Kenapa Ahok tidak ditahan? Padahal semua orang sudah tahu bahwa respon publik pasti tidak puas = demo lanjutan.
Pertanyaan yang mungkin berputar di benak kita beberapa minggu ini...
Kejadian pagi hari ini mengagetkan dan mulai menjawab, 8 orang ditangkap polisi atas dugaan makar + 2 orang atas dugaan UU ITE. Perlahan tetapi pasti, strategi yang digunakan Jokowi semakin terlihat, apa itu?
1. Â Â Ahok sengaja tidak ditahan dulu, supaya ada demo lanjutan = cukup waktu untuk mematangkan mimpi para aktor politik/mengumpulkan bukti.
2. Â Â Para aktor politik merasa semakin mendapat angin, antusias menunggangi demo lanjutan dengan tujuan-tujuan diluar Ahok.
3. Â Â Bukti-bukti pertemuan dan ucapan yang menuju makar terkumpul
4. Â Â Ditangkap "sebagian" sebagai shock therapy
Strategi yang hampir sama dengan yang dilakukan di Turki, dimana disana jauh lebih ekstrem karena ribuan yang ditangkap dan dipecat tanpa pengadilan, semua haters dibabat habis dengan memanfaatkan kejadian kudeta yang kecil bahkan diragukan siapa dalangnya.
Jangan kuatir Jokowi tidak se-ekstrem itu, terbukti dari yang ditangkap hanya sebagian atau "kulit"nya saja, pemimpi2 di siang bolong, belum menyentuh "sarangnya". Tetapi setidaknya ini sudah menjadi shock therapy bagi siapapun yang punya mimpi2 basah untuk menggoyang pemerintah.
Beliau tetap menggunakan politik santun dan simbol seperti biasanya, penangkapan kali ini adalah simbol, bahwa bukti2 itu ada, supaya para aktor politik yang masih ada di sarangnya bungkam.
Selain itu, Jokowi sangat mencintai para haters, karena tanpa haters tidak akan ada lovers, hehehe... Terbukti hari ini beliau nekad hadir di monas khusus untuk mereka, coba tanya presiden manapun juga, ada yang berani turun di tengah jutaan "pendemo"? Presiden lain ketemu perwakilan pendemo saja jarang yang mau.
Ternyata beliau tidak mau hadir menemui perwakilan pendemo 414, karena tantangannya kurang, hadir di tengah jutaan orang langsung barulah anti mainstream dan memacu adrenalin, wkwkwk... (bercanda)
Kehadiran di tengah jutaan umat yang "berdemo" damai ini membawa simbol kuat bahwa beliau tidak bisa diajak main-main dan benar-benar seorang pemberani.Â
Salut juga untuk aksi damai 212 hari ini, semoga aksi ini menyadarkan kita semua khususnya umat Islam akan kekuatannya untuk berjihad memperjuangkan hal-hal yang lebih substansial, yaitu pendidikan, kesehatan, memberantas korupsi dan narkoba kedepannya.
Karena hanya dengan hal-hal dasar dan penting seperti pendidikan dan kesehatanlah umat islam dapat berkembang dan bersaing di kancah dunia, bukan dengan demo-demo.
Ironi bila untuk seorang Ahok, jutaan umat bersedia bergerak, tetapi untuk membasmi para koruptor, tidak ada satupun yang peduli, padahal koruptor yang beragama = menista agama, karena para koruptorlah, rakyat Indonesia tidak maju-maju.
Lalu bagaimana dengan Ahok? ini juga dont worry, seperti artikel sebelumnya penulis DISINI, Ahok 100% pasti ditahan kok, Jokowi dkk hanya buying time supaya semua "ular2" yang ada semua keluar, jarang-jarang ada momen sebaik ini untuk mengenal mana lawan mana kawan.
#FridayIntermezzo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H