Saya juga membawa sebotol air putih dan sebutir parasetamol. Keponakan saya menyarankan kepada saya untuk makan sebutir parasetamol segera setelah menerima vaksinasi.
Pelaksanaan vaksinasi berjalan dengan tertib. Protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.
Ada tiga lajur antrian: penerima vaksinasi ke-2, pralansia, dan perekraf. Saya berada di urutan nomor satu lajur pralansia.
Dengan memperlihatkan KTP dan tangkapan layar konfirmasi pendaftaran, saya menerima nomor antrian dari petugas. Saya mengisi data diri pada kertas berisi nomor antrian yang diberikan sesuai petunjuk.
Pos registrasi dan pos pengukuran tensi saya lalui dalam waktu sangat singkat. Tensi saya hari itu sedikit lebih tinggi dari biasa, namun masih jauh di bawah batas aman yang ditentukan.
Di meja berikutnya saya menjawab beberapa pertanyaan. Saya ada riwayat hipertensi namun cukup terkendali, waktu kecil sempat menderita sakit asma tetapi sudah sembuh total, dan pernah terdiagnosis prediabetes namun telah teratasi.
Setelah menjawab pertanyaan mengenai obat hipertensi yang rutin saya minum, saya diarahkan ke tempat vaksinasi. Petugas memperlihatkan sebotol vaksin yang masih baru, menyuntikkan ke lengan saya, dan selesai.
Selanjutnya saya diarahkan ke meja petugas yang kemudian memberikan Kartu Vaksinasi Covid-19 yang harus saya bawa saat akan menerima vaksin dosis ke-2 duabelas minggu kemudian.
Dalam waktu kurang dari 15 menit, saya sudah berada di mobil yang akan membawa saya pulang. Di dalam mobil, saya meminum sebutir parasetamol.
Lega sekali rasanya, ternyata tubuh saya menerima vaksin dengan sangat baik. Tidak ada sedikit pun efek samping yang saya rasakan. Keesokan harinya, saya sudah masuk kerja seperti biasa