[caption caption="Ayam peliharaan sedang dimandikan, untuk mencegah penyebaran flu burung| Shutterstock"][/caption]Beberapa hari yang lalu, di kawasan Cilandak Jakarta Selatan ditemukan beberapa unggas yang mati akibat terjangkit flu burung. Iya, flu burung! Fakta ini tentu saja menohok pemerintah daerah (pemda) DKI Jakarta, karena Jakarta Selatan berpredikat daerah elit, pusat kegiatan ekonomi ibukota. Saatnya birokrat bersama masyarakat bersatu padu memerangi virus bernama H5N1 ini. Apalagi kenyataan pahit bahwa Jakarta masih menjadi daerah endemis penyakit yang ditularkan unggas ini. Artinya, masih ada penularan berkelanjutan yang terjadi di Jakarta.
Masyarakat Jakarta masih sangat banyak yang memelihara unggas baik komersil maupun non komersil. Komersil maksudnya unggas dikembang biakkan untuk diambil dan dijual telur dan dagingnya. Sedangkan non komersil unggas yang diperuntukkan untuk hobi dan hias. Padahal, pemda sudah melarang ternak unggas komersil di pemukiman dengan peraturan daerah (Perda) DKI Jakarta nomor 4 tahun 2007. Sedang untuk unggas hobi dan hias harus seijin dinas kelautan, pertanian dan ketahanan pangan (KPKP).
Minimnya sosialisasi membuat warga apatis. Walhasil, alih-alih berhasil teratasi, kasus Avian Influenza (AL) justru semakin merebak. Sepanjang tahun lalu, dinas KPKP menemukan 5 kasus flu burung, 3 diantaranya terjadi di Jakarta Selatan (Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Cilandak). Sedangkan menurut Dinas Kesehatan (dinkes) DKI Jakarta, dari awal 2015 hingga minggu lalu, 20 maret 2016 sudah terjadi 53 kasus flu burung pada manusia. Sangat memprihatinkan.
Ya, benar! Virus yang menjangkiti unggas ini sangat bisa melompat ke manusia! Dan, sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegahnya bila sudah menjangkiti manusia. Satu-satunya cara hanyalah dengan menjaga kondisi tubuh selalu sehat dan prima. Caranya? Makan rutin dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup dan berolahraga yang rutin. Selain itu, hindari kontak langsung dengan unggas liar maupun peliharaan, hindari mengonsumsi hasil ternak unggas baik daging maupun telur dalam keadaan setengah matang dan biasakan selalu mencuci bersih tangan kita dengan sabun atau cairan antiseptik setelah menyentuh daging atau telur unggas. Selebihnya? Serahkan pada takdir Yang Maha Kuasa!
Dibutuhkan upaya serius dan terpadu dari pemda DKI Jakarta untuk menghilangkan label daerah endemis flu burung dari Jakarta. Lebih sering melakukan penertiban peternakan unggas, pendataan unggas hobi dan hias dan yang terpenting adalah sosialisasi hukum dan peraturan yang berlaku. Karena, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati, apalagi penyakit yang belum ada obatnya. Masyarakat, terutama pengusaha ternak dan pehobi unggas juga harus ikut berperan aktif menjaga kebersihan kandang, vaksinasi unggas dan mendaftarkan peliharaannya ke dinas DPKP.
Selama pemerintah belum bisa bersinergi dengan masyarakat untuk meminimalisir penyebaran flu burung, maka selama itu juga kita harus takut dan tetap waspada! Jadi, ayo berperan aktif dalam situasi ini. Buktikan kita peduli Jakarta sehat, Jakarta yang bebas dari flu burung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H