Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Langkah Menuju Pensiun Bahagia

30 Agustus 2022   23:11 Diperbarui: 31 Agustus 2022   21:28 3608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjaga jejaring sosial | sumber foto: Lifestylememory/Freepik

Mempersiapkan dana pensiun memang penting. Umumnya, perencanaan pensiun berpusat pada satu pertanyaan: Apakah tabungan, investasi, JHT, properti, dan sumber penghasilan pasif lain yang saya miliki, memberikan penghasilan yang cukup untuk mendanai gaya hidup pensiun yang saya inginkan?

Betul! Anda akan membutuhkan dana yang cukup agar dapat menjalani hidup yang layak pada masa pensiun. Namun, Anda tidak harus menjadi super kaya untuk bahagia.

Uang bukan satu-satunya faktor penentu masa pensiun yang bahagia. Setidaknya, ada 5 langkah lain yang perlu Anda persiapkan.

Pertama, Jaga Kesehatan Anda

Ilustrasi pola makan sehat | sumber foto: Lifestylememory/Freepik
Ilustrasi pola makan sehat | sumber foto: Lifestylememory/Freepik
Semua orang ingin hidup sehat, tidak terkecuali para pensiunan. Pada tahun 2014, Merrill Lynch dan Age Wave membuat survei bertajuk “Health and Retirement: Planning for the Great Unknown”. [1]

Survei ini ditanggapi oleh 3.000 responden. Tujuannya mengeksplorasi tantangan kesehatan di masa pensiun, dan bagaimana pra-pensiunan dapat mempersiapkan masa pensiun yang lebih sehat dan lebih aman secara finansial.

Para responden sepakat bahwa faktor yang paling utama untuk pensiun bahagia adalah kesehatan. Dua tantangan yang dikemukakan adalah: biaya kesehatan yang tidak dapat diprediksi, dan pensiun dini yang diakibatkan oleh masalah kesehatan.

Kabar baiknya, tidak ada kata terlambat untuk menerapkan pola hidup sehat. Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan mulai sekarang. [2

Langkah pertama adalah tidur yang cukup agar sel, jaringan, dan organ dapat bekerja dengan lebih baik. Langkah kedua adalah menerapkan pola makan sehat. Tingkatkan asupan sayur dan buah-buahan, makanan sumber protein, vitamin B12, asam folat, zinc, dan kalsium.

Ganti asupan lemak jenuh dengan lemak sehat. Kurangi konsumsi makanan manis, makanan padat energi, dan minuman ringan. Perbanyak minum air putih, dan hindari kebiasaan merokok serta minum minuman beralkohol.

Langkah berikutnya adalah olahraga. Olahraga membantu menjaga kebugaran, memperkuat otot, sendi, dan tendon, serta menurunkan risiko terkena cedera.

Melansir alodokter.com, ada 8 jenis olahraga yang cocok untuk lansia. Rutin berjalan di dalam rumah atau sekitar halaman dapat menambah stamina, membakar kalori berlebih, dan menguatkan jantung.

Bersepeda baik untuk meningkatkan kekuatan tulang dan sendi, serta menjaga kesehatan jantung. Berdansa baik untuk menjaga kebugaran dan keseimbangan tubuh.

Berenang dapat meningkatkan kekuatan otot dan sendi, melancarkan aliran darah, serta baik untuk kesehatan jantung, otak, dan paru-paru. Anda juga dapat mencoba pilates, yoga, tai chi, dan latihan keseimbangan. [3]

Dengan menjaga kesehatan, Anda dapat meminimalkan risiko biaya kesehatan dan risiko pensiun dini akibat gangguan kesehatan yang tak terduga.

Kedua, Jaga Jejaring Sosial Anda

Ilustrasi menjaga jejaring sosial | sumber foto: Lifestylememory/Freepik
Ilustrasi menjaga jejaring sosial | sumber foto: Lifestylememory/Freepik
Ketika pensiun, jejaring sosial juga ikut menyusut. Hal ini berisiko membuat seseorang menjadi terisolasi secara sosial.

Kondisi di atas dapat diperparah dengan kematian pasangan, berkurangnya kontak dengan teman dan keluarga, serta tidak terlibat dalam komunitas.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang terisolasi secara sosial memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan risiko kematian dini. [4]

Meskipun anak dan cucu tinggal jauh, Anda dapat tetap menjaga mereka sebagai jejaring sosial yang terdekat dengan komunikasi secara teratur. Ada banyak perangkat teknologi yang dapat Anda gunakan untuk mendukung kebutuhan ini.

Jika pasangan Anda masih hidup, ada banyak komunitas pasangan suami istri yang dapat Anda ikuti. Sebagai contoh, saya dan suami bergabung dalam Komunitas Marriage Encounter di gereja kami. Ada juga Komunitas Lanjut Usia Simeon-Hana.

Ketika pasangan hidup meninggalkan kita untuk selamanya, ada Perhimpunan Warakawuri untuk tempat berkomunitas. Selain itu, Anda dapat juga bergabung dengan komunitas-komunitas hobi.

Semakin banyak waktu yang dihabiskan dengan keluarga dan teman, semakin besar kemungkinan kita dapat menikmati kebahagiaan dalam hidup tanpa banyak stres dan kekhawatiran.

Ketiga, Temukan Makna Hidup Anda

Ilustrasi menemukan makna hidup | sumber foto: rawpixel/Freepik
Ilustrasi menemukan makna hidup | sumber foto: rawpixel/Freepik
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gallup memperlihatkan hasil yang menarik. 63% responden mengatakan akan terus bekerja, meskipun paruh waktu. Hampir 3 dari 4 responden berencana tetap bekerja setelah usia pensiun karena “ingin”, bukan karena “harus”. Dengan bekerja, mereka merasa hidup lebih bermakna. [5]

Sementara hasil penelitian Merrill Lynch dan Age Wave menemukan bahwa para pensiunan merasa lebih bahagia “membantu orang yang membutuhkan” ketimbang “menghabiskan uang untuk diri sendiri”.

Dengan menyumbangkan uang atau menjadi sukarelawan, mereka merasa hidup lebih bermakna serta lebih sehat dan bahagia.

Sebagian besar teman saya setuju bahwa masa pensiun perlu diisi dengan kegiatan bermakna. Kegiatan mereka mencakup mulai dari menjadi guru sekolah bina iman, mendampingi komunitas anak muda, hingga melayani sesama lansia.  

Keempat, Jangan Berhenti Belajar

Ilustrasi pensiunan yang tidak berhenti belajar | sumber foto: tima-miroshnichenko/pexels
Ilustrasi pensiunan yang tidak berhenti belajar | sumber foto: tima-miroshnichenko/pexels
Para ahli percaya bahwa mempelajari hal-hal baru dapat membantu Anda untuk tetap aktif secara mental. Melatih otak dapat mencegah penurunan kognitif dan mengurangi risiko demensia.

Menurut Healthbeat newsletter dari Harvard Medical School, menantang otak dengan latihan mental diyakini dapat mengaktifkan proses yang membantu menjaga sel-sel otak individu dan merangsang komunikasi di antara mereka. [6]

Kini, ada cukup banyak komunitas pensiunan yang memfasilitasi para anggotanya untuk mempelajari hal-hal baru sesuai bidang minat masing-masing. Sebagai contoh, Komunitas Fifty Plus. Para anggota, yang sebagian besar sudah pensiun, belajar menulis, fotografi, berkebun, berlatih meditasi hingga berinvestasi.

Dengan belajar bersama teman-teman komunitas, Anda juga dapat memperluas jejaring sosial dan melakukan kegiatan yang lebih bermakna.

Kelima, Senantiasa Bersyukur

Ilustrasi senantiasa bersyukur | sumber foto: health.harvard.edu
Ilustrasi senantiasa bersyukur | sumber foto: health.harvard.edu
Dalam penelitian psikologi positif, rasa syukur sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan. Rasa syukur membantu orang merasakan emosi yang lebih positif, menikmati pengalaman yang baik, meningkatkan kesehatan, mengatasi kesulitan, dan membangun hubungan yang kuat. [7]

Dua orang psikolog, Dr. Robert A. Emmons dari University of California, dan Dr. Michael E. McCullough dari University of Miami, telah melakukan banyak penelitian tentang rasa syukur. Dalam salah satu penelitian, mereka membagi responden menjadi 3 kelompok.

Kelompok pertama menulis tentang hal-hal yang mereka syukuri yang terjadi selama seminggu. Kelompok kedua menulis tentang kejengkelan sehari-hari atau hal-hal yang tidak menyenangkan. Kelompok ketiga menulis tentang peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi mereka, tanpa penekanan pada hal-hal positif atau negatif.

Setelah 10 minggu, mereka yang menulis tentang rasa syukur menjadi lebih optimis dan merasa lebih baik tentang kehidupan mereka. Anehnya, mereka juga lebih banyak berolahraga  dan lebih jarang sakit dibandingkan kelompok yang berfokus pada sumber kejengkelan.

Kabar baiknya, rasa syukur dapat dilatih. Berdoa adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa syukur.

Cara lain adalah menghitung berkat dan membuat gratitude journal. Sisihkan waktu setiap hari untuk merenungkan hal-hal baik yang Anda alami, kemudian menuangkannya dalam tulisan. Ketika gratitude journal tersebut Anda bagikan kepada orang-orang yang terkasih, jurnal tersebut akan menjadi berkat juga bagi mereka.

Wasana Kata  

Masa pensiun ibarat meninggalkan sebuah babak kehidupan untuk memasuki babak berikutnya. Selain dana pensiun, ada cukup banyak hal lain yang perlu dipersiapkan. 5 langkah yang diuraikan dalam artikel ini hanyalah beberapa contoh. 

Selamat mempersiapkan diri menyongsong masa pensiun yang bahagia!

Jakarta, 30 Agustus 2022

Siska Dewi

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun