Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Siapapun Gubernur DKI Terpilih, Tetap Dibeking Cukong Tionghoa

17 April 2017   07:52 Diperbarui: 17 April 2017   19:33 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu yang digoreng oleh pendukung paslon-3 untuk tidak memilih paslon-2 karena didukung oleh cukong Tiongkok lah, 9 nagalah, sungguh aneh dan lucu, kenapa aneh, sederhana saja:

  • Lha Hary Tanoe yang nempel di samping Prabowo saat pilpres, dan sekarang nempel di paslon-3 bukan Tionghoa? 
  • Atau selama duit mengalir, maka kata kafir dan Tionghoa tidak lagi berlaku? Hehehe...
  • Bahkan cawagub paslon-3 pun dibesarkan, disekolahkan dan dibesarkan hingga sukses juga oleh seorang cukong Tiongkok!
  • Lha 9 naga itu bukannya lahir dan dibesarkan puluhan tahun oleh kebijakan rezim orde baru yang notabene adalah mertua Prabowo? Jadi kira-kira yang lebih berhubungan erat dengan 9 naga siapa donk? Hehe

Logikanya tidak nyambung, kelompok mereka yang selama puluhan tahun ini melahirkan dan membesarkan 9 naga, kok sekarang malah menuduh  paslon-2 yang antek 9 naga.

Seandainya sekarang 9 naga prefer dengan paslon-2pun, mereka tetap saja tidak akan melepaskan dukungan ke paslon-3.

Orang bisnis itu prinsipnya sederhana, “dont put all your eggs in one basket”, jangan menaruh semua telur di dalam 1 keranjang.

Artinya jangan pernah bertaruh pada 1 calon saja = harus bermain banyak kaki. Kenapa? Karena bisnis dan politik sangat berkaitan, politik membutuhkan dana, bisnis membutuhkan kebijakan. bisa-bisa kebijakan yang dikeluarkan nantinya mematikan bisnis tertentu kalau salah bertaruh mendukung paslon tertentu.

Jangankan business man, lha si Pak Prihatin saja paham prinsip banyak kaki ini, hehe.

Konglomerat akan selalu mencari aman dengan bermain banyak kaki, melalui banyak jalur.

Siapa tahu HT adalah kepanjangan tangan 9 naga juga? Hahaha...

So be smart, adalah fakta bahwa politik membutuhkan dana besar dan selalu dibeking duitnya oleh konglomerat, dan sayangnya karena kebijakan masa orde baru, akhirnya konglomerasi di Indonesia didominasi etnis Tionghoa.

Penguasa saat itu takut dan kuatir akan dikudeta bila pribumi menguasai ekonomi/memegang dana besar, mereka sengaja membagi peran, etnis Tionghoa diatur untuk menguasai ekonomi sebagai beking kekuasaan, etnis pribumi diatur untuk menjadi pejabat pemerintahan, simbiosis mutualisme. 

*jenis konglomerat lainnya, yaitu Mamarika (Wahyudi) akan dibahas di artikel berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun