Â
Transkrip -8 Pilpres, Harmoni dan Para Menteri
http://lampung.tribunnews.com/2015/12/02/jokowi-dulunya-lebih-pilih-hatta-rajasa-jadi-cawapres
- (hal1) MR berkata, seandainya dulu duit (500 milyar di transkirp no 7 diatas) dibagi di 2 kubu pilpres (main 2 kaki), maka hepi dia, tinggal duduk dan main golf saja di singapura, aman, tapi karena sudah "sahabat lama" jadi tidak baik kalo ditinggal (artinya 500 milyar itu hanya utk PS-HR, dan dia menyesali itu, hehe).
- (hal1) Sahabat MR adalah Hatta
- (hal1) MR ingin menjodohkan Jokowi dengan Hatta di pilpres kemarin, tapi Mega menolak.
- (hal2) MR yang mengusahakan KMP dan Presiden harmonis (juru damai, patut diapresiasi lagi nih orang, hehe).
- Halaman berikutnya tidak jelas, SS disebut-sebut juga disana, bertemu SN juga?
- (hal5) Presiden pusing dengan SS, Jonan, Andrinof?
Â
Kesimpulan dari transkrip di atas adalah :
- Penguasa dan Pengusaha itu simbiosis mutualisme dari zaman batu hingga kapanpun juga dan di negara manapun juga, hanya transparansi sistem dan kewajiban transaksi non tunai yang dapat mencegahnya.
- Perebutan kekuasaan itu (pilpres, pilkada, pemilihan kapolri dst) pasti keras, banyak permainan di semua pihak (yup semua, tidak mungkin ada pihak yang 100% lugu dan bersih kalo sudah membicarakan kekuasaan).
- Kasus Papa minta saham dan hampir semua permasalahan negeri ini berasal dan berputar-putar di "pohon beringin".
- Harus diapresiasi MR berjasa "mendamaikan" KMP dengan KIH (Presiden) melalui LP dan SN juga (mungkin saja kita sudah "perang saudara" sekarang kalo tidak ada mereka bertiga? hehe).
- Dan dengan alasan yang sama, kedamaian Indonesia, semua elite politik pada akhirnya akan berpelukan seperti teletubbies di kasus SN ini, .. (prediksi penulis, meski berakhir teletubbies, tapi SN pasti mundur).
Â
Politik itu take and give, untuk mendapatkan sesuatu, harus ada yang dilepaskan/harga yang dibayar = semuanya panggung sandiwara, tidak ada absolut benar/salah.
Bersyukur ternyata melalui rekaman ini kita tahu, Jokowi itu "anak bandel" dan "alot" yang tidak nurut ke siapa-siapa (semua sponsor gigit jari, hahaha).
Bersyukur pula pengusaha berdarah-darah di awal zaman Jokowi, artinya zona nyaman mereka mulai terganggu = ada perubahan... meski diakui tidak baik bila menekan pengusaha/ekonomi terlalu keras, harus bertahap.
Dan tetap bersyukur Jokowi-JK yang menang pilpres kemarin..
karena seburuk-buruknya Jokowi-JK, tetap saja kita sudah terhindarkan dari "keadaan yang lebih buruk"... (dimana kasus papa minta saham tidak akan pernah terkuak, karena papa besar sudah jadi menteri utama dan papa-papa kecil menteri2nya, wkwkwk).