Itulah arti “agama warisan”, adalah fakta bahwa 99% manusia hanya terpapar oleh 1 ajaran selama hidupnya.
Bahkan <1% yang pindah agamapun, seringkali hanya karena kecewa dengan yang lama, dan terpikat dengan yang baru, tanpa pernah mendalami ajaran keduanya secara utuh.
Tuhan memberikan “warisan”, supaya kita menerima, bangga, menjalani dan menjadikan “warisan” itu kebaikan bagi sesama, apapun bentuk “warisan” yang kita terima.
Tetapi sayangnya manusia lebih suka memperdebatkan “warisan” tersebut, membandingkan, saling menghina, bahkan memperebutkannya.
Jangan kuatir Afi, kehendak Tuhan pulalah bila banyak manusia yang tidak memahami arti “warisan”.
Mereka para pembully adalah orang-orang yang justru menghancurkan "warisan" mereka sendiri.
Plagiat? Wah rasanya mungkin seperti pisau tajam yang menusuk ke jantung, bagi Afi, bagi pendukungnya, dan juga bagi pemegang pisaunya.
Tapi itu menurut kebanyakan orang, menurut penulis ini hanya sebuah silet. Tajam dan melukai, tapi hanya goresan kecil saja.
Kenapa?
Sederhana saja, lha wong Afi nulis bukan untuk ujian, makalah, skripsi, dijadikan buku, dikirim ke majalah, ataupun untuk diposting di Kompasiana.