Dr. Newson mengingatkan, perimenopause tidak terjadi dalam semalam. Anda mungkin akan mendapatkan gejala sesekali sebelum menstruasi, ketika hormon berada pada titik terendah.
Awalnya, gejala ini mungkin berlangsung dua atau tiga hari sebulan. Kemudian, secara bertahap meningkat dari sana.
Mungkin sulit untuk menyadari bahwa Anda perimenopause. Anda mungkin berpikir perubahan fisik atau mental disebabkan oleh pekerjaan, hubungan, stres, atau faktor kehidupan lainnya.
WHO mengingatkan bahwa gejala perimenopause sangat bervariasi dari orang ke orang. Ada yang hanya mengalami sedikit gejala ringan. Ada yang gejalanya parah dan bisa memengaruhi aktivitas dan kualitas hidup sehari-hari.
Di bawah ini adalah 5 gejala yang umum terjadi menurut WHO:
Pertama, hot flashes dan keringat malam. Hot flashes adalah perasaan panas yang tiba-tiba di wajah, leher dan dada. Sering disertai dengan kemerahan pada kulit, berkeringat, palpitasi (sebuah sensasi ketika jantung berdegup dengan kencang), dan perasaan tidak nyaman yang dapat berlangsung beberapa menit;
Kedua, perubahan keteraturan dan aliran siklus menstruasi, yang berpuncak pada berhentinya menstruasi;
Ketiga, vagina kering, nyeri saat berhubungan seksual dan inkontinensia (kondisi sulit menahan buang air kecil sehingga mengompol);
Keempat, kesulitan tidur/insomnia; dan
Kelima, perubahan suasana hati, depresi, dan/atau kecemasan.
Melihat ke belakang, saya termasuk yang hanya mengalami sedikit gejala ringan. Saya bahkan tidak ingat apakah pernah mengalami hot flashes atau inkontinensia.
Seperti yang dikatakan Dr. Newson, insomnia ringan dan perubahan suasana hati saya anggap sebagai akibat dari kesibukan kerja, stres dan masalah dalam hubungan. Saya tidak menyadari periode perimenopause tersebut.
Namun, seorang teman bercerita bahwa dia mengalami hot flashes yang sangat mengganggu. Kulitnya menjadi sangat kering hingga dia mengunjungi dokter kulit untuk perawatan.
Selain itu, gangguan kecemasan sempat memengaruhi hubungannya dengan suami. Dia menganggap sang suami tidak mau memahami kondisi yang dialaminya. Dia bahkan menjadi langganan psikolog selama periode tersebut.
Wasana Kata
Untuk mengoptimalkan kesehatan sebelum dan selama perimenopause, menurut Dr. Newson, kita perlu makan dengan baik, lebih banyak bergerak, tidur nyenyak, serta menjaga kesehatan dan kesejahteraan mental.
Jika Anda mengalami gejala yang parah hingga mengganggu kualitas hidup seperti yang dialami teman saya, ada baiknya mencari pertolongan dokter atau psikolog. Namun, jika Anda mengalami gejala perimenopause dalam usia 20-an atau 30-an, segeralah berkonsultasi ke dokter.