Dengan memecah resolusi tahunan menjadi bulanan, saya hanya perlu mengubah satu hal dalam satu waktu. Setelah perubahan tersebut dirasa menetap, barulah melangkah kepada perubahan berikutnya.
Dengan menetapkan hanya satu resolusi dalam satu bulan, saya akan terhindar dari rasa kewalahan. Ketika tidak merasa kewalahan, saya akan memiliki lebih banyak energi dan tekad untuk mencapai resolusi tersebut.
Kedua, fokus membentuk kebiasaan
Memecah resolusi tahunan menjadi resolusi bulanan bukan berarti resolusi bulan pertama akan ditinggalkan saat memasuki bulan kedua. Ketika menjalani resolusi bulan pertama, saya memiliki waktu untuk membentuk resolusi tersebut menjadi suatu kebiasaan.
Sebagai contoh, sepanjang Februari, saya ingin memulai perjalanan anti prokrastinasi. Setelah satu bulan, perjalanan anti prokrastinasi yang diulang setiap hari akan menjadi suatu kebiasaan yang “menempel” pada keseharian saya.
Ketika memindahkan fokus pada resolusi lain di bulan Maret, sikap anti prokrastinasi yang “menempel” tersebut tidak akan saya tinggalkan. Karena sudah menjadi kebiasaan, hal tersebut akan terlaksana secara otomatis.
Teman saya mengingatkan bahwa boleh saja memberi waktu dua sampai tiga bulan untuk sebuah resolusi yang memang tidak dapat terselesaikan dalam satu bulan. Yang terpenting adalah membuat perubahan positif tersebut menjadi suatu kebiasaan.
Ketiga, menyesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk suatu kebiasaan baru? Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh mereka yang ingin mengubah kebiasaan atau perilaku.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh European Journal of Social Psychology pada tahun 2009, Phillippa Lally dkk. menemukan bahwa dibutuhkan 18 hingga 254 hari untuk membentuk kebiasaan baru (1). Rentang waktu ini sangat bergantung pada perilaku masing-masing orang dan situasi yang dihadapi.
Dengan memecah resolusi tahunan menjadi resolusi bulanan, saya dapat mengatur resolusi mana yang akan menjadi prioritas dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan resolusi tersebut kebiasaan sebelum berpindah kepada resolusi yang lain.
Wasana kata
Meskipun sedikit terlambat, resolusi di momen Tahun Baru Imlek ini membuat saya lebih bersemangat menjalani hari. Saya berharap dapat menyelesaikan resolusi bulan pertama dan berlanjut pada bulan-bulan seterusnya.