Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Empat Fase Menopause dalam Kehidupan Seorang Wanita

11 November 2022   13:59 Diperbarui: 12 November 2022   21:26 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahap pascamenopause | Foto: rawpixel/Freepik

Berkaca pada pengalaman di masa remaja, menurut saya, istilah “siklus menstruasi yang teratur” tidak selalu tepat. Sejak remaja, siklus menstruasi saya jarang teratur.

Situs healthline.com mendefinisikan pramenopause sebagai saat seorang wanita tidak memiliki gejala perimenopause. Ia masih mengalami menstruasi – baik itu teratur atau tidak – dan dianggap berada di tahun-tahun reproduksi. Beberapa perubahan hormonal mungkin terjadi, tetapi tidak ada perubahan nyata dalam tubuhnya. [2]

Beberapa wanita mungkin mengalami premenstrual syndrome (PMS) seperti perubahan suasana hati; merasa kesal, cemas atau mudah tersinggung; kelelahan atau kesulitan tidur; kembung atau sakit perut; sakit kepala; jerawatan; rambut berminyak; dan perubahan nafsu makan menjelang menstruasi. [3]

Mengenang masa muda, PMS yang paling sering saya rasakan adalah perubahan suasana hati. Saya bisa menjadi pemarah pada satu saat dan merasa sangat sedih pada saat berikutnya.

Gangguan fisik yang paling sering saya rasakan adalah sakit kepala dan sakit perut. Terkadang, saya terpaksa mengajukan cuti dari pekerjaan karena sakit perut hingga kram.

Kedua, Fase Perimenopause

Tahap perimenopause | Foto: cookie_studio/Freepik
Tahap perimenopause | Foto: cookie_studio/Freepik

Menurut Kantor Kesehatan Wanita (OWH) Amerika, perimenopause adalah transisi panjang menuju menopause. Menopause adalah waktu ketika menstruasi seorang wanita berhenti secara permanen dan ia tidak bisa hamil lagi. [4]

Saat tubuh seorang wanita bertransisi ke menopause, kadar hormonnya dapat berubah secara acak, menyebabkan gejala menopause yang tak terduga. Selama transisi ini, jumlah hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium, berkurang.

Siklus menstruasi menjadi tidak teratur karena ia mungkin tidak berovulasi setiap bulan. Siklus menstruasi mungkin menjadi lebih lama atau lebih pendek dari biasa.

Meskipun kesuburan dan kemungkinan reproduksi berkurang, seorang wanita masih bisa hamil selama fase perimenopause. Ia masih mungkin berovulasi, atau melepaskan sel telur, pada saat-saat tertentu.

Tetapi, tidak mungkin mengetahui dengan pasti kapan seorang wanita akan berovulasi. Karena itu, jika ia tidak ingin hamil, ia harus terus menggunakan alat kontrasepsi hingga 12 bulan setelah menstruasi terakhirnya. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun