Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Money

Menggugat Kebijakan TKI Jokowi

25 September 2015   11:24 Diperbarui: 27 Oktober 2015   08:19 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Lindungi TKI, sumber gambar : okezone.com"][/caption]

Membaca artikel di merdeka.com http://www.merdeka.com/dunia/pemerintahan-jokowi-akan-pulangkan-700-ribu-tki-di-saudi.html sangat ironi.

Ada yang ada di pemikiran pemerintah sehingga para pahlawan devisa itu malah ditarik pulang disaat kita krisis ekonomi dan butuh devisa? Benar-benar tidak habis pikir..

Sebaiknya pemerintah jangan terus menggunakan alasan harkat dan martabat, maupun alasan TKI bermasalah/illegal. Berikut adalah beberapa poin yang perlu kita renungkan bersama :

1. Harkat dan Martabat

Harkat dan martabat apakah bisa naik kalo mereka pulang dan jadi pengangguran di Indonesia? yang ada malah anak-anaknya ga sekolah atau tidak bisa lulus kuliah dan lingkaran setan berulang, anak-anaknya di masa depan tetap jadi pembantu/kuli ! Mereka menjadi TKI justru dalam rangka supaya anak-anaknya kedepan bisa kuliah dan jadi orang sukses= harkat dan martabat terangkat.

Bahkan seringkali hanya dengan bekerja 2-5 tahun di luar negeri, dengan pelatihan wirausaha, universitas terbuka dll, mereka sudah mempunyai cukup modal untuk berusaha di dalam negeri dan tidak perlu kerja jadi TKI lagi. Bukankah itu termasuk mengembangkan UMKM? bila tanpa kerja di luar negeri, sampai kapan modal itu baru akan terkumpul?

2. TKI Illegal 

Illegal tinggal dibantu urus suratnya menjadi legal, plus penataan dan hukum supaya tidak terjadi lagi yang illegal2 kedepan.

3. Kekerasan pada TKI

Masalah kekerasan TKIpun hanya terjadi di segelintir orang saja, pekerja di dalam negeripun sering mengalami kekerasan, bukan karena letaknya di luar negeri lalu baru ada kekerasan. Jadi tidak relevan sama sekali alasannya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kekerasan dengan pantauan berkala dari KBRI, dst.

4. 700ribu orang itu pulang mau dikasih pekerjaan apa?

Disaat pengangguran di Indonesia sendiri masih mencapai 5% atau 12 jutaan orang, plus ekonomi melemah = tambahan PHK dan pengangguran, lha ini malah mau "memecat diri sendiri" dengan membawa pulang 700ribu orang pengangguran? logikanya dimana? Seandainya 700ribu orang itu dikasih pekerjaan, adilkah bagi 12 juta lain yang masih belum ada pekerjaan?

5. Wacana upgrade skill TKI untuk mengirim perawat, pekerja pabrik dll selain PRT

Itu wacana dan program yang bagus. Tetapi sekali lagi, bila dengan mengupgrade skill, di dalam negeri tetap jutaan yang menganggur, apa salahnya untuk sementara ini tetap memenuhi kebutuhan pekerjaan PRT? PRT itu malaikat penolong bagi banyak rumah tangga, jangan dengan sengaja dan tanpa sebab didegradasi menjadi pekerjaan yang tidak pantas. Anda pembuat kebijakan bisa tidak hidup tanpa PRT?

6. Bila memPHK secara sengaja 700ribu orang saja bisa, kenapa selama ini takut dengan ancaman PHK dari industri rokok?

Setiap kali ingin menaikkan cukai rokok, industri rokok langsung pasang iklan besar2an mengancam akan memPHK 1-2 juta pekerja (yang jelas tidak mungkin sekaligus).

Padahal kenaikan cukai rokok bisa mengubah kehidupan banyak orang, rakyat jadi lebih sehat, cukai bisa digunakan untuk membangun RS dan sekolah sebanyak2nya, dan bahkan dari cukai rokok itu bisa secara instant langsung digunakan untuk membuka lapangan pekerjaan baru !

Caranya? bisa dengan membuka jutaan lahan untuk pertanian = swasembada pangan, industri galangan kapal = tol laut terealisasi, bikin pabrik pengolahan hilirisasi sumberdaya alam dst.

So jika pemerintah tetap ngotot memulangkan 700ribu orang menjadi pengangguran instant, mari kita tantang pemerintah untuk menaikkan cukai hingga harga rokok Rp 5.000/batang !

Sekalian saja yang menganggur banyak, tapi kita dapat MODAL/ pemasukan cukai berkali lipat yang bisa langsung disubstitusi untuk menciptakan jutaan industri dan lapangan pekerjaan baru, sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui.

Berani?

Bila tidak berani melawan mafia rokok dan tetap ngotot memulangkan TKI, jelaskan ke rakyat 700ribu orang itu nanti kerja apa? jelaskan juga 12 juta yang di dalam negeri nganggur harus kerja apa?

Mimpi untuk menstop TKI yang berprofesi menjadi PRT itu sangat sangat baik dan kita apresiasi dan kita memang harus menuju kesana, tetapi timingnya harus dilihat. Bukan grusa grusu langsung stop seperti kemarin kementan setop semua impor dan akhirnya harga-harga melonjak. Semua butuh waktu dan proses.

TKI itu tidak perlu distop, TKI akan otomatis terhenti sendiri bila di dalam negeri ada pekerjaan dengan gaji yang memadai.

Disaat China sangat pintar dan sibuk mengekspor tenaga kerjanya melalui investasi diseluruh dunia, lha kok kita malah mengimpor tenaga kerja asing, dan mengimport TKI sendiri?

piye toh pak...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun