Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pada Usia 25 Tahun, Saya Melepas Karier yang Sudah Mapan

13 Mei 2021   06:24 Diperbarui: 13 Mei 2021   17:45 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quarter life crisis (foto oleh Mentatdgt/pexels)

Seperti yang saya ceritakan di atas, bengkel mobil tersebut tutup permanen karena salah kelola. Kepala Bengkel yang sangat dipercaya oleh pemilik, malah menyalahgunakan kepercayaan tersebut. Sebagai staff administrasi yang belum punya pengalaman kerja sebelumnya, saya tidak berdaya menyaksikan ulahnya yang seperti pagar makan tanaman.

Tim Konsultasi Manajemen bertugas mempelajari kelemahan sistem di perusahaan klien dan merancang sistem perbaikannya. Sistem yang dirancang diharapkan dapat mencegah terjadinya kecurangan. Saya memutuskan bahwa inilah bidang yang akan saya geluti. 

Meskipun persyaratan jabatan untuk tim Konsultasi Manajemen adalah mahasiswa tingkat akhir yang sudah menyelesaikan seluruh mata kuliah Sistem Akuntansi dan Pemeriksaan Manajemen, melihat kegigihan saya, Pak JY berkenan memberi dispensasi.

Karier saya mulai berkembang dan saya begitu asyik bekerja hingga Pak JY menginstruksikan kepada saya untuk mengambil cuti, pulang kampung dan menyelesaikan skripsi. 

Baca juga: Imlek 2021 dan Rencana Pulang Kampung yang Tertunda 

Usia 23 tahun, quarter life crisis - continued

Quarter life crisis (foto oleh Liza Summer/pexels)
Quarter life crisis (foto oleh Liza Summer/pexels)
Enam bulan sebelum berusia 23 tahun, saya resmi menyandang gelar Sarjana Ekonomi. Pak JY menghadiahkan kenaikan jabatan. Saya diangkat menjadi Supervising Consultant

Saya lihat ibu mulai gelisah. Beliau mulai sering bertanya-tanya tentang teman pria saya.

Saya kembali bertanya tentang tujuan hidup saya. Saya pikir, saya telah membuat ibu merasa bangga dengan semua pencapaian saya. 

Dari cara ibu bercerita tentang pencapaian saya dalam pendidikan dan dalam pekerjaan, saya tahu bahwa ibu bangga. Namun demikian, saya pun dapat merasakan kecemasan ibu atas diri saya.

Sampai batas tertentu, saya dapat memahami kecemasan ibu. Dalam masyarakat yang masih beranggapan bahwa seorang gadis muda seyogianya sudah menikah pada usia tertentu, ibu mana yang merasa nyaman jika anak perempuan satu-satunya digelari “perawan tua”?

Tuhan, di manakah dia yang dari tulang rusuknya Engkau ciptakan saya?

Usia 24 tahun, akhirnya kutemukan

Menjelang usia dua puluh empat tahun, Tuhan mempertemukan hati kami. Dia bukan orang yang jauh di seberang lautan. Selama beberapa tahun, dia bahkan dekat dengan saya. Kami satu divisi. Kami sering menangani proyek bersama-sama.

Dia yang dengan sabar mendengarkan kesedihan saya ketika kakek sakit keras dan saya tidak dapat pulang untuk menjenguk beliau. Dia yang memberikan buku “When Bad Things Happen to Good People” ketika kakek pergi meninggalkan saya untuk selama-lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun