Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Negeri Pemuja Ijazah

13 Mei 2016   14:05 Diperbarui: 14 Mei 2016   03:25 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negeri Pemuja Ijasah, sumber gambar: sindonews.com

Benarkah seperti itu cermin pendidikan di Indonesia?

Yang penting ijasah dan ijasah, nanti saat kuliahpun bisa jadi beli ijasah juga, lha terus isi otaknya darimana?

Memang program Kejar Paket ABC tujuan awalnya bagus, yaitu memberi kesempatan bagi yang putus sekolah untuk melanjutkan ke sekolah. Tetapi bila prakteknya seperti ini (akhir minggu hanya 6 bulan tanpa hadir), bukankah ini = pengakuan tidak langsung dari pemerintah bahwa kurikulum smp-smu reguler "tidak banyak gunanya" sehingga bisa dilalui dalam 6 bulan?

Jadi siapa yang sebenarnya "bagi-bagi ijasah" di kasus ini? haha..

Kasus yang sama terjadi di masalah dosen di Indonesia dimana menurut UU no 14 tahun 2005 harus lulusan S2. Karena tenggat waktu 10 tahun sudah habis dan ternyata banyak yang tidak bisa mengikuti standar tersebut, kemudian pemerintah berencana untuk "bagi-bagi" sertifikasi/ijasah S2 ke ribuan dosen tersebut!

Helooo?? Kenapa ga sekalian saja dibagikan ijasah S7 ke para dosen? Lalu Ijasah S1 dibagi2 gratis ke 250 juta rakyat? Keren kan Indonesia 100% lulusan sarjana S1 lho... wkwkwk...

Miris sekali, gabungan budaya instan mengejar ijasah + kualitas sekolah yang memang tidak memadai, sehingga banyak yang merasa percuma juga sekolah.

Beberapa solusi alternatif yang mungkn bisa diambil untuk Kejar Paket :

  • Waktu sekolah dikembalikan menjadi 3 tahun, meskipun hanya setiap akhir minggu. Tidak lucu hanya 6 bulan, karena ini merupakan "pelecehan" atas sekolah reguler, artinya anak-anak yang sekolah di reguler membuang waktu 2,5 tahun mereka?
  • Fokus ke beberapa pelajaran utama seperti Matematika, Bahasa Inggris dan Praktikal Siap Kerja (ketrampilan, wirausaha, komputer, dll), bukan semua pelajaran yang jelas waktunya tidak cukup bila hanya akhir minggu.
  • Perketat pengadaan test berkala, misalnya per bulan/3bulan/6bulan untuk memastikan semua peserta betul2 belajar.

Mudah-mudahan ada perbaikan dari Kemendikbud, setidaknya mereka yang putus sekolah, benar-benar mendapatkan manfaat dari Program Kejar Paket, bukan hanya mendapat selembar kertas.

Sedangkan untuk kualitas pendidikan keseluruhan, satu-satunya solusi hanya digitalisasi pendidikan, dari buku, cara mengajar, hingga gurunya! 

Pendidikan sekarang sudah bisa diakses dimana saja, kapan saja oleh siapa saja dengan internet, sudah sepatutnya kita merevolusi mental bahwa ISI OTAK lebih penting daripada dari sederet GELAR di belakang nama dan berusaha menumbuhkan inisiatif mencari ilmu pada anak-anak, bukan menunggu ilmu datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun