Menurut National Research Group, pada 2021, 40% pengguna Fortnite adalah anak-anak antara usia 10 dan 17 tahun. Namun, kebangkitan hiburan virtual bukan hanya untuk anak-anak dan remaja.
Burning Man yang melibatkan banyak orang dewasa juga mengadakan acara di metaverse pada tahun 2020 dan 2021. Melansir Wikipedia, Burning Man adalah sebuah acara tahunan yang berfokus pada komunitas, seni, ekspresi diri, dan kemandirian. Acara ini diadakan di Blackrock City, Nevada, Amerika. [7]
Namun, Sassi mengatakan ia tidak tahu apakah perasaan, sentimen, pengalaman dan kenangan hiburan kehidupan nyata dapat direplikasi melalui aplikasi metaverse. Ia tidak yakin metaverse dapat menggantikan bagaimana perasaan seseorang ketika benar-benar berada di lokasi tersebut.
Kelima, dalam kehidupan sosial
Meskipun saat ini kita sudah menikmati pengalaman 'melihat' orang lain di belahan bumi lain melalui konferensi video dan acara virtual, Sassi yakin 100% bahwa acara virtual ini, bahkan jika dilakukan di AR/VR/MR, tidak dapat menyamai pengalaman 'dalam kehidupan nyata'.
Baru-baru ini ia berkesempatan menghadiri konferensi langsung setelah rentang panjang isolasi yang disebabkan oleh COVID-19. Ia menyadari tidak ada acara virtual dalam dua tahun terakhir yang dapat menyamai perasaan berbicara dengan orang sungguhan, dalam kehidupan nyata, dan menikmati apa yang ditawarkan dunia nyata.
Keenam, budaya, seni, dan perjalanan
Melalui replika digital, kita dapat menyaksikan dan berpartisipasi dalam kehidupan di masa lalu dalam latar apa pun atau mengalami budaya kontemporer yang mana pun. Ini adalah cara bagus untuk belajar tentang dunia.
Melansir chatnews.id, sebentar lagi Bali akan hadir di metaverse dengan nama BaliTwin. Para pengunjung dapat menjelajahi Bali secara virtual.
Wisatawan bisa merasakan pengalaman berkunjung ke pulau Dewata itu secara digital. Tentu dengan semua kegiatan yang bisa dilakukan di dunia nyata, seperti sekadar ngopi-ngopi hingga berbelanja secara digital. [8]