Ponorogo, Kediri dan Kalimantan timur adalah daerah dimana ketiga putranya tinggal, satu di antaranya tinggal satu kampung namun lokasinya agak jauh dari rumah simbok.
Tentang alasan kenapa Si Mbok tetap berjualan meskipun anak-anaknya telah hidup berkecukupan saya tidak pernah tahu. Satu hal yang senantiasa beliau sampaikan "jadi orang tua jangan berangan-angan --berharap-- ikut anak yang ini atau yang itu, tetap menjadi orangtua yang mandiri itu penting, agar sifat tamak terhadap pemberian anak tidak menguasai diri, dan kita bisa hidup rukun dengan menantu, karena menantu tau sebagai orangtua kita tidak pernah menuntut apa-apa selain menjaga kerukunan antar saudara.
Oh iya, sekilas tentang suami simbok, beliau mengalami keterbatasan dalam pendengaran namun meski demikian beliau tetap mencari dan menjual kembali dagangan dengan cara berkeliling membawa sepeda kayuh, jika lelah mengayuh beliau menumpang angkutan umum untuk sampai di rumah, dan berkumpul kembali dengan istrinya. Mboksah.
Semoga kisah yang saya sampaikan bisa bermanfaat buat kita semua, salam hangat dari saya yang berada jauh di ujung Malang, 3 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H