Beliau juga adalah seorang yang visioner. Pada tahun 1990-an, ketika mayoritas pemilik perusahaan hanya memandang fungsi akuntansi sebagai fungsi pencatatan dan pengolahan data, beliau menyampaikan kepada saya sebuah harapan yang tidak lazim pada saat itu.
"Saya ingin kamu bukan hanya mencatat dan mengolah data, melainkan juga menganalisis dan menginterpretasi data. Jangan takut menyampaikan jika kamu melihat ada indikasi penyimpangan terhadap prosedur ataupun peluang perbaikan dan pengembangan."
Seiring bertambahnya masa kerja, saya mulai memahami gaya kepemimpinan bos saya. Beliau cenderung menerapkan gaya kepemimpinan otoritas (komando dan kontrol yang ketat), termasuk dalam hal perpajakan.
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. "
Beliau mengucapkan kalimat di atas sambil tersenyum memandang saya. Kalimat yang membuat saya terpana. Beliau adalah seorang Buddhis, tetapi beliau mengutip ucapan Yesus dengan sangat lugas.
"Jadi, kita harus taat pajak. Administrasikan dengan rapi seluruh PPN, demikian juga PPh 21. Pegawai kita pasti suatu hari ingin memiliki rumah, mobil, dan aset lainnya. Jika kita tidak taat menyetor dan melapor PPh 21, bagaimana cara para pegawai mempertanggungjawabkan asal usul uang yang mereka gunakan untuk membeli aset mereka?"
Kini, setelah 18 tahun meninggalkan perusahaannya, didikan beliau agar saya selalu taat pajak, masih terpatri erat dalam hati saya. Kartu NPWP saya adalah bukti yang kasat mata bahwa saya pernah bekerja untuk seorang bos jempolan yang luar biasa.
Pada kartu NPWP saya tertera kata-kata "Tanggal terdaftar: 24-09-2001". Pada tahun 2001, belum banyak individu yang memiliki NPWP.Â
Kami adalah sedikit dari pegawai yang langsung mengurus NPWP pada saat pertama kali pemerintah mewajibkan mereka yang berpenghasilan di atas PTKP untuk memiliki NPWP, meskipun hanya menerima penghasilan dari satu pemberi kerja.
Saya sungguh bersyukur bahwa Tuhan pernah mempertemukan saya dengan bos yang mendidik saya untuk menjadi orang bijak. Ya, orang bijak taat pajak.
"Selamat Hari Pajak Nasional".
Jakarta, 14 Juli 2021
Siska Dewi