompetensiSDM secara signifikan

-Adanya gab besar antara tujuanPendidikan dan Industri/Usaha, yang menimbulkan frustasi berat  masyarakat pendidikan & usaha.

Jika ini sudah terjadi. Akibatnya adalah maraknya PENGANGGURAN BERPENDIDIKAN. Tidak main-main, begitu sulitnya mencari pekerjaan sehingga orang-orang yang berpendidikan pun tidak mudah untuk mendapat pekerjaan. Untuk kita kita sebagai mahasiswa, latih keterampilan yang kita punya, jadikan diri kita nantinya unggul. Menjadi penyedia pekerjaan bukan yang meraung-raung untuk meminta pekerjaan.

Namun tidak perlu terlalu takut untuk menatap masa depan, tidak perlu khawatir kita akan menjadi apa, yang terpenting adalah memaksimalkan diri disetiap usaha yang kita lakukan. Dan di Lingkungan Pendidikan  Dan Dunia Usaha  Di I ndonesia masih terdapat Kondisi Penyeimbang, diantaranya

-SDM potensial masih cukup tersedia,untuk disiapkan menjadi profesionalmelalui program peningkatan kompetensi nyang terpadu dan  berkesinambungan.

- Peluang kerja masih terbuka lebar diberbagai sektor industri atau usaha seperti:perminyakan,pertambangan, kehutanan,pertanian, pariwisata,peternakan,pendidikan,manufaktur.

-Meningkatnya kepedulian dunia usaha/industri terhadap pendidikandengan memberikan program-program pelatihan dan magang untuk meningkatkan soft skill siswa

Dalam era globalisasi ini. Begitu permasalahan yang terjadi. Sebenarnya apa yang masyarakat butuhkan?

MASYARAKAT MEMBUTUHKAN  Sebuah Alternatif NILAI- NILAI POSITIF UNTUK MEMBANGKITKAN SEMANGAT  prestatifDAN SELALU MENJAGAKEHARMONISAN DALAM KEHIDUPAN  DI ERA  GLOBAL  !!!

tidak sulit. Salah satu langkahnya, adakan saja ajaran olympisme mulai disekolah dasar. Karena dari yang saya rasakan ajaran olympisme ini sungguh membuka mata saya, membangunkan saya dari lamunan. Benar-benar terjadi pengaruh yang besar dalam semangat-semangat untuk berprestasi dan mempunyai rasa peduli yang besar untuk sesama.

Dimana itu semua sesuai ajaran olimpisme yaitu living respect, living excellence, dan living fair play. Jika nilai-nilai olympisme ditanamkan kepada setiap individu saya rasa tidak ada lagi keributan sporter bola, peperangan antar suku, korupsi pejabat tinggi. Indahnya jika dunia ini damai.

Dengan motto olympisme yaitu

“ Citius, Altius , Fortius “

(Lebih cepat, Lebih tinggi , Lebih kuat)

Dalam Sebuah Bangsa, Negara dan Masyarakat Bermakna :

Sebuah Bangsa akan lebih maju dari pada bangsa lain bila  memiliki masyarakat yang selalu ingin lebih cepat dalam beradaptasi (belajar) , lebih tinggi keinginannya dalam mencapai target berprestasi, dan  memiliki kekuatan  sumberdaya  (5M) yang lebih baik.

Semangat!!! Jika saat ini anda merasa terpuruk, bangkitlah dan ubah keterpurukan itu  menjadi sebuah kebaikan. Jika anda merasa sedang baik-baik saja, merasa bahagia, teruskan dan biarkan kebahagiaan itu menjalar untuk banyak orang. Berbagi manfaat dengan berbagi kebaikan dan kebahagiaan.

KUIS

1.Banyak orang berpendapat bahwa Globalisasi mengakibatkan “perubahan nilai dalam masyarakat global“, oleh karenanya   “nilai olympism” menjadi kurang relevan lagi bagi masyarakat global Bagaimana tanggapan anda?

2.Bagaimana menurut pandangan anda, agar nilai-nilai olimpiade menjadi perilaku kehidupan masyarakat Indonesia?

3.Apa yang harus kamu lakukan agar tak menjadi pengangguran terdidik dalam masyarakat global?

Jawab:

1.Ya, Globalisasi memang mengakibatkan “perubahan nilai dalam masyarakat global. Tapi jika dikatakan nilai olympism kurang relevan untuk masyarakat global saya rasa kurang tepat. Justru nilai olympism dapat mengembangkan pola pikir masyarakat, nilai-nilai olympism meningkatkan kepedulian masyarakat, di era globalisasi semua serba instan, kita seperti merekat dengan teknologi, dengan adanya nilai olympism, seseorang diajarkan untuk peduli sesame dan bersikap jujur.

2.Tidak mudah memang menanamkan nilai-nilai olimpiade agar menjadi perilaku kehidupan masyarakat indinesia. Sebenarnya, kebanyakan orang tidak tau apa itu nilai-nilai olimpiade. Menurut  pandangan saya, Salah satu caranya adalah masyarakat diperkenalkan apa itu olimpiade, nilai-nilai apa yang terkandung dalam olimpiade, seberapa relavan dan penting olimpiade dalam kehidupan kita. Jika itu semua sudah diketahui oleh masyarakat Indonesia saya rasa nila-nilai olimpiade akan meresap menjadi perilaku kehidupan masyarakat Indonesia.

3.Tidak menjadi orang yang biasa-biasa saja. Ketika mulai sadar dengan maraknya pengangguran terdidik tentunya tidak berdiam diri dengan kenyamanan. tetapi membuat suatu perubahan, membuat diri kita beda dengan yang lain, membuat diri kita unik sehingga ada karakter yang kuat melekat pada diri kita yang membuat orang memilih kita. Melihat kondisi dunia, mengamati dan merasakan apa yang dibutuhkan masyarakat untuk hidup dimasa itu lalu membuat sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan banyak orang sehingga kita menjadi merasa diperlukan oleh orang banyak. Tentunya dalam bidang akademik pun meningkatkan prestasi, mengeluarkan keringat sebayak-banyaknya sebagai bukti bahwa kita tidak melakukan hal yang sia-sia. Berusaha sebaik dan semaksimal mungkin. Agar kelak dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun