Mohon tunggu...
Anna Kurniawati
Anna Kurniawati Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahatma Gandhi

16 Juli 2021   12:15 Diperbarui: 16 Juli 2021   12:36 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajaran lainnya adalah swadeso atau swadhesi. Swadehsi berasal dari bahsa Sanskerta  "swa" yang berarti diri sendiri dan "desh" yang berarti negara. Maka swadesh dapat diartikan sebagai negara sendiri. Gandhi berpandangan bahwa swadesi merupakan kunci kemerdekaan India, karena kendali Inggris atas India berakar dari kendali industri pribumi (masyarakat India).

Swadesi diartikan sebagai menggunakan apa yang dihasilkan oleh negara sendiri atau bentuk cinta tanah air sendiri. Konsep swadesi sangat erat kaitannya dengan semangat swaraj atau self governance yang merupakan cita-cita sseuruh rakyat India. Swadesi juga merupakan gerakan memboikot produk asing, termasuk hasil pangan, bahan baku dan lain-lain, kemudian mengajak masyarakat menggunakan produk lokal.

Konsep yang dimiliki Gandhi adalah mencari kebenaran dan menolak segala bentuk kemunafikan dan kepalsuan. Gandhi mengajarkan kasih sayang dan tenggangrasa kepada orang lain sehingga ia kemudia dicintai dan dihargai oleh lawan yang menentangnya. Konsep-konsep inilah yang kemudian mempengaruhi segala kebijakan politiknya.

Tahun 1915 Gandhi kembali ke India dan mendirikan sebuah ashram (komunitas religious). Sejak saat itu Gandhi mengabdikan hidupnya untuk kemerdekaan dan kesatuan India. Keberhasilan Gandhi dalam banyak hal adalah menyiapkan rakyatnya menuju kemerdekaan dengan prinsip yang diajarkan. Gandhi berpihak pada rakyat miskin dan tertindas. Sosoknya yang sederhana namun berkharisma terpartri dijiwa rakyat India. Cita-cita Gandhi yang belum terwujud adalah menyatukan keberagaman di India baik suku, agama maupun ras dalam bingkai kesatuan India. Setelah kemerdekaan, wilayah India terpecah menjadi dua wilayah, dua wilayah muslim memisahkan diri menjadi Pakistan dan Pakistan timur menjadi Bangladesh.

Dalam suasana perayaan kemerdekaan India, Gandhi justru merasa sedih dan kecewa karena tidak bisa menyatukan perpecahan yang ada di India. Akhirnya pada bulan september 1947 gandhi melangsungkan puasa sampai meningal, menentang kekerasan antara kaum hindu dan muslim.

Semoga segala prinsip-prinsip yang gandhi ajarkan dapat kita terapkan pada kehidupan -- baik muslim,kristen,hindu, dll-berbangsa dan beragama. Karena perpecahan yang terjadi di zaman gandhi masih terjadi sampai saat ini.

Konsep yang dikemukakan Mahatma Gandhi diatas merupakan konsep yang mulia mengutamakan perdamaian tanpa diskriminasi. Pelajaran yang bisa dipetik dari ajaran Mahatma Gandhi adalah; pertama, ajaran ahimsa yang artinya tidak membunuh merupakan ajaran yang mulia dan merupakan ajaran universal serta dianut oleh semua agama di dunia. Jika  semua orang menganut ajaran ini, maka tidak ada lagi konflik di dunia dan tidak akan ada diskriminasi terhadap suku, agama dan ras. Kedua, konsep hartal yaitu berupa pemogokan masal selama ini diterapkan oleh para demonstran tidak hanya di India, sebagai bentuk protes terhadap pemerintah. Aksi damai ini dilakukan ketika kebijakan pemerintah tidak berpihak pada rakyat. Di Indonesia, aksi pemogokan sering dilakukan para demonstran. Hal ini bisa saja dilakukan asal tidak membahayakan diri sendiri. Artinya jangan sampai aksi mogok dilakukan terlalu lama sehingga membahayakan kesehatan jiwa. Ketiga, dengan penerapan konsep swadesi, maka suatu negara akan memiliki industri yang kuat. Kemandirian suatu bangsa akan tercipta dan produksi manufaktur akan berkembang, dan tidak ada ketergantungan akan impor. Swadesi dalam jangka pendek akan memperkuat industri dalam negeri, meskipun konsep ini akan bertentangan dengan konsep globalisasi.

Jika ajaran Mahatma Gandhi ini diamalkan, bisa dibayangkan perdamaian yang ada di India. Dengan adanya perdamaian, maka India akan dapat fokus dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Namun bagaimanakah faktanya? Tercatat ada 31 kerusuhan besar sepanjang 1923 sampai dengan 1928 dan kebanyakan terjadi di dekat masjid. Seperti kerusuhan Kalkuta yang terjadi pada April-Mei dan Juli 1926 yang menewaskan 140 orang. Penyebabnya antara lain adalah adanya seorang penabuh gendang bersikeras memainkan musik di dekat masjid ketika waktu sholat tiba.

Kerusuhan lain terjadi di Bhalgapur pada Oktober- November 1989. Kerusuhan dipicu oleh munculnya sejumlah hoaks terkait isu politik. Akibatnya, warga muslim bentrok dengan polisi yang dibantu warga Hindu yang melakukan pembakaran, penjarahan, hingga pembunuhan di Ditrik Bhalgapur. Sepanjang dua bulan masa mencekam itu, lebih dari seribu jiwa melayang, 900 jiwa diantaranya warga muslim.

Kemudian kerusuhan yang terjadi di Mumbai, 6 Desember 1992 sampai 2 Januari 1993. Pemicu kerusuhan adalah peledakan Masjid Babri oleh para aktivis Hindu dari Partai Shiv Sena. Sekitar 900 orang tewas akibat kerusuhan ini.

Kerusuhan kembali terjadi pada bulan Februari-Maret tahun 2002 yang dikenal dengan Pembantaian Gujarat. Korban tewas mencapai 1000 jiwa, 790 warga muslim dan 254 Hindu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun