Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Perhatikan 10 Hal Ini Saat Wawancara Kerja

19 September 2021   07:08 Diperbarui: 16 Mei 2022   22:38 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Curriculum vitae (CV) berperan penting saat Anda melamar pekerjaan. CV yang dikerjakan secara profesional dapat menarik perhatian calon atasan untuk mengundang Anda menghadiri wawancara kerja.

Namun, ada hal yang lebih penting daripada CV.        

Ya, mempersiapkan diri dengan matang dan menghadiri wawancara dengan sikap positif jauh lebih penting.

Saat wawancara kerja, Anda harus siap “menjual” diri Anda sebagai orang yang paling cocok untuk posisi yang ditawarkan. Perhatikan 10 hal di bawah ini agar peluang Anda untuk berhasil lebih besar.

Pertama, perhatikan penampilan Anda

Penampilan menentukan kesan pertama yang Anda timbulkan. Ada baiknya Anda mencari informasi mengenai aturan berpakaian di perusahaan yang Anda lamar. Boleh saja Anda berpakaian semi formal jika hal tersebut menjadi gaya busana mereka.

Jika Anda tidak yakin, pilihlah pakaian formal. Berpakaian terlalu santai bisa membuat suasana menjadi canggung dan tidak nyaman.

Dengan penampilan yang baik dan sopan, pewawancara akan menganggap Anda serius ingin bekerja di perusahaan mereka. Anda pun memiliki kesempatan yang lebih besar untuk diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Kedua, datang lebih awal

Ilustrasi datang terlambat (Foto oleh Ono Kosuki dari Pexels) 
Ilustrasi datang terlambat (Foto oleh Ono Kosuki dari Pexels) 

Saat mengundang Anda, HRD dan calon atasan telah meluangkan waktu untuk menunjukkan minat pada Anda. Mereka ingin mengenal Anda lebih dalam. Mereka ingin tahu bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan budaya dan organisasi mereka.

Jangan buang waktu mereka dengan datang terlambat! Hal ini dapat memberi kesan pada mereka bahwa Anda tidak serius atau tidak dapat diandalkan. Sebaliknya, berusahalah datang lebih awal. 

Melansir HuffPost, Amy Polefrone, CEO dari HR Strategy Group mengatakan paling baik jika tiba 10-15 menit sebelum jadwal wawancara.

Josh Doody, seorang salary negotiation coach dan mantan hiring manager juga menyarankan untuk berangkat 15 menit lebih awal guna mengantisipasi hal-hal yang tak terduga dalam perjalanan.

Hal yang sama juga disarankan Phyllis Hartman, pendiri perusahaan sumber daya manusia PGHR Consulting. “Datanglah sekitar 15 menit lebih awal, jika pewawancara sudah siap lebih awal, maka Anda dalam posisi yang baik,” katanya.

Namun demikian, datang terlalu awal juga berpotensi memberi impresi buruk. Jika Anda datang terlalu awal, tim pewawancara mungkin masih sibuk dengan aktivitas lain. 

Kedatangan Anda yang terlalu awal mungkin akan membuat mereka merasa tidak nyaman, gugup, gelisah dan diburu-buru. Mereka juga akan bertanya-tanya, mengapa pelamar ini datang begitu cepat.

Ketiga, lakukan riset tentang perusahaan

Salah satu persiapan penting yang perlu Anda lakukan sebelum wawancara adalah mencari informasi tentang perusahaan. Pastikan Anda memiliki pemahaman dasar tentang latar belakang perusahaan dan apa yang mereka lakukan sebelum Anda menghadiri wawancara.

Jika pewawancara bertanya mengenai apa yang Anda ketahui tentang perusahaan, sebutkan beberapa poin penting dan akhiri dengan “...tetapi bisakah Anda memberi tahu saya lebih banyak lagi?” atau “...saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang hal tersebut”.

Keempat, perhatikan bahasa tubuh dan tunjukkan minat

Bahasa tubuh bisa menjadi berkat sekaligus kutukan. Perhatikan saat pewawancara sedang berbicara dan lakukan kontak mata. 

Jika Anda tidak memperhatikan, pewawancara mungkin berpikir bahwa Anda tidak tertarik dan Anda mungkin kehilangan kesempatan untuk diterima.

Anda memang tidak harus tampak sangat desperate. Namun, hal itu tidak berarti bahwa Anda tidak perlu menunjukkan minat.

Kelima, ceritakan tentang pengalaman Anda 

Ilustrasi wawancara kerja (Foto oleh yanalya/freepik)
Ilustrasi wawancara kerja (Foto oleh yanalya/freepik)

Sebelum sampai ke tahap wawancara, pewawancara tentu telah mempelajari CV Anda. Persiapkan diri untuk menjawab pertanyaan, “Ceritakan tentang pengalaman Anda.”

Sebagai bagian dari persiapan, pelajari uraian pekerjaan posisi yang Anda lamar. Tunjukkan bahwa Anda mampu menangani pekerjaan tersebut dengan baik.

Ingatlah kualifikasi yang dibutuhkan oleh peran tersebut, termasuk tugas sehari-hari, keterampilan yang diperlukan, dan teknologi atau peralatan tertentu yang menunjang. Ceritakan keterampilan dan pengalaman Anda yang mendukung.

Ingatlah juga pengalaman yang telah Anda cantumkan dalam CV. Ceritakan pengalaman yang paling relevan dengan pekerjaan yang dilamar dan fokus pada tugas, keterampilan, serta pencapaian Anda.

Keenam, jangan berbicara terlalu banyak

Wawancara adalah komunikasi dua arah. Jawablah pertanyaan dengan lebih mendalam daripada sekadar menjawab "ya" atau "tidak", tetapi pastikan jawaban Anda tetap singkat.

Anda ingin pewawancara tetap fokus dan mendengarkan jawaban Anda. Karena itu, jangan terlalu banyak bicara dan jangan curhat.

Hindari jawaban panjang yang membosankan. Terlalu banyak membagi informasi yang tidak penting hanya akan membuat Anda terlihat tidak kompeten.

Ketujuh, tinggalkan ponsel Anda di dalam mobil

Ilustrasi ponsel berdering saat wawancara kerja (sumber foto: medcareerguide.com)
Ilustrasi ponsel berdering saat wawancara kerja (sumber foto: medcareerguide.com)

Jika Anda membawa mobil sendiri, tinggalkan ponsel Anda di dalam mobil. Jika tidak, matikan saja ponsel Anda dan simpan di dalam tas.

Pewawancara akan merasa sangat terganggu jika ponsel Anda berdering di tengah wawancara. Tidak ada yang lebih memalukan daripada insiden tersebut.

Selain itu, menerima panggilan telepon di tengah wawancara termasuk perbuatan yang tidak sopan. 

Kedelapan, hindari sikap negatif

Percaya diri itu baik, tetapi tampil sebagai orang yang tahu segalanya dan menganggap diri lebih baik daripada orang lain itu buruk. Tampilkan diri sebagai kandidat yang berkualifikasi tinggi namun jangan melebih-lebihkan keterampilan atau pencapaian Anda dengan cara yang sombong. 

Pertahankan nuansa positif meskipun Anda sedang menceritakan situasi negatif yang pernah Anda alami. Tunjukkan bahwa Anda tetap bersikap tenang dan dapat mengatasi situasi tersebut.

Kesembilan, menjelekkan perusahaan atau rekan kerja lama

Menjelekkan perusahaan tempat kerja lama, mantan atasan, atau mantan rekan kerja adalah salah satu kesalahan yang benar-benar fatal. 

Ingatlah bahwa dunia ini kecil. Berbicara negatif tentang perusahaan, atasan, atau rekan kerja masa lalu bukanlah ide yang baik.

Pembicaraan itu akan meninggalkan kesan pertama yang buruk. Ketika ditanya tentang pengalaman negatif di tempat kerja yang lalu, ceritakanlah hal itu dengan netral dan objektif sebagai momen pembelajaran.

Kesepuluh, terlalu cepat bertanya apakah Anda diterima

Setelah wawancara, jangan terlalu cepat menelepon untuk bertanya apakah Anda diterima. Ingatlah bahwa Anda bukan satu-satunya pelamar yang diwawancarai untuk posisi itu. Bersabarlah dan beri waktu yang cukup bagi perusahaan untuk memprosesnya.

Sebagai gantinya, Anda dapat mengirim ucapan terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada Anda.

Dengan mengimplementasikan 10 hal di atas, semoga peluang Anda untuk mendapatkan pekerjaan impian semakin terbuka.


Jakarta, 19 September 2021

Siska Dewi

Referensi: satu, dua

Baca juga:

  1. Pengalaman Saya dalam Negosiasi Gaji
  2. Yang Kudu dan Tabu dalam Negosiasi Gaji
  3. Mengenal 4 Taktik Perundung, Adakah di Lingkungan Kerja Anda?
  4. Kenali 10 Cara Efektif Penjenamaan Diri (Personal Branding) di Dunia Kerja
  5. Ini 11 Alasan Pegawai Berpura-pura Sakit dan Cara Mengatasinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun