Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Masih Relevankah Mengajar Anak Menulis Surat dalam Era Digital?

2 September 2022   05:30 Diperbarui: 2 September 2022   14:15 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masih relevankah mengajar anak menulis surat dalam era digital? | sumber foto: parentcircle.com

Kapan terakhir kali Anda menulis surat kepada seseorang? Ya, tulisan tangan di atas selembar kertas!

Dalam era digital saat ini, menulis surat tampaknya agak berlebihan. Lebay, kata anak-anak muda.

Betapa cepat dan mudah kita berkomunikasi dengan seseorang di tempat nun jauh menggunakan bantuan teknologi, bukan? Jadi, mengapa harus repot-repot membuat surat yang ditulis tangan?

Dengan munculnya teknologi dalam bentuk surel dan aplikasi perpesanan, penulisan surat telah direduksi menjadi sebuah bentuk seni yang hanya dinikmati oleh segelintir orang. Timbul pertanyaan, masih relevankah mengajar anak menulis surat dalam era digital?

Masih relevankah mengajar anak menulis surat dalam era digital? | sumber foto: parentcircle.com
Masih relevankah mengajar anak menulis surat dalam era digital? | sumber foto: parentcircle.com

Pengalaman Menulis Surat 

Sejarah mencatat surat tulisan tangan pertama dibuat oleh Ratu Persia, Atossa, sekitar tahun 500 SM. Sang ratu mungkin tidak mengira bahwa dia telah memulai tren yang akan diikuti oleh generasi setelahnya. [1]

Surat berkembang menjadi bagian integral dari komunikasi selama berabad-abad. Tokoh terkenal dan rakyat jelata sama-sama menggoreskan pena di atas kertas untuk mencurahkan isi hati.

Orangtua menulis surat panjang tentang kehidupan untuk anak-anak mereka. Kaum revolusioner mengilhami jutaan orang melalui kata-kata yang tertulis di atas robekan kertas.

Agen rahasia menemukan catatan kecil berisi informasi berharga. Untuk waktu yang lama, dunia bergantung pada surat untuk mendapatkan informasi.

Pengalaman menulis surat | sumber foto: makeusof.com
Pengalaman menulis surat | sumber foto: makeusof.com

Generasi baby boomers, generasi X, dan sebagian generasi Y tentu pernah memiliki sahabat pena. Saat duduk di bangku sekolah, saya memiliki beberapa sahabat pena dari berbagai kota di dalam dan luar negeri.

Setiap kali ada surat yang datang, rasanya sangat senang mendapat aneka bentuk prangko. Hobi menulis surat pun serasa tidak lengkap tanpa mengoleksi prangko.

Saya bersyukur sempat belajar bahasa Mandarin selama beberapa tahun saat masih tinggal di kampung halaman. Bekal yang sedikit itu sangat bermanfaat ketika saya merantau ke Jakarta.

Dengan kosakata dan kemampuan menulis yang sangat terbatas, saya berusaha menulis surat untuk kakek di kampung. Ketika menerima balasan dari kakek, seringkali saya harus mencari kamus untuk memahami isi surat beliau.

Saya dan mantan pacar (sekarang suami) juga sempat mengalami pacaran jarak jauh selama beberapa tahun. Rasa deg-deg-an selama menunggu dan sensasi bahagia saat menerima balasan surat, sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata. Yang pernah mengalami pasti memahaminya.

Hari Penulisan Surat Sedunia

Richard Simpkin mengajak anak-anak menulis surat | sumber foto: worldletterwritingday.com
Richard Simpkin mengajak anak-anak menulis surat | sumber foto: worldletterwritingday.com
Zaman kiwari, anak-anak hampir tidak menulis apa pun dengan pena dan kertas selain pe-er mereka. Hal itu menimbulkan keprihatinan Richard Simpkin, seorang penulis, fotografer, dan seniman Australia.

Simpkin suka menulis surat kepada orang-orang yang dia anggap legenda. Dia sangat senang ketika para legenda menanggapi suratnya. Hal itu mendorongnya menyemangati orang lain untuk menulis surat kepada orang-orang yang mereka sayangi.

Atas prakarsa Simpkin, pada tanggal 1 September 2014, dirayakan Hari Penulisan Surat Sedunia. Dia mengunjungi sekolah-sekolah untuk mengadakan lokakarya menulis surat bersama anak-anak. Sejak saat itu, setiap tanggal 1 September diperingati sebagai Hari Penulisan Surat Sedunia.

Simpkin mendorong anak-anak dan orang dewasa untuk beristirahat sejenak dari media sosial guna menulis surat kepada seseorang. Bersama putranya, Oliver, dia menghadiri wawancara di sebuah program televisi pada September 2019 dan berbicara tentang pentingnya menulis surat.

Empat Manfaat Menulis Surat

Melansir worldletterwritingday.com, dalam era digital ini, mengajar anak-anak menulis surat masih relevan. Setidaknya, ada empat manfaat yang dapat dipetik.

Pertama, membuat anak menjadi pembelajar yang lebih baik 

Menulis surat membuat anak menjadi pembelajar yang lebih baik | sumber foto: teachingtimes.com
Menulis surat membuat anak menjadi pembelajar yang lebih baik | sumber foto: teachingtimes.com
Profesor Karin H. James Ph.D., direktur Program Studi Pascasarjana Ilmu Psikologi dan Otak di Indiana University Bloomington, telah mempelajari perkembangan otak pada anak kecil selama 20 tahun terakhir.

Dia tertarik pada bagaimana aktivitas bergerak dan menulis dapat membantu anak-anak berkonsentrasi, serta meningkatkan daya ingat mereka.

Dalam salah satu eksperimen sederhana, Prof. Karin meminta anak-anak mempelajari alfabet Yunani. Ada anak yang diminta menulis simbol Yunani (λ, π, Ω, Ψ) dengan tangan, ada yang diminta mengetiknya.

Setelah itu, peneliti menunjukkan simbol acak kepada anak-anak dan menanyakan apakah mereka pernah melihat simbol tersebut. Anak-anak yang menulis simbol, mengingatnya jauh lebih baik dibanding anak-anak yang mengetiknya [2].

Kedua, memperbaiki keindahan tulisan

Latihan menulis memperbaiki keindahan tulisan | sumber foto: kidadl.com
Latihan menulis memperbaiki keindahan tulisan | sumber foto: kidadl.com
Tidak diragukan lagi, sering berlatih menghasilkan tulisan tangan yang lebih baik. Dengan menulis surat, anak Anda mendapatkan cukup ruang untuk berlatih memperbaiki tulisan.

Menulis surat juga bisa menjadi cara yang baik untuk membantu anak mengenal konsep penulisan kursif. Penulisan kursif adalah gaya tulisan tangan yang huruf-hurufnya ditulis bergabung bersama dengan cara yang mengalir, umumnya dimaksudkan agar menulis lebih cepat. [3]

Ketiga, memperkaya kosakata

Menulis surat memperkaya kosakata | sumber foto:  worldletterwritingday.com
Menulis surat memperkaya kosakata | sumber foto:  worldletterwritingday.com
Saat mengetik di ponsel atau komputer, kata-kata dapat dihapus atau disusun ulang dengan mudah. Sebaliknya, menulis di atas kertas hampir permanen.

Tentu saja anak bisa menghapus saat menulis di atas kerta, namun itu memerlukan usaha ekstra. Dia juga bisa memilih mencoret kata-kata yang salah tulis, namun coretan tersebut akan mengganggu penampilan hasil tulisannya.

Jadi, anak Anda perlu memikirkan kata-kata yang akan dia gunakan untuk menuangkan pikirannya di atas kertas. Kegiatan ini akan mendorongnya berpikir lebih banyak dan mencari kata dan frasa yang akan membantunya mengekspresikan dirinya dengan lebih baik.

Keempat, meningkatkan kreativitas

Menulis surat meningkatkan kreativitas | sumber foto: medium.com
Menulis surat meningkatkan kreativitas | sumber foto: medium.com

Dann Albright, seorang konsultan pemasaran, mengatakan bahwa latihan menulis dapat meningkatkan kontrol terhadap otot-otot tangan dan pergelangan tangan. Latihan ini dapat mengembangkan tangan yang stabil.

Tangan yang stabil dibutuhkan dalam kegiatan kreatif, mulai dari kaligrafi, fotografi hingga melukis. Banyak penulis terkenal yang menulis novel dengan tangan.

Vladimir Nabokov menulis dengan pensil pada kartu indeks berukuran 3x5 inci. Truman Capote juga dikabarkan hanya menulis dengan pensil. Nail Gaiman, Stephen King, Dylan Thomas, John Steinbeck, dan J.K. Rowling semua berbicara tentang menulis dengan tangan. [4]

Menulis surat adalah salah satu cara membuat anak Anda berpikir lebih kreatif. Misalnya, bagaimana cara terbaik untuk menggambarkan perjalanan pertamanya ke pantai?

Menulis semuanya dalam sebuah surat membutuhkan waktu dan fokus. Hal ini membuat otak berpikir kreatif. Jadi, mencoba menuliskan kata-kata di atas kertas bisa menginspirasi ekspresi kreatif anak Anda.

Wasana Kata

Anak-anak adalah pembelajar yang bersemangat dan dapat mengembangkan keterampilan menulis dalam berbagai cara. Anda dapat membantu ketika mereka pertama kali belajar menulis surat.

Anda dapat mengajak mereka berbicara tentang ide-ide yang akan ditulis. Ini akan membantu mereka membangun pemahaman dan terlibat lebih penuh dalam proses penulisan.

Seiring waktu dan dengan latihan teratur, anak-anak akan mengembangkan keterampilan menulis dan belajar berpikir lebih dalam tentang cerita atau informasi yang mereka tulis.

Pembaca yang budiman, bagaimana pendapat Anda? Masih relevankah mengajar anak menulis surat dalam era digital ini? Sila tinggalkan catatan di kolom komentar jika berkenan. Terima kasih!

Jakarta, 01 September 2022

Siska Dewi

Referensi: 1, 2, 3, 4

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun