Beberapa hari ini kita diramaikan dengan berita konferensi pers dari eks Teman Ahok yang sekali baca saja sudah terlihat anehnya :
- Dipecat Februari 2016, tetapi 4 bulan kemudian baru konferensi pers
- Membeberkan kecurangan2 yang terjadi, tetapi disaat yang bersamaan mengaku mereka sendiri yang melakukan kecurangan? = dipecat = memberi kesan Teman Ahok itu tegas lho, yang curang, dipecat.
Semakin terlihat aneh bila digabungkan dengan peristiwa sebelum dan sesudahnya?
- Deklarasi sudah mencapai 1 juta KTP sebelum konferensi pers eks Teman Ahok    Â
- Deklarasi parpal mendukung Ahok setelah konferensi pers eks Teman Ahok = Ahok hampir pasti menggunakan jalur parpol
Tiba-tiba terbaca jalan cerita yang nyambung :
- Teman Ahok hanya berfungsi untuk "mempromosikan" Ahok sebelum masa kampanye = mencuri start? Semakin rame relawan + kontroversi (ada yang mau terjun dari monas lah, dll) = semakin rame pemberitaan
- Deklarasi sudah mencapai 1 juta KTP = Â seakan-akan sudah sampai puncak hasil = bisa maju independen
- Serangan dari PDIP mengenai dana Teman Ahok
- Serangan kedua dari Konferensi pers eks Teman Ahok = pengumpulkan KTP jalur independen tidak masuk akal dan pasti banyak kecurangan
- Ahok "seakan" galau dengan poin 3-4-5 diatas
- Ahok akhirnya menerima "pinangan" parpol
Padahal mau diputar-putar sana kemari, dari awal 101% sudah jelas :
- Ahok pasti lewat jalur parpol, dan PDIP adalah mitra utamanya
- Ahok pasti menang (dukungan banyak parpol dan RI-1 tidak mungkin dikalahkan oleh "trio kwek kwek")
Hanya terlihat kurang menarik dan tidak ada bahan berita saja bila dari awal mengambil langkah ini, jadi dibikin "meriah" dengan banyak kontroversi, agar setiap hari ada yang diliput = semakin terkenal dan dikenal
Dari semua kejadian ini kita belajar bahwa :
- Pengumpulan KTP tidak mungkin terjadi dan sejak awal sudah syarat yang aneh. Sudah aneh, masih harus berjumlah 1 juta lagi, bisa dibayangkan berapa biaya promosi dan biaya operasional untuk memenuhi syarat tersebut? calon "independen" mana yang bisa maju dengan syarat seperti itu? Hanya konglomerat + artis, Â atau ya satu lagi, calon parpol berbulu independen, xixixi
Artinya apa? Artinya tidak akan pernah ada calon "Independen", meski dia tidak diusung parpol, tetap dia harus didukung banyak masaa, LSM dan duitttttt alias sponsor entah dari mana.
Jadi apa solusinya? Pengumpulan KTP secara elektronik + pooling terbuka + masyarakat berpendidikan tinggi.
Hanya bisa menunggu sistem KTP dan pemilihan umum elektronik, sehingga pengumpulan KTP sebagai syarat maju independen bisa terverifikasi dengan banyak keamanan canggih seperti sidik jari dll, dan untuk mencegah kecurangan digital, maka no KTP yang mendukung harus dibuat terbuka di sebuah situs, plus initial ok, jadi kita bisa melaporkan kalo tiba2 KTP kita yang bukan pendukung masuk sana.
Itupun hanya terlihat canggih dari depan, tetapi tetap saja bila pemilih (rakyat) belum berpendidikan/melek politik, maka manipulasi terjadi dimana2, ktp bisa didaftarkan tanpa sepengetahuan si pemilih, bahkan sidik jari bisa ditukar sekardus mie instant, haha...
Bagaimana lagi, memang realitanya seperti itu, terlihat nyata dengan pendidikan rakyat yang tidak pernah menjadi fokus pemerintah dan para wakil rakyat, yang ada malah budget pendidikan jadi "rebutan", karena apa? Karena mereka takut dengan rakyat berpendidikan tinggi.
Jadi siapapun kita, teman atau lawan Ahok, terima saja kenyataan ini (Ahok pasti menang) sambil menikmati "sinetron" yang ada, hehe...
(malah terpikir itu yang ngaku2 lawan Ahok, baik yang mau terjun dari monas, maupun si haji L, sangat mungkin sebenernya teman sejati Ahok? Abis mereka setiap hari "mempromosikan" Ahok sih, hahaha...)
Artikel terkait :
Jokowi vs Prabowo di Pilgub DKI 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H