Bagaimana cara Anda melakukan ritual secara rutin untuk menunjukkan komitmen terhadap inovasi dan mengajak semua karyawan berpartisipasi?
Ada berbagai ritual yang dapat dilakukan untuk menjadikan inovasi budaya perusahaan. Sebagai contoh, Anda dapat menetapkan satu hari dalam sebulan sebagai hari berbagi ide.
Pada hari tersebut, Anda dapat mengumpulkan seluruh pegawai dan mengeksplorasi minat serta mengungkap ide-ide yang mungkin belum pernah disampaikan. Sesi ini sering kali menghasilkan ide-ide tak terduga untuk proyek inovasi berikutnya.
Contoh lain, Anda dapat membiasakan curah gagasan (brainstorming) di dalam tim yang Anda pimpin. Ketika ada ide baru dibagikan, dorong agar ada komentar yang mengarah kepada rencana aksi untuk mewujudkannya.
Kelima, lindungi dan berdayakan para inovator
Lindungi dan berdayakan para inovator. Ciptakan lingkungan yang kondusif bagi karyawan untuk berinovasi tanpa rasa takut.
Pengalaman inovasi memang penuh emosi. Ada yang diwarnai ketakutan, kecemasan, dan frustrasi; namun tidak sedikit yang dipenuhi kegembiraan, inspirasi, dan keberanian.
Sebagai contoh, ada CEO yang mengharuskan tim yang dipimpinnya mempresentasikan ide produk baru kepadanya setiap minggu. Ide yang dinilai bagus akan dipuji sementara yang dinilai buruk akan dicela.
Ide yang terealisasi sesuai harapan akan dihargai, sedangkan mereka yang mengalami kegagalan dalam proyek inovasi akan dihukum. Dapat dibayangkan seperti apa tekanan dan ketakutan yang dialami tim.
Penelitian McKinsey & Company menunjukkan hanya 11% perusahaan dengan budaya ketakutan tinggi yang berhasil membangun budaya inovasi. Pada perusahaan dengan budaya ketakutan rendah, tingkat keberhasilannya 58%.
Wasana kata
Belajar menerima kegagalan sebagai bagian dari proses inovasi lebih efektif daripada mencari kesempurnaan atau tidak melakukan apa-apa. Membebaskan diri dari rasa takut akan kegagalan membantu tim membangun budaya inovasi dan pembelajaran.