Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Bos dibalik Papa Minta Saham?

25 November 2015   13:14 Diperbarui: 25 November 2015   14:00 1703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Dalang Papa Minta Saham, sumber gambar : inilah.com"][/caption]

Ternyata jurus papa minta saham itu sudah berkali-kali dilakukan di masa lalu dan berhasil!

Siapa yang biasa melakukan dan berhasil di masa lalu ? (lihat kata "biasa" = sudah berulang kali) 

Baca beberapa artikel berikut, maka kita semua akan paham, siapa bos di balik papa minta saham dan bagaimana cara mereka beroperasi :

http://petapolitik.com/analisaopini/bakrie-pernah-untung-besar-di-ptfi-menyorot-freeport-4/

http://www.tambangnews.com/berita/utama/1433-faisal-basri-biang-masalah-divestasi-newmont-adalah-bakrie.html

http://www.kompasiana.com/s23/bakrie-group-gunakan-dpr-untuk-kuasai-divestasi-7-saham-newmont_5500e4a48133112819fa801f

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/133877-jual_saham__freeport_nego_dengan_papua (bahkan media group bakrie pun mengakuinya)

Berita di atas intinya satu = jurus papa minta saham sudah berkali-kali digunakan di freeport dan newmont, bahkan mungkin beberapa tambang lainnya yang masih belum tercantum disini...

Papa masuk melalui perusahaan swasta odong-odong yang pura-pura ingin membeli saham melalui IPO terbuka (bursa saham publik), lalu digadaikan di luar negeri untuk mendapatkan banyak hutang, dan dalam waktu singkat dijual kembali ke perusahaan asing dengan harga berlipat = pemburu rente sejati!

Papa itu Benar ADA, bukan Fiksi - kronologi tercatat dan bisa dicek resmi di bursa saham

Tahun 1991 adalah tahun perpanjangan kontrak freeport, sama seperti sekarang tahun 2019 nanti.

Pemerintah saat itu minta divestasi saham freeport 10%, freeport menyanggupi dengan menjual 9,36% saham yang sayangnya tidak dibeli oleh pemerintah/BUMN, tetapi oleh pemerintah saat itu diberikan ke PT Indocopper Investama (milik Bakrie)

Nilai transaksi saat itu adalah $213 juta yang tentu tanpa duit, karena semua pinjaman dari bank2 luar negeri.

Hanya dalam waktu singkat, 1 tahun kemudian di tahun 1992 (ngapain lama2 ya, semua sudah haus minta bagian, hehe), 51% dari 9,36% tadi dijual kembali ke freeport seharga $212 juta, wow sepertinya angka sama, tapi ini hanya 51% dari yang dibeli, artinya harga naik 2x lipat!

Di tahun 1997, 49% sisa saham tadi dijual ke PT Nusamba Mineral Industri (milik bob hasan, lagi2 kroni orde baru/beringin) seharga $302,7 juta, yang pada akhirnya juga dibeli lagi oleh Freeport.

What a joke! Lelucon apa ini? pemerintah minta saham 10% ke freeport, ternyata diberikan ke pemburu rente yang tidak lama kemudian saham tersebut kembali ke freeport!

Jadi dengan modal dengkul, si bos dapat profit minimal $301 juta, belum termasuk dividen dllnya!  (terharuuuu, bener-bener menginspirasi, modal dengkul tingkat tinggi ini, hahaha)

Hal ini juga terjadi di tambang newmont, dimana saat itu Menteri Sri Mulyani berusaha mencegah papa minta saham tapi akhirnya lengser duluan dihantam papa melalui kasus century... (browse sendiri tentang tambang newmont, atau baca link terlampir)

Dari sini kita menjadi jelas, bagaimana cara kerja mereka dan apa maksud SN minta 20% saham? saham itu jelas bukan beneran untuk diberikan ke Jokowi-JK perorangan, tetapi untuk dibeli melalui perusahaan swasta yang dimiliki para papa...

Saham pura-pura didivestasi ke publik melalui IPO (awamnya lewat bursa saham), tetapi akhirnya jatuh ke tangan pengusaha besar/swasta, yang nanti ujung-ujungnya digadaikan ke luar negeri lagi...

So, dari cerita diatas, kita mengetahui bahwa ternyata jurus papa minta saham ini sudah dipakai berkali-kali dan berhasil di masa lalu... 

Jadi memang SN "tidak salah" kalau melakukannya lagi kali ini, namanya aja sudah terbukti berhasil, harus dilanjutkan bukan? hahaha...

Ini juga bukti valid bahwa apa yang dilakukan SN itu nyata dan benar adanya, karena terbukti caranya sama dan terjadi di masa lalu oleh kelompok yang sama pula!

Back to laptop, jadi siapa bos/dalang dibalik papa minta saham? nah monggo dijawab sendiri ya, wkwkwk...

 

Salam Kompasiana

 

catatan : rakyat indonesia harus sudah lebih pintar kali ini, divestasi harus minimal 51% sesuai UUD45 pasal 33 atau freeport angkat kaki, dan divestasi harus ke perusahaan BUMN tanpa perlu bayar (tetap waspada saham BUMN dimiliki siapa saja).

Lucu banget kita ini, ngapain kita bayar ratusan trilyun beli saham wong 5 thn lagi 100% tambang itu punya kita gratis tis? justru freeport yang harusnya bayar ke kita yang 49%nya bila mau lanjut, hahaha...

Daripada buat film hantu melulu, mungkin kita perlu berganti genre membuat film humor karena terbukti indonesia lucunya luar biasa, judul papa minta saham sangat menjual, semoga segera ada sutradara yang menangkap peluang ini... xixixi

sumber :

http://petapolitik.com/analisaopini/bakrie-pernah-untung-besar-di-ptfi-menyorot-freeport-4/

http://www.tambangnews.com/berita/utama/1433-faisal-basri-biang-masalah-divestasi-newmont-adalah-bakrie.html

http://www.kompasiana.com/s23/bakrie-group-gunakan-dpr-untuk-kuasai-divestasi-7-saham-newmont_5500e4a48133112819fa801f

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/133877-jual_saham__freeport_nego_dengan_papua (bahkan media group bakrie pun mengakuinya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun