Dalam beberapa kali pertemuan Delegasi Partai Golkar dengan perwakilan pemerintah maupun perwakilan pengusaha dari Nanjing dan Nantong, terungkap berbagai peluang bisnis di berbagai bidang yang menarik untuk ditindaklanjuti. Kunjungan 13 orang kader Golkar ke 3 propinsi antara 22-31 Agustus 2016 ini dalam rangka memenuhi undangan Partai Komunis Tiongkok (PKT) atau Communist Party of China (CPC). Delegasi ini dipimpin oleh politisi asal Banten, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar; Tubagus Ace Hasan Syadeli.
Ternyata, para pengusaha Jiangsu baik dari Nanjing maupun Nantong sudah banyak yang berinvestasi di Indonesia. Lebih dari 70 perusahaan Jiangsu sudah menanamkan modal di negara kita dengan nilai total USD 1,5 miliar. Investasi terbesar terutama untuk infrastruktur di salah satu destinasi wisata di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dan Jiangsu akan terus berusaha meningkatkan investasinya di Indonesia.
Kader-kader Golkar yang tergabung di Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan ikut dalam rombongan siap menindaklanjuti dan merealisasikan hubungan bisnis potensial dengan Jiangsu. "Ini peluang menarik yang sayang untuk disia-siakan" kata Nursyam Halid, Sekjen PP AMPG. Nursyam sendiri ternyata sudah merintis dan menjalin hubungan bisnis dengan Ketua Kamar Dagang Jiangsu yang tertarik berinvestasi di Banten dan Sulawesi Selatan. Salah satunya rencana mendirikan pusat tekstil bertaraf internasional.
Nursyam juga siap memfasilitasi para investor Jiangsu memanfaatkan lahan tidur menjadi produktif. Lahan-lahan tersebut bisa dimanfaatkan untuk perkebunan atau bahkan superblok. "Mereka bisa membuka perkebunan kelapa sawit sekaligus pabrik pengolahan minyaknya. Atau para arsitek Nantong bisa membangun superblok-superblok keren di Indonesia Timur" ujar politisi asal Sulawesi Selatan ini.
Syafaat juga menekankan bahwa politik harus berbasis kerja nyata yang memiliki tolak ukur jelas seperti program-program ekonomi pembangunan yang konkret. "Anak muda harus bisa berpolitik berbasiskan program kerja dengan pencapaian yang terukur. Untuk melengkapi budaya politik yang terbiasa menggunakan nalar dan intuisi" pungkas politisi alumni Universitas Trisakti ini. Semoga saja, berawal dari kunjungan ke Tiongkok ini bisa meningkatkan investasi dan hubungan bisnis di Indonesia. Walhasil, taraf perekonomian Indonesia semakin tinggi dengan terbukanya lapangan kerja baru dan efek positif lainnya yang menyertai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H