Romo Cel mengatakan bahwa keterlibatan awam dalam pelayanan Paroki adalah suatu anugerah besar. Demikian juga kehadiran para suster yang hidup berlandaskan spiritualitas tarekat dan terlibat dalam pelayanan Paroki.
Kehadiran para suster telah ikut memperkaya kerohanian umat Paroki sehingga terus bertumbuh menjadi dewasa dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Oleh kemurahan hati Tuhan, Paroki terus bertumbuh dalam kemurahan hati, mewujudkan panggilan, perutusan, dan spiritualitas untuk terus menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama.
Seraya mengucap syukur, Romo Cel juga mengingatkan ada tiga tantangan besar yang dihadapi Gereja saat ini, yakni:
- Keterlibatan umat dalam kegiatan bergereja yang bertujuan untuk menumbuhkan iman, harapan, dan kasih
- Keterlibatan kaum muda dalam gerak langkah hidup menggereja dan bermasyarakat Paroki
- Kaderisasi, yakni hadirnya kader-kader yang siap untuk melayani Paroki dari tahun ke tahun
Tantangan-tantangan ini harus dijawab secara nyata melalui langkah-langkah yang konkrit. Kita perlu menemukan cara efektif melibatkan kaum muda dalam hidup menggereja. Bagaimana agar kaum muda siap dibentuk menjadi kader-kader yang siap melayani sehingga Paroki dapat terus bertumbuh dalam iman, harapan, dan kasih.
Refleksi diri: ulang tahun Paroki dan Hari Pohon Sedunia
Diary, dalam refleksiku, aku melihat hari ini sungguh unik. Hari ulang tahun Paroki kami juga bertepatan dengan Hari Pohon Sedunia. Hari Pohon Sedunia bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat dunia tentang pentingnya eksistensi pohon dan berbagai manfaat kehidupan yang diperoleh.
Ibarat sebatang pohon, eksistensi Paroki Kedoya tentunya juga bertujuan memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini mengingatkanku pada tema yang dicanangkan satu dekade yang lalu pada saat ulang tahun Paroki yang ke-25.
Tema “2 ikan 5 roti menjadi berkat bagi banyak orang” tersebut mengingatkan kepada Santo Andreas, pelindung Paroki kami. Dalam kisah Yesus menggandakan 5 roti dan 2 ikan untuk memberi makan 5.000 orang, Andreaslah yang menemukan anak yang membawa 5 roti dan 2 ikan tersebut serta membawanya kepada Yesus.
Meneladan Santo Andreas, Paroki kami juga hadir menjadi saluran berkat bagi lingkungan sekeliling. Dalam satu dekade ini, beberapa kali lingkungan sekitar gereja diterjang banjir. Wisma Siti Mariam, gedung serba guna, pun disulap menjadi crisis center. Orang muda Paroki siap sedia menjemput warga yang rumahnya terendam banjir dan membawa mereka ke wisma sebagai tempat pengungsian.
Para bapak bahu membahu dengan ibu-ibu, memasak di dapur umum. Anak-anak ikut membungkus nasi dan nasi bungkus kemudian diantar oleh para bapak dan orang muda kepada mereka yang membutuhkan.