P Â : (glek) sambil membayangkan bagaimana dulu ISIS bisa lahir...
K Â : tanda-tanda pemerintah dan kaum elit politik sudah tahu itu juga nyata, dengan didengungkannya NKRI harga mati. Ga nyambung kan kasus Ahok kok jadi NKRI? Artinya ancaman dan gerakan untuk membelah-belah Indonesia ataupun mendirikan negara berbasis agama itu nyata adanya.
P Â : kalau negara berbasis agama, apa salahnya bro? Tentu itu menjadi pertanyaan banyak orang juga.
K Â : itu hanya indah di bayangan, tapi tidak dalam praktek, apalagi di zaman modern dimana perekonomian dan hubungan dunia sudah tanpa batas seperti sekarang. Lihat saja contoh2 negara di afrika dan timur tengah, pakistan dst, fanatisme berlebihan, radikalisme, perang dan kemiskinan justru terjadi dimana-mana, justru memberi kesempatan kepada asing untuk mengobrak-abrik negera mereka.
Negara-negara yang berhasil seperti Turki lebih memilih jalur moderat.
P Â : tapi bukannya yang radikal, isis dkk itu buatan barat bro?
K Â : nah justru itu, itu adalah bukti nyata bahwa fanatisme agama, agama apapun itu = memudahkan asing untuk masuk mengadu domba. Disulut sedikit apinya, kompornya langsung meledak dengan sendirinya.
Dan setelah kekacauan terjadi, akhirnya seperti Suriah, negara menyerah dan minta bantuan asing untuk menyelesaikan, apakah ada makan siang gratis? Hahaha       Â
P : wah kok makin njelimet ya...
K : lha memang politik itu njelimet, karena itu jangan mudah percaya provokasi dari siapapun juga, meskipun niatnya seakan mulia, tetapi bila cara-cara yang digunakan semakin tidak benar (menebar kebencian dst) = mengumpulkan dosa = jangan-jangan elo lagi diproses menjadi ISIS, hahaha.
Membela agama harusnya dipraktekkan dengan memperbanyak ibadah dan menebar kebaikan, buat umat agama lain terpesona dan menjadi mualaf, lha kalau membela agama sambil mencaci maki dan menebar kebencian, yang ada bukannya malah menista agama sendiri?