Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Money

Lebih Baik Subsidi BBM atau Subsidi Angkot?

6 Oktober 2015   15:33 Diperbarui: 6 Oktober 2015   15:33 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="BBM Subsidi, sumber gambar : kendaripos.co.id"][/caption]

Ramai diperbincangkan tentang wacana Presiden Jokowi untuk menurunkan harga bbm. Pro dan kontra bermunculan...

Penulis termasuk yang kontra dan sebelumnya sudah pernah membahasnya di Ada Jebakan Batman di Desakan Menurunkan Harga BBM?, dan kali ini ingin mencoba membandingkan manfaatnya secara lebih konkret lagi dengan subsidi angkot yang bisa menjadi alternatif..

Secara garis besar, semua yang pro mengatakan ini demi rakyat, entah rakyat yang mana, karena sudah jelas penurunan bbm tidak linear = belum tentu menurunkan biaya angkot, transportasi dan harga-harga barang.

Yang ada bbm turun naik, tetap harga2 barang naik dengan berbagai alasan pengusaha.

Sedangkan yang kontra mengatakan kita harus realistis, suku bunga the fed belum menentu, dollar tidak menentu dan potensi melemah lagi masih tinggi, serta harga minyak yang tidak menentu dan terbukti hari ini naik. Bila harga minyak dunia naik + harga dollar naik bisa dipastikan negara kita akan bangkrut dan ngutang kesana kemari.

penurunan BBM hanya demi pencitraan, meminjam kata gubernur BI, hehe..

Daripada setelah BBM turun, tidak jelas harga barang apa saja yang turun, ini adalah solusi alternatif yang mungkin bisa dipertimbangkan :

1. Menurunkan tarif angkot/bis dengan subsidi langsung ke perusahaan organda (angkutan umum)

Manfaatnya jelas, biaya transportasi rakyat turun, dan orang beralih ke angkot daripada naik motor sendiri

2. Menurunkan harga kebutuhan pokok dengan subsidi biaya logistik langsung ke perusahaan

Manfaatnya lebih jelas lagi, pemerintah dan pengusaha bisa sepakat, misalnya dengan subsidi sekian, harga bahan pokok harus turun sekian.. bila tidak, maka subsidi logistik dicabut.

3. Konversi kendaraan bbm ke listrik

Berita tentang pengembangan mobil listrik, sepeda listrik motor listrik akhir2 ini santer diberitakan dan bahkan seluruh dunia sekarang menuju kesana, banyak perusahaan yang berebut membuatnya termasuk apple dan google.

Kita jangan lagi2 ketinggalan, transportasi bbm itu masa lalu, lha kok kita malah mau bikin mobil nasional pakai bbm yang notabene sudah dirajai jepang, cina, jerman dll? Mimpi mau mengalahkan mereka? Mimpipun ga akan bisa.

Langsung saja melompat ke mobil listrik, motor listrik, sepeda listrik dst.., kesempatan masih terbuka lebar untuk menguasai pangsa pasar asia dan dunia bila semua perhatian, penelitian dan usaha kita ditujukan kesana.

So yang kenal Pak Hendroprioyono, dicolek aja tuh, ngapain kita bikin mobnas ketika seluruh dunia beralih ke listrik, lagi-lagi kita selalu ketinggalan dan selalu menjadi ekor dalam segala hal..

Kesimpulannya, masih banyak alternatif subsidi yang bisa langsung dirasakan masyarakat, dan bila dana kelebihan harga BBM digunakan secara transparant, maka begitu banyak manfaat yang juga langsung ke rakyat seperti, konversi gas tabung ke pipa, transportasi umum lebih layak, energi gas bumi lebih murah, dst..

Nah Pak Jokowi, jangan berjudi dan menciptakan bumerang bagi diri sendiri dengan harga minyak dan dollar yang fluktuatif, di atas adalah beberapa alternatif untuk pencitraan... eee... subsidi yang bisa langsung dirasakan rakyat... hehe...

 

sumber : http://finance.detik.com/read/2015/10/05/094037/3035643/1034/ini-penampakan-mobil-listrik-made-in-gresik-milik-pln

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun