5 Macam Gangguan Kesehatan Mental
Berikut beberapa gangguan kesehatan mental:
- Gangguan Kecemasan
Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi namun jarang dipahami oleh banyak orang. Anxiety disorder merupakan gangguan mental, yang membuat penderitanya hidup dengan penuh kecemasan, ketakutan, serta kekhawatiran berlebih. Kecemasan merupakan hal normal yang dapat dialami oleh semua orang. Tetapi pada gangguan ini, kecemasan yang dirasakan berlebihan dan berlangsung sangat lama hingga menimbulkan beberapa efek samping.
Gangguan kecemasan dapat berdampak pada gejala fisik seperti kesulitan tidur, denyut jantung yang berdetak dengan cepat, dan keringat berlebih. Selain itu, penderita gangguan kecemasan juga mengalami perubahan suasana hati atau mood yang sangat cepat.Â
Penderita juga mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi akibat kecemasan berlebih yang dirasakan. "Biasanya, penderita akan merespons benda atau situasi tertentu dengan sangat ketakutan, disertai gejala panik seperti detak jantung yang cepat dan berkeringat" kata Dr. Timothy Scarella, instruktur psikiatri di Harvard  Medical School.
- Bipolar
Gangguan bipolar adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati. Penderita gangguan bipolar dapat merasa sangat sedih dan putus asa dalam periode tertentu, kemudian menjadi sangat senang dalam periode yang lain. Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang sering terjadi dan tidak disadari.Â
Penyakit mental yang satu ini disebabkan oleh faktor biologis seperti keturunan atau kelainan fungsi otak. Bipolar disorder ditandai dengan kutub emosi yang berbeda, biasanya penderita penyakit ini mengalami mania atau emosi berlebih seperti amarah yang meledak-ledak, lalu kemudian dapat kembali tenan dengan sangat cepat, penyakit ini merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan namun dapat menjalani pengobatan atau terapi untuk meredakan gejala.
         Â
   3. Obsessive-Compulsive Disorders (OCD)
Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD akan diliputi kecemasan atau ketakutan.Â
Gangguan obsesif kompulsif dapat dialami oleh siapa saja. Meski lebih sering terjadi di awal usia dewasa, OCD juga bisa terjadi pada anak-anak atau remaja. Penderita OCD terkadang sudah menyadari bahwa pikiran dan tindakannya tersebut berlebihan, tetapi tetap merasa harus melakukannya dan tidak dapat menghindarinya.
Orang dengan gangguan OCD diliputi oleh pikiran atau ketakutan yang konstan terhadap sesuatu. Hal ini menyebabkan mereka melakukan rutinitas atau ritual tertentu.Â
Mereka memiliki obsesi dengan pemikiran yang terganggu dan melakukan ritual dengan kompulsif. Contoh kasus seseorang dengan OCD adalah ada seseorang yang merasa ketakutan berlebih terhadap kuman, sehingga dia akan terus menerus mencuci tangan dan anggota tubuh lainnya agar terhindar dari kuman. Seseorang yang memiliki gangguan obsesif kompulsif biasanya mengalami hal-hal berikut:
- Adanya suatu obsesi berupa pikiran, ide, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan, namun tetap muncul secara berulang. Dalam keseharian, keadaan ini kerap disebut dengan overthinking. Pada keadaan yang parah, overthinking bisa berubah menjadi obsesi. Obsesi ini menimbulkan rasa cemas atau emosi negatif lainnya, misalnya rasa jijik. Contoh obsesi tersebut adalah kecemasan berlebihan terhadap kebersihan, keamanan, atau simetri (tentang bentuk dan ukuran). Terkadang, orang yang mengalami obsesi juga bisa lebih sering melakukan doomscrolling.
- Menyadari bahwa obsesi dan kekhawatirannya tidak logis, namun tidak dapat menghentikan pemikiran atau rasa cemas tersebut.
- Melakukan aksi tertentu secara berulang untuk meredakan kecemasannya. Contohnya adalah mencuci tangan, memeriksa kunci pintu, mengatur posisi barang-barang tertentu, atau mengatakan suatu kalimat secara berulang. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
4. Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif (OCPD) Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (obsessive compulsive personality disorder atau OCPD) adalah kondisi di mana penderitanya memiliki kepribadian yang sangat perfeksionis dan terobsesi dengan kesempurnaan dalam semua aspek hidupnya.Â
Sering kali, seseorang dengan OCPD merasa bahwa caranya melakukan sesuatu adalah yang paling benar dan bertentangan dengan orang lain yang memiliki cara berbeda.Â
Seseorang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki pemikiran yang terpaku (preokupasi) pada keteraturan, kesempurnaan (perfeksionisme), kontrol mental dan kontrol hubungan dengan orang lain (interpersonal). Kondisi ini ditandai dari gejala berikut:
- Pikiran terpaku pada detail-detail kecil, peraturan, urutan, daftar, dan jadwal secara berlebihan, sehingga tujuan utama dari tugas yang harus dijalankannya terlupakan.
- Perfeksionisme yang berlebihan menyebabkan tugasnya tidak dapat diselesaikan karena hasil pekerjaannya tidak sesuai dengan standarnya yang sangat tinggi.
- Adanya dedikasi yang berlebihan terhadap pekerjaan (bukan untuk alasan keuangan), sehingga hubungan dengan keluarga, teman, atau orang di sekitarnya diabaikan.
5. Eating Disorders
Eating Disorders atau gangguan makan ini melibatkan emosi, sikap, dan perilaku ekstrem yang memengaruhi berat badan dan makanan penderitanya. Merasa selalu kelaparan dimanapun dan kapanpun atau tidak memiliki selera makan sama sekali adalah gejala yang umum diperhatikan. Anoreksia Nervosa dan Bullmia Nervosa termasuk dalam gangguan mental ini.Â
Anoreksia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan terhadap makanan. Penderita ini merasa takut apabila makanan yang dikonsumsi menyebabkan peningkatan berat badan. Sedangkan Bullmia Nervosa adalah kebalikannya, yaitu memiliki hasrat untuk menyantap makanan terus-menerus. Bullmia Nervosa sering diderita oleh para wanita. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H