[caption caption="Penjara Kawat Listrik, sumber gambar : rosdiana.net"][/caption]
Kerusuhan kembali terjadi di Lapas Malabero Bengkulu 25/03/2016, menurut Kemenkumham hal ini terjadi karena kapasitas penjara yang tidak mencukupi, harusnya untuk 250 orang, tapi dihuni 758 napi.
Masalah klasik, terus menjadi keluhan pemerintah dan menjadi alasan untuk memberikan grasi/remisi, alasan untuk tidak menangkap penjahat/memberikan hukuman lama, dst. Aneh, karena grasi/remisi diberikan bukan karena napi berhak, tapi karena lapas gak cukup, haduh...
Jangan-jangan koruptor juga dibatasi yang ditangkap, karena menggunakan "bahasa halus", lapas takut tidak cukup? Haha
Berikut adalah alternatif pengadaan lapas/penjara secara murah meriah dengan kapasitas hampir tidak terbatas:
- Cari kepulauan, kumpulan beberapa pulau yang kosong (banyak yang sudah mengajukan ide ini termasuk Komjen Buwas, sebaiknya jangan hanya 1 pulau, karena dengan kumpulan beberapa pulau berdekatan, maka menghemat banyak di petugas patroli dan operasional lainnya).
- Pasang kawat duri berlapis dan tinggi di sekeliling pulau (bisa juga dibuat cluster2 di dalam pulau)
- Aliri kawat dengan listrik tegangan tinggi (harus ada cadangan listrik, supaya selalu on)
- Pasang CCTV di banyak titik
- Pasang Jammer (penghilang sinyal hp total di seluruh wilayah kepulauan), no handphone, tv, koran etc (isolasi adalah pelajaran hidup terbaik bagi napi, beri mereka kesempatan merenung, bukan malah di kasih tv).
- Beli tenda pengungsi untuk para napi berkemah + toilet portable
- Beri mereka berbagai macam bibit untuk bercocok tanam, supaya bisa makan dari hasil tanam sendiri
- Beri mereka pekerjaan sosial dengan memproduksi barang2 kebutuhan rakyat miskin
Dengan cara diatas, maka banyak keuntungan yang didapat :
- Biaya membuat kawat listrik jelas jauh lebih murah daripada membangun penjara, dan jauh lebih instant (seandainya ingin ditembok sekeliling pulau juga tetap lebih murah daripada membangun penjara di kota).
- Operasional rendah, tidak perlu sipir dll, keamanan patroli cukup di 1 pintu masuk setiap pulau dan di garis luar kepulauan, bila ada yang berenang keluar, boleh langsung ditenggelamkan saja, Â hahaha.. (bercanda).
- Tidak perlu budget makanan dari pemerintah, karena mereka mandiri.Â
- Tidak ada lagi praktek suap-menyuap, jual beli narkoba dll, karena sipir terbatas dan sangat jarang perlu masuk ke dalam pulau.
- Napi menghirup udara bebas, di alam bebas, tentu ini lingkungan yang "lebih baik" bagi mereka (sambil merasakan cuaca panas dan hujan, hehe)
- Kerja sosial akan mengubah karakter para napi
Tidak manusiawi? Siapa bilang, itu semua diatas adalah kehidupan jutaan pengungsi di dunia!
Kenapa para napi justru diberlakukan lebih baik dan nyaman daripada pengungsi yang tidak salah apa2?
Biarkan mereka merasakan kerasnya hidup di udara terbuka, bercocok tanam sendiri, terisolasi dari teknologi sehingga mempunyai banyak waktu untuk merenung, kalau perlu diajari meditasi, hahaha..
Bagaimana kalau lari dengan helikopter? Sekarang saja temboknya tinggi, koruptornya juga jalan-jalan ke bali kok. Justru akses yang terbatas bisa terpantau radar maupun cctv bila ada kendaraan apapun mendekat.
Jenis penjara kepulauan diatas cocok untuk semua jenis kejahatan, dan sudah berhasil di nusa kambangan. Kenapa hanya 1 pulau, padahal kita punya 17ribu pulau??
Apalagi untuk koruptor dan bandar narkoba, sangat cocok, karena mereka orang2 berkelas yang sudah pandai dan tidak perlu dibina,
mereka hanya perlu tempat untuk merenung...
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H