Selesai menyaksikan acara peresmian kelenteng Ing Hok King, kami singgah di rumah adik kedua ayah saya yang kebetulan sedang pulkam juga.
Tante yang biasa saya sapa jiko ini, tahun ini genap berusia 78 tahun. Menjelang usia 10 windu, beliau masih segar dan aktif.
Tante menjamu kami dengan beberapa hidangan khas Bagansiapiapi. Dari sana, bersama tante dan om, kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan perkantoran Pemda di Batu Enam.
Melintasi jalan Kecamatan, ada sesuatu yang menarik perhatian saya di sisi kanan jalan. Di sana terpampang tulisan "Hutan Kota Bagansiapiapi".
"Hutan kota! Saya pernah membaca artikel tentang Taman Air Mancur yang memiliki kurang lebih 100 pipa yang bisa memancarkan air warna-warni setinggi 10 meter di tempat ini. Masih adakah?" Tanya saya kepada Yusuf.
"Ibu mau singgah?" Yusuf balik bertanya. "Taman Air Mancur hanya dinyalakan pada event-event tertentu. Tetapi kita bisa singgah jika ibu ingin melihat-lihat suasana di dalam Hutan Kota."
Setelah berunding sebentar, kami memutuskan untuk singgah. Dibangun di atas tanah seluas 7 hektar, hutan kota ini diresmikan pada bulan Juni 2021 [1].
Terik matahari terasa membakar kulit saat kami keluar dari mobil. Area parkir yang luas, tampak lengang. Mungkin karena kami datang pada siang hari, tidak banyak pengunjung di sana.
Hutan kota ini tidak menetapkan besaran tarif karcis masuk. Hanya ada sebuah kotak yang diletakkan dekat pos penjaga. Pengunjung dapat memasukkan uang ke dalam kotak tersebut seikhlasnya.
Kami menyusuri lorong yang dihiasi lampu-lampu LED yang disusun membentuk barisan gapura. Yusuf bercerita bahwa pada sore menjelang senja, ketika lampu-lampu dinyalakan, tempat itu menjadi spot foto favorit pengunjung.
Terbayang bagaimana rasanya bergandengan tangan dengan suami, menyusuri lorong di bawah cahaya lampu dengan pohon yang rindang di kiri kanannya. Betapa romantis! Â Â
Agak ke dalam, Yusuf menyarankan kami untuk berhenti di sebuah jembatan. Menurutnya, jembatan tersebut adalah salah satu spot foto favorit pengunjung juga.
Selain jembatan, hutan kota ini juga dilengkapi dengan gazebo, danau buatan, dan taman bermain anak.
Melansir riaupower.com, dalam rangka  hari pahlawan tahun 2020, telah ditanam 2000 pohon seperti meranti, pulai, laban, gaharu, ketapang, dan tabebuya. [2]
Setiap pohon diberi rangka kayu untuk mengelilinginya. Pada rangka kayu, digantung kertas bertuliskan nama Indonesia dan nama Latin dari pohon tersebut.
Membaca artikel tentang kegiatan menanam 2000 pohon tiga tahun yang lalu, saya menduga bahwa awalnya area tersebut dimaksudkan sebagai sarana edukasi.
Sayang sekali, area tersebut kini tampak kurang terawat. Beberapa pohon tampaknya sudah dicabut. Beberapa kertas sudah terlepas.
"Ah, barangkali juga sedang ada peremajaan. Pohon-pohon yang dicabut mungkin memang sudah mati. Mungkin mereka akan menggantinya dengan tanaman baru." Komentar menantu saya.
Seorang petugas yang kami jumpai, menuturkan bahwa nantinya akan ada hewan yang didatangkan ke hutan kota, semacam kebun binatang mini. Areanya saat ini sedang disiapkan.
Menyusuri area dalam Hutan Kota Bagansiapiapi, om saya mengatakan bahwa keasrian tempat ini tidak kalah dengan tempat-tempat sejenis yang pernah dikunjunginya di luar kota, bahkan di luar negeri.
Dengan penataan kembali area pepohonan dan pembangunan kebun binatang mini, saya percaya hutan kota ini akan berfungsi sebagai sarana edukasi yang menyenangkan bagi anak-anak.
Saya membayangkan kegembiraan anak-anak sekolah yang datang ke Hutan Kota bersama para guru. Anak-anak itu pasti akan antusias belajar tentang keanekaragaman hayati dengan melihat tanaman dan hewan secara langsung, tidak hanya melalui gambar-gambar di buku maupun di layar komputer.
Jika kelak berkesempatan mengunjungi hutan kota ini lagi, saya ingin melakukannya di sore hari.Â
Pada saat itu, saya berharap dapat melihat pepohonan yang lebih asri dan kebun binatang mini yang sudah jadi, menikmati kuliner khas Bagansiapiapi dan mengagumi cindera mata karya para penggiat UMKM.
Terakhir namun tak kalah penting, saya berharap dapat melihat secara langsung keindahan air menari di Taman Air Mancur sebagaimana tampak pada video di bawah ini ....
25 Juli 2023
Siska Dewi
Anak Bagan yang kini terdampar di tengah belantara kota Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H