Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Respon Aneh Para Tokoh Berintegritas Tinggi tentang BLBI

24 Februari 2015   00:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:38 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jadi semua keputusan BLBI adalah keputusan dalam keadaan darurat, yang tentu sangat mungkin terjadi kesalahan atau dimanfaatkan. tetapi tetap harus diambil, karena sifat darurat tadi.

tetapi, dalam proses implementasinya, banyak pihak (belum tentu semua) yang memanfaatkan kebijakan yang ada untuk kepentingan sendiri maupun kelompok.

2. atau yang terjadi benar-benar "perampokan" besar-besaran seperti yang dikatakan Kwik Kian Gie, kepentingan semua kelompok secara berjamaah, karena patut diakui saat itu orde baru tumbang, dan bermunculan puluhan partai politik yang membutuhkan dana segar untuk dapat hidup. dan konglomeratpun membutuhkan dana segar untuk bisnisnya tetap hidup setelah terpuruk sedemikan dalam karena krisis.

semua ingin bertahan hidup, karena itu bersepakat menggunakan uang negara bersama2.

Bila kita ingin mengusut, tidak boleh mengusut 1 konglomerat saja, harus semua. karena 1 konglomerat saja mungkin hanya berhubungan dengan beberapa orang yang jadi sasaran balas dendam politik oleh pengusut (KPK) dan dalang di belakangnya dan ini sangat tidak adil/tebang pilih. Harus diusut semua konglomerat, sehingga semua partai dan politisi terkena juga !

So, penulis merasa sudah waktunya kita untuk berhenti bermimpi kasus BLBI akan terungkap. kecuali kita mengharapkan ratusan politisi dan semua mantan presiden berjajar di pengadilan menjadi tersangka dan negara menjadi mandeg dan jadi sasaran empuk negara2 lain.

Kita berpikir positif saja bahwa saat itu keputusan memang harus dibuat karena tidak ada pilihan lain dan bertujuan baik menyelamatkan negara dan perekonomian. Anggaplah itu harga yang harus indonesia bayar karena puluhan tahun mengabaikan pondasi negara, dan harga yang harus dibayar untuk kebangkitan era demokrasi.

Masih ada pengadilan akhirat bagi sebagian yang benar2 merampok dan memanfaatkan situasi saat itu. Tuhan yang sudah memberi cobaan, Dia pulalah yang akan memampukan kita bangkit mengembalikan semua yang terhilang,

dengan terus menatap ke depan dan bekerja keras untuk Indonesia yang maju.. semua orang yang saat lomba lari menoleh ke belakang terus, tidak akan sampai2 di garis finish, dan tidak menyadari bahwa lawan2nya sudah jauh di depan.

salam positif :)

Catatan tambahan : Johan Budi pada berita satu news tanggal 21 Februari 2015 sore mengklarifikasi bahwa AS dan BW (KPK versi lama) HANYA menyelidiki BLBI tentang mengapa para debitur menyerahkan asset bodong/tidak sesuai nilainya ke negara (yang pada kasus ini sedang diusut adalah syamsul nursalim). Sama sekali tidak menyentuh proses penyaluran maupun SKLnya. Jadi jelas yang disasar hanya konglomerat kasus satu-persatu orang, bukan keseluruhan kasus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun