Mohon tunggu...
Aan Anggraeni
Aan Anggraeni Mohon Tunggu... -

Hmm, senja ...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

No Name...

6 Mei 2013   17:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perih itu masih membekas

Disekujur tubuh dan lenganku

Ketika aku tertunduk sendirian

Di kursi pesakitan ...


Kau pun tertawa, sinis

Setelah kau cengkram lenganku

Dan kau cekik leherku


Luka itu kembali menyayat

Ketika aku mulai menggigil

Disudut-sudut kamar yang semakin lembab

Lalu gumam sendirian

Menatapi setiap mata pelarian

Bahwa kematian

Merajuk pada dendam masa silam


Karang itu akhirnya retak, ketika api benar-benar disulut dan menghancurkannya ..

'Apa artinya roh tanpa tubuh yang buncah dan terbelah' *(GM)

Ketika menyadari betapa semua tak ada artinya lagi, tak merasakan apapun dan kembali bergeming.

#Nyatanya, karang itu kian membatu ...

_'No name ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun