Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

(Friday Ideas-11) Penjara dan Revolusi Mental

29 April 2016   13:16 Diperbarui: 29 April 2016   13:42 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerja sosial, sumber gambar : www.merdeka.com

Kerusuhan di penjara kembali terjadi, dan alasan penjara penuh selalu digunakan kembali. Solusi untuk penjara penuh hanya ada 2, yaitu menambah kapasitas penjara dan mengurangi jumlah narapidana.

Solusi menambah kapasitas penjara dengan instan dan murah meriah sudah dibahas di artikel (Friday Ideas-7) Penjara Kepulauan yang Murah Meriah yaitu dengan memanfaatkan ribuan pulau yang menganggur. Meski teknisnya nanti mungkin berbeda dari link artikel diatas, tetapi adalah fakta bahwa ribuan pulau tersebut menganggur dan siap menampung napi sebanyak mungkin.

Sekarang kita membicarakan poin ke2, bagaimana cara mengurangi jumlah narapidana :

1. Kerja Sosial

Kita sangat mengapresiasi DPR dan Pemerintah yang sekarang mengerjakan UU untuk hukuman kerja sosial. Sayang sekali hukuman ini baru sekarang terpikir dan mau diimplementasikan, padahal di luar negeri sudah sejak dahulu kala. Kenapa? Karena kerja sosial ini sebenarnya bagian utama dari program rehabilitasi karakter narapidana.

Kenapa kerja sosial penting?

Orang cenderung berbuat jahat, karena sebelumnya dia kurang berbuat baik. Sesimple itu. Karena itu untuk menghilangkan karakter/kecenderungan jahat itu, harus dilatih untuk berbuat baik sebanyak mungkin sehingga menjadi kebiasaan yang berlanjut setelah keluar dari penjara.

Sangat berbeda dengan pembinaan di penjara saat ini, yang meskipun di beberapa penjara sudah ada pembinaan dan pelatihan, tapi tidak semua tepat guna. Setiap jenis kejahatan itu beda, karena itu bentuk pembinaan juga tidak bisa disamaratakan. Misalnya koruptor, untuk apa dilatih membuat kerajinan tangan? Wong korupsi jauh lebih mudah dan dapat milyaran? Hahaha...

Pembinaan karakter dengan melatih jiwa sosiallah yang dapat membantu napi secara umum untuk semua jenis kejahatan.

Contoh : koruptor akan lebih mungkin bertobat, bila dia turut diajak melihat kehidupan sengsara rakyatnya, suruh mereka melakukan bedah rumah rakyat yang miskin misalnya (dengan tenaga sendiri, bukan uang), suruh mereka melakukan pekerjaan kasar rakyat miskin untuk mencari sesuap nasi (memulung sampah dll), hal-hal praktis seperti itulah yang memberi pelajaran bahwa uang yang mereka korupsi = "membunuh" kehidupan rakyatnya, bukan pelatihan, apalagi sekolah s2 dari penjara, setelah keluar makin canggih korupsinya, wkwkwk...

Bahkan acara kerja sosial para koruptor ini bisa dijadikan reality show, supaya dilihat rakyat maupun calon koruptor lain, efek jera berlipat ganda dan wow makin profit deh pemerintah dari iklan yang didapat, hahaha...

Kerja sosial dapat diberlakukan pada semua narapidana sebagai program rehabilitasi, baik yang di dalam penjara, maupun yang tahanan rumah.

Pecandu narkoba contohnya, harus 100% wajib melakukan kerja sosial sebanyak mungkin, karena para pecandu tersebut sebenarnya kecanduan karena kehilangan tujuan hidup. Kerja sosial adalah rehabilitasi terampuh untuk mengembalikan tujuan hidup mereka, yaitu bermanfaat bagi sesama.

Masyarakat juga merasakan manfaatnya, kerja sosial dapat berupa :

Membersihkan sungai, jalan, tempat umum dari sampah2

Mendaur ulang sampah

Membangun fasilitas umum/tempat ibadah

Membedah rumah rakyat miskin, dst.

Bagi yang di dalam penjara, kerja sosial dapat berupa membuat barang2 kebutuhan rakyat miskin, katakanlah batu bata untuk rumah rakyat miskin, dll.

Sungguh mubazir bila selama ini, puluhan/ratusan ribu napi tidak berkontribusi apa-apa bagi masyarakat, yang ada malah mereka duduk2 dan saling "sharing" memperdalam ilmu kejahatan yang ada, hahaha...

2. Efek Jera yang Lebih Mantab

Cara mengurangi jumlah napi yang kedua adalah justru dengan memperberat hukuman, jangan diputar balik logikanya, malah mau dikasih remisi/ampunan, itu memang instan mengurangi jumlah napi, tapi jangka panjang semua penjahat justru berpesta pora = kejahatan semakin menjadi2, karena toh habis ditangkap, hukuman nanti habis di "potong bebek angsa" oleh remisi.

Pastikan semua orang normal menjadi sadar bahwa masuk penjara itu "sengsara" alias harus bekerja keras, dan menjadi takut masuk penjara, bukan masuk penjara itu = gratis makan tidur tanpa kerja! + tiap minggu plesiran ke bali, hahaha...

Contoh efek jera yang bisa diberlakukan :

Denda kasus korupsi minimal 5x dari yang dikorupsi! Ini sangat ampuh, setiap ada yang korupsi, negara justru profit, kalau perlu bagikan 1/5 secara halal ke penegak hukum yang memecahkan kasus, wow dijamin semua makin giat..

Napi harus bertanggung jawab mengganti biaya penyelidikan, pengadilan, operasional penjara, makan tidur dll = menanggung operasional semua penegak hukum (kpk, polri bagian pidana, pengadilan, dkk) = kapasitas penegak hukum menjadi tidak terbatas, karena dana kasus bukan dari APBN, tapi dari Napi, mau Napi berjumlah jutaanpun tidak masalah..

Kerja sosial didalam penjara/tahanan rumah yang membutuhkan tenaga fisik dibawah terik mataharai 8 jam sehari, 6 hari seminggu.

Isolasi : tanpa tv, tanpa koran, tanpa radio, tanpa sinyal hape (blokir semua sinyal). Bila dianggap melanggar ham, maka bolehlah lihat tv 1 minggu sekali, hehe... dengan acara khusus melihat kehidupan rakyat miskin, bukan sinetron penuh kemewahan yang justru membuat orang menjadi penjahat karena ingin kaya... 

Hampir 90% kejahatan adalah karena keinginan untuk kaya, baik koruptor, bandar/pengedar narkoba, pencuri, penipu, membunuh kadang juga karena uang, dst. Karena itu rehabilitasi terampuh adalah : 

memiskinkan mereka dengan banyak denda dan biaya..

mengajak mereka melihat kehidupan orang miskin, baik langsung maupun melalui media..

membuat mereka merasakan kehidupan rakyat miskin (kerja fisik)..

Dijamin kejahatan akan berkurang drastis, bila para napi, bahkan kita semua bisa tumbuh rasa syukur dengan kerja sosial, bukan rasa ingin itu itu karena dipertontonkan kehidupan/barang mewah trus.

Penjara perlu revolusi mental, izinkan para napi terlibat kerja sosial dan mensukseskan program Revolusi Mental Pak Jokowi, dijamin hasilnya akan lebih tokcer daripada program revolusi mental yang iklan2 di TV, upps.. :-D

#FridayIdeas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun