Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Celana Robek yang Hilang...

30 Januari 2016   21:30 Diperbarui: 3 Februari 2016   11:52 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Motif Pembunuhan Mirna, sumber gambar : elaenews.com"][/caption]

Mengikuti kasus sianida M memang melelahkan, hampir 1 bulan polisi tanpa kejelasan, yang ada malah perang media dengan calon tersangkanya..

Padahal kasus ini sudah jelas... 1000% pembunuhnya adalah pembuang barang bukti berupa celana.

Saat di awal2, penulis masih berusaha mengembangkan kemungkinan suami maupun teman lainnya, meskipun sudah terlalu banyak kebetulan seperti tas besar yang menutupi cctv dst.

Tetapi saat mendengar celana dibuang karena robek.. maka 1000% dia. Tidak mungkin celana bisa robek pas hari itu, coba tanyakan ke diri sendiri, seberapa sering celana kita pernah robek?

Bahan celana itu kuat, belum lagi kalo nanti ternyata di cctv itu jeans, makin sulit untuk robek dan celananya memilih robek di hari yang tepat? Hahaha..

Kenapa polisi sulit menetapkan tersangka?

1. Semua asumsi, bukan bukti otentik karena semua barang bukti sudah tidak ada (dibuang)
2. Ortu korban minta polisi menahan info motif dan mencari bukti otentik lain dulu kalau bisa, karena motifnya lesbian (keluarga malu dan enggan), atau motif lesbi ini masih perlu bukti kuat, karena itu polisi membuka hotline pelaporan untuk teman2 M.
3. Uang dan kekuasaan

Dari percakapan saat rekonstruksi kejadian antara ayah korban dan polisi, ada kata lesbian muncul disana (link di artikel terkait dibawah)

Darimana sebuah kata lesbi tiba2 muncul bila dia tidak tahu dan sama sekali tidak menyangka anaknya lesbian sebelumnya?

Jadi motifnya 1000% lesbian. Timing juga tepat segera setelah M menikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun